Shutter Island: Misteri di Tempat Terpencil
Minggu, 28 Februari 2010
Minggu, Februari 28, 2010
,
1 Comment
Label: Drama , Film 2010 , Misteri , Thriller
Label: Drama , Film 2010 , Misteri , Thriller
Mengangkat kisah misteri horror dari buku bestseller kedalam layar lebar memang diperlukan kepiawaian khusus agar menarik untuk ditonton. Apalagi buku bestseller punya fans tersendiri. Hal ini yang pengen dibuktikan oleh sutradara peraih penghargaan sebagai sutradara terbaik dalam ajang bergengsi Academy Award 2007 lewat film The Departed., Martin Scorsese lewat debut terbarunya Shutter Island.
Cerita diawali dengan perjalanan dua orang U.S bernama Teddy Daniels ( Leonardo Di Caprio ) bersama rekan kerja barunya, Chuck Aule ( Mark Rufallo ) ke sebuah pulau terpencil di area Massachusetts yang bernama Shutter Island yang berfungsi sebagai pusat rehabilitasi penyakit gangguan jiwa. Kedatangan Teddy ke pulau tersebut untuk menyelidiki kasus kaburnya seorang pasien penyakit jiwa bernama Rachel Solando ( Emily Mortimer’s ). Sebelum menghilang, Rachel sempat meninggalkan sebuah pesan yang bertuliskan 'Apa yang terjadi pada pasien 67'. Teddy yakin bahwa pesan ini ada sangkut pautnya dengan hilangnya Rachel dan bertekad menelusuri kasus ini.
Ketegangan mulai menyelimuti setiap adegan ketika Teddy tiba di pulau tersebut. Contohnya saat Teddy dan Chuck memasuki halaman pusat rehabilitasi disambut oleh para pasien penyakit jiwa dan adegan Teddy yang berusaha menyelamatkan Chuck ketika terjatuh ke laut. Pada adegan tersebut Robert Richardson, peraih penghargaan penata gambar terbaik dalam film The Aviator dan JFK mencoba menampilkan kesan keganjilan, kengerian dan keanehan yang mampu merayapi alam pikiran tiap penonton.
Sayangnya, tak semua pihak berminat menuntaskan kasus ini. Malahan pihak rumah sakit jiwa di sana menolak memberikan bantuan. Teddy akhirnya merasa curiga bahwa pihak rumah sakit terlibat sebuah kasus dan tak ingin Rachel ditemukan karena itu akan mengungkap sesuatu yang telah lama disembunyikan. Sayangnya Teddy bukan termasuk orang yang mudah menyerah. Ditambah lagi dengan badai yang menutup kemungkinan untuk meninggalkan pulau itu, tak ada pilihan buat Teddy selain melanjutkan penyelidikannya
Keunikan film ini makin diperlihatkan ketika alur cerita yang dikemas dengan teknik kilas balik dari kehidupan masa lalu Teddy sebagai seoarang veteran perang. Pengalaman masa lalu Teddy terus menghantui pikiran – pikirannya yang memilukan hati sehingga mempengaruhi upaya penyelidikan Teddy dalam mengungkap kasus yang sedang ditangani saat itu. Lebih dari itu, rasa penasaran penonton makin terusik dikala Teddy sang detektif berubah peran menjadi pasien penyakit jiwa yang divonis menderita psikopat akut.
Disinilah kemahiran sutradara Martin tak diragukan lagi dalam perfilman dunia. Hal itu terbukti pada film Shutter Island, Martin yang menggunakan teknik kilas balik pada beberapa adegan berusaha menyampaikan inti cerita sesungguhnya dengan mengajak penonton menelusuri jejak pikiran Teddy sebagai psikopat. Asal penontonnya jadi psikopat aja setelah nonton film ini.
Martin Scorsese memang bukan sutradara biasa. Bisa dibilang sutradara yang satu ini adalah legenda Hollywood yang masih ada hingga sekarang. Film-filmnya selalu mendapat pujian dari para kritikus dan SHUTTER ISLAND ini bukanlah pengecualian. Walaupun mungkin masih belum bisa disamakan film-film seperti GANGS OF NEW YORK atau RAGING BULL namun tetap saja SHUTTER ISLAND ini adalah sebuah film yang dikerjakan dengan serius.
Langkah awal Scorsese mengambil materi sudah tepat. Versi novelnya sendiri memang sempat mendapat pujian dari sebagian besar kritikus sekaligus sanggup merebut hati para pembaca. Keputusan menggaet Laeta Kalogridis untuk mengadaptasi novel ini menjadi sebuah skenario film juga tak salah karena penulis naskah ini mampu membawa roh novel karya Dennis Lehane ini ke bentuk nyata sebuah skenario.
