Siaga Film : Modus Anomali
Kamis, 19 April 2012
Kamis, April 19, 2012
,
0 Comments
Label: Film 2012 , Indonesia , Joko Anwar , Siaga Film , Trailer
Label: Film 2012 , Indonesia , Joko Anwar , Siaga Film , Trailer
Film Indonesia sepertinya semakin menunjukan prestasinya di kancah perfilman Internasional. Setelah film The Raid yang telah malang melintang di berbagai festival film bergengsi di dunia bahkan sebelum filmnya resmi dirilis di Indonesia, kini satu lagi film Indonesia yang berhasil mengharumkan nama perfilman Indonesia.
Film Indonesia terbaru ini berjudul Modus Anomali. Film bergenre thriller, "Modus Anomali", diputar perdana di South by SouthWest (SXSW) Film Festival di Austin, Amerika Serikat pada 09-17 Maret lalu. . Film tersebut tayang pada section 'Midnighters. Section ini adalah bagian acara khusus menampilkan film-film terpilih ber-genre fantastik untuk ditayangkan pada tengah malam.
'Modus Anomali' tayang bersama film lainnya, seperti 'The Aggression Scale', 'Citadel, 'Girls Against Boys', 'Intruders', 'Iron Sky', 'Johttp://www.blogger.com/img/blank.gifhn Dies At The End', dan 'The Tall Man'. Beberapa tanggapan positif pun datang dari kritikus dan blogger film di Amerika Serikat.
“A memorable entry to the serial killer niche with playful twists and a unique premise,” ujar Peter Hall dari Movies.com.
Senior programmer and operations manager SXSW, Jarod Neece, mengungkapkan film-film tersebut merupakan jenis tontonan yang akan membuat pemirsa ketakutan. Ia mengaku ingin menyajikan bakat-bakat baru di dunia film horor. Jarod pun sempat memuji "Modus Anomali" yang menurutnya pantas untuk diperhitungkan.
"Sebagai pendatang baru, Joko Anwar dari Indonesia telah membuat film thriller psikologi yang sangat gila, ada banyak aksi di film itu," ungkap Jarod menjelaskan alasan terpilihnya "Modus Anomali". "Film ini menjadi bahan perbincangan seru dalam tim kami."
Jarod mengaku tim-nya berusaha menebak-nebak alur cerita film itu yang benar-benar tak bisa diduga. "Beberapa orang tak bisa menebak apa yang akan terjadi dan yang lain punya opini berbeda tentang alur ceritanya. Ini jenis film yang menimbulkan paranoid, suram dan sesak," ujar Jarod.
SXSW sendiri merupakan festival film dan musik interaktif terbesar kedua di Amerika Serikat. Jejaring sosial Twitter dan aplikasi geotagging Foursquare, mulai dikenal dan banyak digunakan pada acara SXSW.
Sepanjang acara SXSW (9 sampai 18 Maret), film yang diproduksi oleh LifeLike Pictures ini diputar sebanyak empat kali.
Modus Anomali jadi salah satu film yang diputar empat kali. Padahal kebanyakan film lain hanya diputar tiga kali," ungkap Joko usai memutar behind the scene Modus Anomali di acara GeekFest di Sasana Budaya Ganesa Bandung.
Nah, dari empat kali pemutaran itu, semua tiket habis terjual dan setiap teater berkapasitas 300 orang. "Jadi, ada sekitar 1200 orang yang menonton Modus Anomali," tambahnya.
Modus Anomali, yang ber-genre psychological thriller, memang dengan mudah diterima orang AS karena dialognya menggunakan bahasa Inggris. "Kenapa bahasa Inggris? Karena bisa dibilang dialognya sedikit, dan banyak kata-kata yang tidak enak didengar jika menggunakan bahasa
Indonesia," ujar Joko.
Seperti film Joko pada umumnya, ia tak ingin memberi identitas waktu dan tempat dalam cerita filmnya. Uniknya, Joko tidak memberikan pengenalan karakter yang mendalam kepada tokoh utama yang diperankan Rio Dewanto, dan tokoh-tokoh lainnya. Di sini, Joko juga mengurangi penggunaan properti.
