Siaga Film: Perempuan Berkalung Sorban
Rabu, 31 Desember 2008
Rabu, Desember 31, 2008
,
0 Comments
Label: Drama , Etnik , Film , Hanung Bramantyo , Indonesia , Siaga Film , Upcoming
Label: Drama , Etnik , Film , Hanung Bramantyo , Indonesia , Siaga Film , Upcoming
Setelah sukses dengan film Get Married, Hanung Bramantyo bersama Starvision ingin mengulang kembali kesuksesan itu lewat film PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN.
Ini adalah sebuah kisah pengorbanan seorang perempuan, Seorang anak kyai Salafiah sekaligus seorang ibu dan isteri. Anissa (Revalina S Temat), seorang perempuan dengan pendirian kuat, cantik dan cerdas. Anissa hidup dalam lingkungan keluarga kyai di pesantren Salafiah putri Al Huda, Jawa Timur yang konservatif. Baginya ilmu sejati dan benar hanyalah Qur’an, Hadist dan Sunnah. Buku modern dianggap menyimpang
Dalam pesantren Salafiah putri Al Huda diajarkan bagaimana menjadi seorang perempuan muslim dimana pelajaran itu membuat Anissa beranggapan bahwa Islam membela laki-laki, perempuan sangat lemah dan tidak seimbang
Tapi protes Anissa selalu dianggap rengekan anak kecil. Hanya Khudori (Oka Antara), paman dari pihak Ibu, yang selalu menemani Anissa. Menghiburnya sekaligus menyajikan ‘dunia’ yang lain bagi Anissa. Diam-diam Anissa menaruh hati kepada Khudori. Tapi cinta itu tidak terbalas karena Khudori menyadari dirinya masih ada hubungan dekat dengan keluarga Kyai Hanan (Joshua Pandelaky), sekalipun bukan sedarah. Hal itu membuat Khudori selalu mencoba membunuh cintanya. Sampai akhirnya Khudori melanjutkan sekolah ke Kairo. Secara diam-diam Anissa mendaftarkan kuliah ke Jogja dan diterima tapi Kyai Hanan tidak mengijinkan, dengan alasan bisa menimbulkan fitnah, ketika seorang perempuan belum menikah berada sendirian jauh dari orang tua. Anissa merengek dan protes dengan alasan ayahnya.
Akhirnya Anissa malah dinikahkan dengan Samsudin (Reza Rahadian), seorang anak Kyai dari pesantren Salaf terbesar di Jawa Timur. Sekalipun hati Anissa berontak, tapi pernikahan itu dilangsungkan juga. Kenyataan Samsudin menikah lagi dengan Kalsum (Francine Roosenda). Harapan untuk menjadi perempuan muslimah yang mandiri bagi Anissa seketika runtuh
Dalam kiprahnya itu, Anissa dipertemukan lagi dengan Khudori. Keduanya masih sama-sama mencintai.…
Apakah cinta anissa dan Khudori berakhir di pernikahan? Bagaimana hubungan Anissa dan kedua orang tuanya dan Samsudin suaminya? Apakah Anissa dapat menjadi muslimah seperti yang diinginkan orang tuanya?
Diluar proses penulisan skenario yang cukup panjang, persiapan film ini memakan waktu 3 bulan (dari bulan Juni – Agustus 2008) mulai dari penyusunan konsep, rekruitmen crew dan penyatuan visi dan misi terhadap kumpulan berbagai kreatif yang terlibat hingga casting. Tim kreatif yang dipilih melibatkan Ginatri S. Noor & Hanung Bramantyo (Screenplay), Faozan Rizal (DOP), Oscart Firdaus (Art Director), Wawan I Wibowo (Editor), Adimolana & Adityawan Susanto (Sound), Tya Subiakto (Music Director), Retno Ratih Damayanti (Make Up & Costum), Suatu komposisi tim yang sudah memiliki nama dan kompetensi di dunia perfilman nasional.