Scorsese sepertinya juga tak mau mengambil risiko menggunakan aktor dan aktris baru dan memilih nama-nama besar seperti Leonardo DiCaprio yang sering main bersamanya, Ben Kingsley, Mark Ruffalo, dan Michelle Williams sebagai pemeran inti. Mungkin sekilas terdengar seperti marketing gimmick namun pada kenyataannya merek ini memang aktor dan aktris yang bisa diandalkan. Leonardo Di Caprio memang lebih pantas main difilm – film klasik kaya Titanic, Catch Me If You Can,dan Gangs of New York daripada film seperti The Beach. Di film ini penampilan fisik Leonardo sedikit berubah dengan badan yang agak gemuk
Setelah semua beres, kini tinggal tugas Scorsese menuangkan visinya ke dalam bentuk visual dan hasilnya memang memuaskan. Mulai dari angle pengambilan gambar, suara hingga special effect yang digunakan terasa sangat efektif membawa nuansa tegang pada penonton. Ada kesan seperti sedan menyaksikan karya Alfred Hitchcock seorang sutradara asal Inggris yang terkenal dengan film-film thriller-nya, namun itu tak jadi soal karena Scorsese tak sekedar mengekor saja
Selain itu, konflik – konflik seru antara Teddy dengan beberapa pasien pun diangkat agar menambah daya tarik film produksi Paramount Picture.
Pemeran
Leonardo DiCaprio sebagai Teddy Daniels, marsekal AS
Mark Ruffalo sebagai Chuck Aule, marsekal AS dan merupakan rekan Teddy.
Ben Kingsley sebagai Dr. John Cawley.
Michelle Williams sebagai Dolores Chanal, Istri Teddy.
Emily Mortimer sebagai Rachel Solando,pasien yang kabur .
Max von Sydow sebagai Dr. Jeremiah Naering.
Jackie Earle Haley sebagai George Noyce, pasien yang dimutilasi.
Ted Levine sebagai penjaga rumah sakit.
John Carroll Lynch sebagai McPherson, wakil penjaga rumah sakit.
Elisebagai Koteas sebagai Andrew Laeddis.
Patricia Clarkson sebagai Ethel Barton
Sutradara : Martin Scorsese
Produser:
Martin Scorsese
Bradley J. Fischer
Mike Medavoy
Arnie Messer
Sinematografi:Robert Richardson
Penyunting :Thelma Schoonmaker
Studio:
Phoenix Pictures
Appian Way Productions
Sikelia Productions
Distributor: Paramount Pictures
Cerita diawali dengan perjalanan dua orang U.S bernama Teddy Daniels ( Leonardo Di Caprio ) bersama rekan kerja barunya, Chuck Aule ( Mark Rufallo ) ke sebuah pulau terpencil di area Massachusetts yang bernama Shutter Island yang berfungsi sebagai pusat rehabilitasi penyakit gangguan jiwa. Kedatangan Teddy ke pulau tersebut untuk menyelidiki kasus kaburnya seorang pasien penyakit jiwa bernama Rachel Solando ( Emily Mortimer’s ). Sebelum menghilang, Rachel sempat meninggalkan sebuah pesan yang bertuliskan 'Apa yang terjadi pada pasien 67'. Teddy yakin bahwa pesan ini ada sangkut pautnya dengan hilangnya Rachel dan bertekad menelusuri kasus ini.
Ketegangan mulai menyelimuti setiap adegan ketika Teddy tiba di pulau tersebut. Contohnya saat Teddy dan Chuck memasuki halaman pusat rehabilitasi disambut oleh para pasien penyakit jiwa dan adegan Teddy yang berusaha menyelamatkan Chuck ketika terjatuh ke laut. Pada adegan tersebut Robert Richardson, peraih penghargaan penata gambar terbaik dalam film The Aviator dan JFK mencoba menampilkan kesan keganjilan, kengerian dan keanehan yang mampu merayapi alam pikiran tiap penonton.