Menurut Sheila Timothy selaku produser LifeLike Pictures, proses shooting Modus Anomali dilakukan selama 10 hari di hutan di Gunung Pancar Sentul, Jawa Barat, bulan November 2011.
Untuk menyesuaikan diri dengan lokasi shooting, para pemain dan kru film pun melakukan latihan fisik sebelum shooting dimulai.
LifeLike Pictures juga sedang melakukan negosiasi dengan dua distributor film internasional kenamaan, agar Modus Anomali bisa tayang di bioskop-bioskop Amerika Utara.
Bulan Juli 2011 lalu, film 'Modus Anomali' juga memenangkan penghargaan Bucheon Award di ajang Network of Asian Fantastic Films (NAFF) yang merupakan bagian dari Puchon International Fantastic Film Festival di Korea Selatan.
Joko Anwar bertindak sebagai sutradara dan penulis naskah film ini sekaligus. Film yang diproduseri Sheila Timothy itu juga akan dimeriahkan Rio Dewanto, Hannah Al Rashid, Izziati Amara Isman, Aridh Tritama, Surya Saputra dan Marsha Timothy. Di Indonesia, "Modus Anomali" akan dirilis April mendatang. Sayangnya , film Modus Anomali merupakan film thriller terakhir yang akan disutradarai oleh Joko Anwar yang sukses dengan film Pintu Terlarang.
"Thriller terakhir gue, memang sudah dirancang seperti itu," tuturnya saat di Jakarta beberapa waktu lalu.
Tapi tenang, hal tersebut tak berlangsung seterusnya alias sementara waktu. Joko Anwar akan membuat film drama. petunjuk film berikutnya juga ada pada film Modus Anomali. "Sementara waktu Modus Anomali menjadi last thriller. Petunjuk film berikutnya juga ada kalau saksikan Modus Anomali," tambahnya.
"Modus Anomali" menceritakan tentang seorang laki-laki yang sedang berlibur dengan keluarganya di sebuah kabin di hutan. Ia lalu dikejutkan dengan kedatangan seorang tamu yang tak mereka undang.
Sebelum menyadari apa yang terjadi, laki-laki itu mendapati dirinya terpisah dari keluarganya. Dia pun mulai menemukan beberapa jam alarm yang tersebar di hutan itu dan tiba-tiba harus berpacu dengan waktu jika ingin bertemu kembali dengan keluarganya.
Modus Anomali dibuka dengan sorotan kamera yang menampilkan kesejukan suasana ekosistem hutan. Panca indera dimanjakan dengan tebaran warna daun hijau segar, pohon-pohon yang kokoh berdiri, intipan genit sinar matahari, sejumlah hewan yang berkeliaran, hingga perpaduan suara hembusan angin dan kicauan burung.
Namun ternyata semua itu hanya jebakan. Secara mengejutkan, sebuah tangan muncul dari dalam tanah. Bagian tubuhnya yang lain kemudian menyusul. Wajah pria yang diperankan Rio Dewanto itu panik, jelas sudah bahwa ia baru saja dikubur oleh seseorang. Parahnya lagi, ia tak ingat namanya sendiri. Tidak memiliki secuil petunjuk pun, pria itu berlari tak karuan hingga sampai pada sebuah kabin di mana satu mobil keluarga terparkir di depannya.
Pria itu masuk ke dalam kabin dan menemukan sebuah handycam dengan tempelan selotip bertuliskan “PRESS PLAY”. Ia menurutinya dan apa yang diputar adalah video wanita hamil yang perutnya sedang ditikam oleh seorang figur bertopeng. Ketakutan, ia berjalan pelan-pelan menjauhi televisi dan mendadak tergelincir karena lantai yang digenangi darah.