Di dalam casting awalnya menemukan banyak sekali kendala, mulai dari pemilihan pemeran utama, Annisa dan juga Pemeran Pendamping Kyai Hanan, sebagai Ayah Annisa. Setelah melalui proses casting yang cukup melelahkan serta diskusi diantara para team kreatif maka terpilihlah Revalina S Temat sebagai Annisa dan Joshua Pandelaki sebagai Kyai Hanan. Selain dua nama tersebut, yang memang sudah tidak asing lagi di dunia perfilman Indonesia, ada sederetan nama aktor dan aktris ternama lainnya, seperti, Widyawati sebagai Nyai atau Ibu Annisa, Cici Tegal sebagai Nyai Syarifah, Leroy Osmani sebagai Kyai Ali, Oka Antara sebagai Khudori, Eron Lebang sebagai Reza, Pangky Suwito sebagai Ayah Samsuddin, Eda Leman Sebagai Ibu Samsuddin, Berliana Febrianti Sebagai Maryam, Risty Tagor sebagai Ulfa. Dan film ini juga didukung oleh pendatang baru Reza Rahardian sebagai Samsuddin.
Hunting atau pencarian lokasi juga dilakukan dengan seksama dengan sangat detail. Ada beberapa lokasi di Jogjakarta, Jakarta dan Bogor. Untuk Jogjakarta mengambil beberapa lokasi pantai yang dipakai sebagai view dari pemandangan pantai sekitar Pondok pesantren, exterior rumah Kyai Hanan, set Istal Kuda dan tentunya establish dari kota Jogjakarta itu sendiri. Sedangkan Jakarta memilih lokasi dibeberapa bangunan tua di kota lama, Jakarta utara. Beberapa bangunan-bangunan kuno di kota lama ini diset sebagai kampus, Gedung Bioskop Jombang dan pasar Jombang. Khusus untuk Set pasar Jombang ini melibatkan kurang lebih 150 figuran. Selain dua kota tersebut dipilih juga kota Bogor yang terkenal dengan hawa sejuknya. Di kota ini team artistik memanfaatkan sebuah bangunan tua peninggalan Belanda sebagai set Pesantren Al-Huda. Untuk menciptakan suasana pesantren ini, melibatkan lebih dari 200 figuran yang membuat suasana pesantren menjadi lebih hidup dan nampak riil. Selain itu, sebuah rumah tua di salah satu sudut kota Bogor juga digunakan sebagai set rumah Samsuddin.
Selain itu Banyak hal yang menarik selama shooting, dimana pemeran utama Revalina S Temat yang sebelumnya telah berlatih terlebih dahulu selama 1 minggu di Jakarta untuk menunggang kuda, tetap mendapatkan kendala pada saat proses shoting berlangsung, terlebih lagi proses pengambilan adegan menunggang kuda di bibir pantai ini harus dilakukan berulang-ulang yang cukup menguras energi. Dan untuk beberapa adegan menunggang kuda di sebuah padang pasir di Pantai Parangkusumo, Revalina harus digantikan oleh Stunt In yang telah berpengalaman dalam menunggang kuda. Selain itu ada juga sebuah adegan dimana jalanan depan kraton Jogja harus diblokir untuk membuat set adegan pawai bermotor dari kampanye sebuah partai politik ditahun 1996. dalam adegan pawai bermotor ini melibatkan kurang lebih 70 motor dengan jumlah figuran lebih dari 100 orang lengkap dengan atribut parpol yang telah dibuat oleh team artistik dan juga kostum. Selain adegan pawai bermotor ada pula sebuah adegan yang melibatkan 150 figuran di sebuah set istal kuda dipinggir pantai Krakal Jogjakarta, dimana semua pemain terlibat dalam scene ini, sebuah scene yang menguras energi dan emosi, ditengah terik mentari yang menyengat kulit. Semua pemain dan Crew film bahu-membahu untuk menciptakan sebuah adegan yang dramatis. Dengan kesungguhan dan komitmen yang tinggi untuk menghadirkan tontonan yang bermutu dan akhirnya semua-nya bisa terselesaikan dengan hasil yang memuaskan.