Sayangnya, tak semua pihak berminat menuntaskan kasus ini. Malahan pihak rumah sakit jiwa di sana menolak memberikan bantuan. Teddy akhirnya merasa curiga bahwa pihak rumah sakit terlibat sebuah kasus dan tak ingin Rachel ditemukan karena itu akan mengungkap sesuatu yang telah lama disembunyikan. Sayangnya Teddy bukan termasuk orang yang mudah menyerah. Ditambah lagi dengan badai yang menutup kemungkinan untuk meninggalkan pulau itu, tak ada pilihan buat Teddy selain melanjutkan penyelidikannya
Keunikan film ini makin diperlihatkan ketika alur cerita yang dikemas dengan teknik kilas balik dari kehidupan masa lalu Teddy sebagai seoarang veteran perang. Pengalaman masa lalu Teddy terus menghantui pikiran – pikirannya yang memilukan hati sehingga mempengaruhi upaya penyelidikan Teddy dalam mengungkap kasus yang sedang ditangani saat itu. Lebih dari itu, rasa penasaran penonton makin terusik dikala Teddy sang detektif berubah peran menjadi pasien penyakit jiwa yang divonis menderita psikopat akut.
Disinilah kemahiran sutradara Martin tak diragukan lagi dalam perfilman dunia. Hal itu terbukti pada film Shutter Island, Martin yang menggunakan teknik kilas balik pada beberapa adegan berusaha menyampaikan inti cerita sesungguhnya dengan mengajak penonton menelusuri jejak pikiran Teddy sebagai psikopat. Asal penontonnya jadi psikopat aja setelah nonton film ini.
Martin Scorsese memang bukan sutradara biasa. Bisa dibilang sutradara yang satu ini adalah legenda Hollywood yang masih ada hingga sekarang. Film-filmnya selalu mendapat pujian dari para kritikus dan SHUTTER ISLAND ini bukanlah pengecualian. Walaupun mungkin masih belum bisa disamakan film-film seperti GANGS OF NEW YORK atau RAGING BULL namun tetap saja SHUTTER ISLAND ini adalah sebuah film yang dikerjakan dengan serius.
Langkah awal Scorsese mengambil materi sudah tepat. Versi novelnya sendiri memang sempat mendapat pujian dari sebagian besar kritikus sekaligus sanggup merebut hati para pembaca. Keputusan menggaet Laeta Kalogridis untuk mengadaptasi novel ini menjadi sebuah skenario film juga tak salah karena penulis naskah ini mampu membawa roh novel karya Dennis Lehane ini ke bentuk nyata sebuah skenario.
Scorsese sepertinya juga tak mau mengambil risiko menggunakan aktor dan aktris baru dan memilih nama-nama besar seperti Leonardo DiCaprio yang sering main bersamanya, Ben Kingsley, Mark Ruffalo, dan Michelle Williams sebagai pemeran inti. Mungkin sekilas terdengar seperti marketing gimmick namun pada kenyataannya merek ini memang aktor dan aktris yang bisa diandalkan. Leonardo Di Caprio memang lebih pantas main difilm – film klasik kaya Titanic, Catch Me If You Can,dan Gangs of New York daripada film seperti The Beach. Di film ini penampilan fisik Leonardo sedikit berubah dengan badan yang agak gemuk
Setelah semua beres, kini tinggal tugas Scorsese menuangkan visinya ke dalam bentuk visual dan hasilnya memang memuaskan. Mulai dari angle pengambilan gambar, suara hingga special effect yang digunakan terasa sangat efektif membawa nuansa tegang pada penonton. Ada kesan seperti sedan menyaksikan karya Alfred Hitchcock seorang sutradara asal Inggris yang terkenal dengan film-film thriller-nya, namun itu tak jadi soal karena Scorsese tak sekedar mengekor saja
Selain itu, konflik – konflik seru antara Teddy dengan beberapa pasien pun diangkat agar menambah daya tarik film produksi Paramount Picture.
Pemeran
Leonardo DiCaprio sebagai Teddy Daniels, marsekal AS
Mark Ruffalo sebagai Chuck Aule, marsekal AS dan merupakan rekan Teddy.
Ben Kingsley sebagai Dr. John Cawley.
Michelle Williams sebagai Dolores Chanal, Istri Teddy.
Emily Mortimer sebagai Rachel Solando,pasien yang kabur .
Max von Sydow sebagai Dr. Jeremiah Naering.
Jackie Earle Haley sebagai George Noyce, pasien yang dimutilasi.
Ted Levine sebagai penjaga rumah sakit.
John Carroll Lynch sebagai McPherson, wakil penjaga rumah sakit.
Elisebagai Koteas sebagai Andrew Laeddis.
Patricia Clarkson sebagai Ethel Barton
Sutradara : Martin Scorsese
Produser:
Martin Scorsese
Bradley J. Fischer
Mike Medavoy
Arnie Messer
Sinematografi:Robert Richardson
Penyunting :Thelma Schoonmaker
Studio:
Phoenix Pictures
Appian Way Productions
Sikelia Productions
Distributor: Paramount Pictures