Wanita hamil tersebut ternyata tergeletak tak bernyawa di belakang pria itu. Pertanyaan demi pertanyaan langsung bermunculan. Siapa pria tersebut? Kenapa ia dikubur? Siapa wanita hamil itu? Apa yang membuat mereka ada di hutan? Dan yang terpenting, siapa pembunuh sadis itu? Namun di antara kerumunan pertanyaan tersebut, muncul pula satu pernyataan yang agak menjurus ke perkiraan: Joko Anwar akan melakukannya lagi; dan “-nya” di sini memiliki arti “memutar otak, memacu jantung, menyuguhkan sinematografi sedap dipandang, dan menampilkan banjir darah”.
Perkiraan itu terbukti tidak salah. Di sepanjang film, Joko tanpa lelah membuat penonton terus menerka dan terus diselimuti rasa tegang serta di saat bersamaan membelai setiap pasang mata yang menyaksikan Modus Anomali dengan kualitas visual juara umum, mulai dari warna hingga pergerakannya.
Untuk urusan sinematografi, Joko dibantu oleh Gunnar Nimpuno yang sebelumnya juga bertanggung jawab atas keindahan gambar pada film Sang Pemimpi. Penggunaan kamera handheld juga menjadikan Modus Anomali sebagai pengalaman menonton yang unik sekaligus menambah kesan realistis; membuat penonton seakan berada di hutan, bahu-membahu dengan karakter yang diperankan Rio Dewanto untuk bertahan hidup.
Selain penggunaan bahasa Inggris yang kurang lentur, beberapa pemeran masih menyisakan dialek Indonesia (mungkin cocok disebut bahasa Inggronesia?), Modus Anomali tidak menghasilkan poin negatif yang menonjol. Memang ada beberapa momen yang membuat dahi mengernyit, tapi itu pun masih bisa dimaafkan berkat plot yang atraktif dan efisien.
Tanpa bermaksud mendiskreditkan Rio Dewanto yang berakting luar biasa serta pemeran dan kru lainnya, tak sulit untuk menganggap Modus Anomali sebagai film yang sangat Joko Anwar. Sebuah ucapan yang biasanya hanya ditujukan untuk sutradara berstatus auteur (sineas dengan visi kreatif khas). Pertanyaan pun timbul setelah Modus Anomali mencapai kredit penutup: apakah Joko Anwar pantas disebut auteur?
Sumber : VIVAnews, KOMPAS.com , TRIBUNNEWS.COM, sidomi.com, medanbisnisdaily.com, kvltmagz.com, PosterVanJava, blitzmegaplex.com, oktomagazine.com,rollingstone.co.id
Film Indonesia terbaru ini berjudul Modus Anomali. Film bergenre thriller, "Modus Anomali", diputar perdana di South by SouthWest (SXSW) Film Festival di Austin, Amerika Serikat pada 09-17 Maret lalu. . Film tersebut tayang pada section 'Midnighters. Section ini adalah bagian acara khusus menampilkan film-film terpilih ber-genre fantastik untuk ditayangkan pada tengah malam.
'Modus Anomali' tayang bersama film lainnya, seperti 'The Aggression Scale', 'Citadel, 'Girls Against Boys', 'Intruders', 'Iron Sky', 'Johttp://www.blogger.com/img/blank.gifhn Dies At The End', dan 'The Tall Man'. Beberapa tanggapan positif pun datang dari kritikus dan blogger film di Amerika Serikat.
“A memorable entry to the serial killer niche with playful twists and a unique premise,” ujar Peter Hall dari Movies.com.
Senior programmer and operations manager SXSW, Jarod Neece, mengungkapkan film-film tersebut merupakan jenis tontonan yang akan membuat pemirsa ketakutan. Ia mengaku ingin menyajikan bakat-bakat baru di dunia film horor. Jarod pun sempat memuji "Modus Anomali" yang menurutnya pantas untuk diperhitungkan.
"Sebagai pendatang baru, Joko Anwar dari Indonesia telah membuat film thriller psikologi yang sangat gila, ada banyak aksi di film itu," ungkap Jarod menjelaskan alasan terpilihnya "Modus Anomali". "Film ini menjadi bahan perbincangan seru dalam tim kami."