Rangkaian gambar-gambar indah dalam film ini terekam dalam bahan baku film Seluloid 35 Mm. Film ini ingin menghadirkan unsur romance dan drama yang bisa menguras air mata, Sebuah film yang dibuat dengan penuh kesungguhan dan dengan penuh rasa cinta ini akan segera beredar di jaringan cineplex 21 mulai 15 Januari 2009.
Source: Cineplex21, Perempuan Berkalung Sorban Facebook
Ini adalah sebuah kisah pengorbanan seorang perempuan, Seorang anak kyai Salafiah sekaligus seorang ibu dan isteri. Anissa (Revalina S Temat), seorang perempuan dengan pendirian kuat, cantik dan cerdas. Anissa hidup dalam lingkungan keluarga kyai di pesantren Salafiah putri Al Huda, Jawa Timur yang konservatif. Baginya ilmu sejati dan benar hanyalah Qur’an, Hadist dan Sunnah. Buku modern dianggap menyimpang
Dalam pesantren Salafiah putri Al Huda diajarkan bagaimana menjadi seorang perempuan muslim dimana pelajaran itu membuat Anissa beranggapan bahwa Islam membela laki-laki, perempuan sangat lemah dan tidak seimbang
Tapi protes Anissa selalu dianggap rengekan anak kecil. Hanya Khudori (Oka Antara), paman dari pihak Ibu, yang selalu menemani Anissa. Menghiburnya sekaligus menyajikan ‘dunia’ yang lain bagi Anissa. Diam-diam Anissa menaruh hati kepada Khudori. Tapi cinta itu tidak terbalas karena Khudori menyadari dirinya masih ada hubungan dekat dengan keluarga Kyai Hanan (Joshua Pandelaky), sekalipun bukan sedarah. Hal itu membuat Khudori selalu mencoba membunuh cintanya. Sampai akhirnya Khudori melanjutkan sekolah ke Kairo. Secara diam-diam Anissa mendaftarkan kuliah ke Jogja dan diterima tapi Kyai Hanan tidak mengijinkan, dengan alasan bisa menimbulkan fitnah, ketika seorang perempuan belum menikah berada sendirian jauh dari orang tua. Anissa merengek dan protes dengan alasan ayahnya.
Akhirnya Anissa malah dinikahkan dengan Samsudin (Reza Rahadian), seorang anak Kyai dari pesantren Salaf terbesar di Jawa Timur. Sekalipun hati Anissa berontak, tapi pernikahan itu dilangsungkan juga. Kenyataan Samsudin menikah lagi dengan Kalsum (Francine Roosenda). Harapan untuk menjadi perempuan muslimah yang mandiri bagi Anissa seketika runtuh
Dalam kiprahnya itu, Anissa dipertemukan lagi dengan Khudori. Keduanya masih sama-sama mencintai.…
Apakah cinta anissa dan Khudori berakhir di pernikahan? Bagaimana hubungan Anissa dan kedua orang tuanya dan Samsudin suaminya? Apakah Anissa dapat menjadi muslimah seperti yang diinginkan orang tuanya?
Diluar proses penulisan skenario yang cukup panjang, persiapan film ini memakan waktu 3 bulan (dari bulan Juni – Agustus 2008) mulai dari penyusunan konsep, rekruitmen crew dan penyatuan visi dan misi terhadap kumpulan berbagai kreatif yang terlibat hingga casting. Tim kreatif yang dipilih melibatkan Ginatri S. Noor & Hanung Bramantyo (Screenplay), Faozan Rizal (DOP), Oscart Firdaus (Art Director), Wawan I Wibowo (Editor), Adimolana & Adityawan Susanto (Sound), Tya Subiakto (Music Director), Retno Ratih Damayanti (Make Up & Costum), Suatu komposisi tim yang sudah memiliki nama dan kompetensi di dunia perfilman nasional.