Jarod mengaku tim-nya berusaha menebak-nebak alur cerita film itu yang benar-benar tak bisa diduga. "Beberapa orang tak bisa menebak apa yang akan terjadi dan yang lain punya opini berbeda tentang alur ceritanya. Ini jenis film yang menimbulkan paranoid, suram dan sesak," ujar Jarod.
SXSW sendiri merupakan festival film dan musik interaktif terbesar kedua di Amerika Serikat. Jejaring sosial Twitter dan aplikasi geotagging Foursquare, mulai dikenal dan banyak digunakan pada acara SXSW.
Sepanjang acara SXSW (9 sampai 18 Maret), film yang diproduksi oleh LifeLike Pictures ini diputar sebanyak empat kali.
Modus Anomali jadi salah satu film yang diputar empat kali. Padahal kebanyakan film lain hanya diputar tiga kali," ungkap Joko usai memutar behind the scene Modus Anomali di acara GeekFest di Sasana Budaya Ganesa Bandung.
Nah, dari empat kali pemutaran itu, semua tiket habis terjual dan setiap teater berkapasitas 300 orang. "Jadi, ada sekitar 1200 orang yang menonton Modus Anomali," tambahnya.
Modus Anomali, yang ber-genre psychological thriller, memang dengan mudah diterima orang AS karena dialognya menggunakan bahasa Inggris. "Kenapa bahasa Inggris? Karena bisa dibilang dialognya sedikit, dan banyak kata-kata yang tidak enak didengar jika menggunakan bahasa
Indonesia," ujar Joko.
Seperti film Joko pada umumnya, ia tak ingin memberi identitas waktu dan tempat dalam cerita filmnya. Uniknya, Joko tidak memberikan pengenalan karakter yang mendalam kepada tokoh utama yang diperankan Rio Dewanto, dan tokoh-tokoh lainnya. Di sini, Joko juga mengurangi penggunaan properti.
Menurut Sheila Timothy selaku produser LifeLike Pictures, proses shooting Modus Anomali dilakukan selama 10 hari di hutan di Gunung Pancar Sentul, Jawa Barat, bulan November 2011.
Untuk menyesuaikan diri dengan lokasi shooting, para pemain dan kru film pun melakukan latihan fisik sebelum shooting dimulai.
LifeLike Pictures juga sedang melakukan negosiasi dengan dua distributor film internasional kenamaan, agar Modus Anomali bisa tayang di bioskop-bioskop Amerika Utara.
Bulan Juli 2011 lalu, film 'Modus Anomali' juga memenangkan penghargaan Bucheon Award di ajang Network of Asian Fantastic Films (NAFF) yang merupakan bagian dari Puchon International Fantastic Film Festival di Korea Selatan.
Joko Anwar bertindak sebagai sutradara dan penulis naskah film ini sekaligus. Film yang diproduseri Sheila Timothy itu juga akan dimeriahkan Rio Dewanto, Hannah Al Rashid, Izziati Amara Isman, Aridh Tritama, Surya Saputra dan Marsha Timothy. Di Indonesia, "Modus Anomali" akan dirilis April mendatang. Sayangnya , film Modus Anomali merupakan film thriller terakhir yang akan disutradarai oleh Joko Anwar yang sukses dengan film Pintu Terlarang.
"Thriller terakhir gue, memang sudah dirancang seperti itu," tuturnya saat di Jakarta beberapa waktu lalu.
Tapi tenang, hal tersebut tak berlangsung seterusnya alias sementara waktu. Joko Anwar akan membuat film drama. petunjuk film berikutnya juga ada pada film Modus Anomali. "Sementara waktu Modus Anomali menjadi last thriller. Petunjuk film berikutnya juga ada kalau saksikan Modus Anomali," tambahnya.
"Modus Anomali" menceritakan tentang seorang laki-laki yang sedang berlibur dengan keluarganya di sebuah kabin di hutan. Ia lalu dikejutkan dengan kedatangan seorang tamu yang tak mereka undang.
Sebelum menyadari apa yang terjadi, laki-laki itu mendapati dirinya terpisah dari keluarganya. Dia pun mulai menemukan beberapa jam alarm yang tersebar di hutan itu dan tiba-tiba harus berpacu dengan waktu jika ingin bertemu kembali dengan keluarganya.
Modus Anomali dibuka dengan sorotan kamera yang menampilkan kesejukan suasana ekosistem hutan. Panca indera dimanjakan dengan tebaran warna daun hijau segar, pohon-pohon yang kokoh berdiri, intipan genit sinar matahari, sejumlah hewan yang berkeliaran, hingga perpaduan suara hembusan angin dan kicauan burung.
Namun ternyata semua itu hanya jebakan. Secara mengejutkan, sebuah tangan muncul dari dalam tanah. Bagian tubuhnya yang lain kemudian menyusul. Wajah pria yang diperankan Rio Dewanto itu panik, jelas sudah bahwa ia baru saja dikubur oleh seseorang. Parahnya lagi, ia tak ingat namanya sendiri. Tidak memiliki secuil petunjuk pun, pria itu berlari tak karuan hingga sampai pada sebuah kabin di mana satu mobil keluarga terparkir di depannya.
Pria itu masuk ke dalam kabin dan menemukan sebuah handycam dengan tempelan selotip bertuliskan “PRESS PLAY”. Ia menurutinya dan apa yang diputar adalah video wanita hamil yang perutnya sedang ditikam oleh seorang figur bertopeng. Ketakutan, ia berjalan pelan-pelan menjauhi televisi dan mendadak tergelincir karena lantai yang digenangi darah.
Wanita hamil tersebut ternyata tergeletak tak bernyawa di belakang pria itu. Pertanyaan demi pertanyaan langsung bermunculan. Siapa pria tersebut? Kenapa ia dikubur? Siapa wanita hamil itu? Apa yang membuat mereka ada di hutan? Dan yang terpenting, siapa pembunuh sadis itu? Namun di antara kerumunan pertanyaan tersebut, muncul pula satu pernyataan yang agak menjurus ke perkiraan: Joko Anwar akan melakukannya lagi; dan “-nya” di sini memiliki arti “memutar otak, memacu jantung, menyuguhkan sinematografi sedap dipandang, dan menampilkan banjir darah”.
Perkiraan itu terbukti tidak salah. Di sepanjang film, Joko tanpa lelah membuat penonton terus menerka dan terus diselimuti rasa tegang serta di saat bersamaan membelai setiap pasang mata yang menyaksikan Modus Anomali dengan kualitas visual juara umum, mulai dari warna hingga pergerakannya.
Untuk urusan sinematografi, Joko dibantu oleh Gunnar Nimpuno yang sebelumnya juga bertanggung jawab atas keindahan gambar pada film Sang Pemimpi. Penggunaan kamera handheld juga menjadikan Modus Anomali sebagai pengalaman menonton yang unik sekaligus menambah kesan realistis; membuat penonton seakan berada di hutan, bahu-membahu dengan karakter yang diperankan Rio Dewanto untuk bertahan hidup.
Selain penggunaan bahasa Inggris yang kurang lentur, beberapa pemeran masih menyisakan dialek Indonesia (mungkin cocok disebut bahasa Inggronesia?), Modus Anomali tidak menghasilkan poin negatif yang menonjol. Memang ada beberapa momen yang membuat dahi mengernyit, tapi itu pun masih bisa dimaafkan berkat plot yang atraktif dan efisien.
Tanpa bermaksud mendiskreditkan Rio Dewanto yang berakting luar biasa serta pemeran dan kru lainnya, tak sulit untuk menganggap Modus Anomali sebagai film yang sangat Joko Anwar. Sebuah ucapan yang biasanya hanya ditujukan untuk sutradara berstatus auteur (sineas dengan visi kreatif khas). Pertanyaan pun timbul setelah Modus Anomali mencapai kredit penutup: apakah Joko Anwar pantas disebut auteur?
Sumber : VIVAnews, KOMPAS.com , TRIBUNNEWS.COM, sidomi.com, medanbisnisdaily.com, kvltmagz.com, PosterVanJava, blitzmegaplex.com, oktomagazine.com,rollingstone.co.id