Di dalam casting awalnya menemukan banyak sekali kendala, mulai dari pemilihan pemeran utama, Annisa dan juga Pemeran Pendamping Kyai Hanan, sebagai Ayah Annisa. Setelah melalui proses casting yang cukup melelahkan serta diskusi diantara para team kreatif maka terpilihlah Revalina S Temat sebagai Annisa dan Joshua Pandelaki sebagai Kyai Hanan. Selain dua nama tersebut, yang memang sudah tidak asing lagi di dunia perfilman Indonesia, ada sederetan nama aktor dan aktris ternama lainnya, seperti, Widyawati sebagai Nyai atau Ibu Annisa, Cici Tegal sebagai Nyai Syarifah, Leroy Osmani sebagai Kyai Ali, Oka Antara sebagai Khudori, Eron Lebang sebagai Reza, Pangky Suwito sebagai Ayah Samsuddin, Eda Leman Sebagai Ibu Samsuddin, Berliana Febrianti Sebagai Maryam, Risty Tagor sebagai Ulfa. Dan film ini juga didukung oleh pendatang baru Reza Rahardian sebagai Samsuddin.
Hunting atau pencarian lokasi juga dilakukan dengan seksama dengan sangat detail. Ada beberapa lokasi di Jogjakarta, Jakarta dan Bogor. Untuk Jogjakarta mengambil beberapa lokasi pantai yang dipakai sebagai view dari pemandangan pantai sekitar Pondok pesantren, exterior rumah Kyai Hanan, set Istal Kuda dan tentunya establish dari kota Jogjakarta itu sendiri. Sedangkan Jakarta memilih lokasi dibeberapa bangunan tua di kota lama, Jakarta utara. Beberapa bangunan-bangunan kuno di kota lama ini diset sebagai kampus, Gedung Bioskop Jombang dan pasar Jombang. Khusus untuk Set pasar Jombang ini melibatkan kurang lebih 150 figuran. Selain dua kota tersebut dipilih juga kota Bogor yang terkenal dengan hawa sejuknya. Di kota ini team artistik memanfaatkan sebuah bangunan tua peninggalan Belanda sebagai set Pesantren Al-Huda. Untuk menciptakan suasana pesantren ini, melibatkan lebih dari 200 figuran yang membuat suasana pesantren menjadi lebih hidup dan nampak riil. Selain itu, sebuah rumah tua di salah satu sudut kota Bogor juga digunakan sebagai set rumah Samsuddin.
Selain itu Banyak hal yang menarik selama shooting, dimana pemeran utama Revalina S Temat yang sebelumnya telah berlatih terlebih dahulu selama 1 minggu di Jakarta untuk menunggang kuda, tetap mendapatkan kendala pada saat proses shoting berlangsung, terlebih lagi proses pengambilan adegan menunggang kuda di bibir pantai ini harus dilakukan berulang-ulang yang cukup menguras energi. Dan untuk beberapa adegan menunggang kuda di sebuah padang pasir di Pantai Parangkusumo, Revalina harus digantikan oleh Stunt In yang telah berpengalaman dalam menunggang kuda. Selain itu ada juga sebuah adegan dimana jalanan depan kraton Jogja harus diblokir untuk membuat set adegan pawai bermotor dari kampanye sebuah partai politik ditahun 1996. dalam adegan pawai bermotor ini melibatkan kurang lebih 70 motor dengan jumlah figuran lebih dari 100 orang lengkap dengan atribut parpol yang telah dibuat oleh team artistik dan juga kostum. Selain adegan pawai bermotor ada pula sebuah adegan yang melibatkan 150 figuran di sebuah set istal kuda dipinggir pantai Krakal Jogjakarta, dimana semua pemain terlibat dalam scene ini, sebuah scene yang menguras energi dan emosi, ditengah terik mentari yang menyengat kulit. Semua pemain dan Crew film bahu-membahu untuk menciptakan sebuah adegan yang dramatis. Dengan kesungguhan dan komitmen yang tinggi untuk menghadirkan tontonan yang bermutu dan akhirnya semua-nya bisa terselesaikan dengan hasil yang memuaskan.
Rangkaian gambar-gambar indah dalam film ini terekam dalam bahan baku film Seluloid 35 Mm. Film ini ingin menghadirkan unsur romance dan drama yang bisa menguras air mata, Sebuah film yang dibuat dengan penuh kesungguhan dan dengan penuh rasa cinta ini akan segera beredar di jaringan cineplex 21 mulai 15 Januari 2009.
Source: Cineplex21, Perempuan Berkalung Sorban Facebook