Siaga Film: Merah Putih
Minggu, 05 April 2009
Minggu, April 05, 2009
,
4 Comments
Label: Action , Drama , Film 2009 , Historikal , Indonesia , Siaga Film , Upcoming
Label: Action , Drama , Film 2009 , Historikal , Indonesia , Siaga Film , Upcoming
Mungkin sudah cukup lama kita ga nonton film bertema perang buatan sineas tanah air, dan untuk mengantisipasi masih banyaknya penggemar film perang bertema sejarah dan minimnya tema seperti ini di perfilman Indonesia yang tentunya diakibatkan oleh bujet produksinya yang cukup besar itu, PT Media Desa Indonesia bergabung dengan produser internasional Margate House merancang sebuah film super ambisius bertajuk “Merah Putih.” Bukan cuma itu, “Merah Putih” ini bahkan merupakan film pertama dari “Trilogi Kemerdekaan” yang rencananya bakal diwujudkan oleh production house ini. Sutradara film ini adalah Yadi Sugandi, pembuat film dan penata gambar terbaik untuk “Laskar Pelangi”, “Under The Tree”, “Tiga Hari Untuk Selamanya” dan “The Photograph”. “Kisah film ini merentang di seluruh kepulauan Indonesia, sebuah saga tentang perjuangan pribadi, pertumpahan darah, cinta, benci, dan perang sipil yang terkait dengan isu-isu sensitif soal moral pada masa pertumpahan darah. Ini adalah kisah tentang konflik dan persatuan, agama dan moralitas, keberanian sejati dan tantangan sikap moral diantara kejahatan,” ujar Yadi menjelaskan. Benar benar sebuah karya yang ambisius, semoga saja hasilnya nanti juga patut diperhitungkan, hingga trilogi itu betul2 terwujud dan akhirnya benar2 mencatat sejarah besar dalam jagad perfilman Indonesia.
Film “Merah Putih”, lanjut sang sutradara memiliki unsur drama, aksi, roman, komedi, dan tragedi, yang di atas segalanya film ini merupakan kisah tentang persatuan yang telah berhasil memenangkan kemerdekaan. Ceritanya sendiri mengambil seting temporal masa revolusi fisik pasca-1945. Walaupun bersetting masa revolusi fisik, film garapannya itu murni fiksi. Kehadiran tokoh-tokoh historis seperti Soedirman dan van Mook diakui sekadar perangkai cerita. Dengan klaim murni fiksi, Yadi jadi bebas berekspresi dan akan lepas dari tuduhan melakukan penyelewengan sejarah. Sekarang ini, film sedang dalam tahap shooting di Semarang dan Bandungan, Jawa Tengah. Pengambilan gambar juga dilakukan di Yogyakarta, Jakarta dan Bali, mulai Januari hingga akhir April 2009. Film pertama dari tiga ini disiapkan untuk rilis pas pada hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2009 nanti.
Melalui film "Merah Putih", sang sutradara ingin mengajak penonton untuk merenungkan kembali nilai-nilai luhur yang pernah diajarkan oleh para pejuang kemerdekan. "Film 'Merah Putih' adalah kisah tentang persatuan yang telah membuat kita berhasil memenangkan kemerdekaan, dam mencoba menelusuri kembali jejak tragedi, roman, humor, serta petualangan para gerilyawan yang berasal dari kelas, etnis, dan agama yang berbeda namun bersatu untuk kemerdekaan Indonesia," imbuhnya. Bintangnya sendiri terdiri dari sederet aktor dan aktris muda Indonesia seperti Darius Sinathrya, Teuku Rifnu Wikana, Lukman Sardi, Doni Alamsyah, Zumi Zola, Atiqah Hasiholan, dan Saraswati."Film ini luar biasa banget buat saya. Ada sebuah kebersamaan yang sangat kuat diantara para pemain, apalagi saya dengan Darius dan yang lainnya sempat mendapat pendidikan militer dulu selama 10 hari sebelum syuting. Di situ kami digembleng habis-habisan dan lambat laun kekompakan dan kebersamaan itu terjalin," kata Teuku Rifnu Wikana.
Dalam film ini, diceritakan tentang perjuangan lima kadet yang mengikuti latihan militer di sebuah kota di Jawa Tengah. Mereka, Amir (diperankan Lukman Sardi), Tomas (Dodi Alamsyah), Dayan (Teuku Rifnu), Senja (Rahayu Saraswati), dan Marius (Darius Sinathrya), masing-masing punya latar belakang, suku, dan agama yang berbeda. Suatu ketika, kamp tempat mereka berlatih diserang tentara Belanda. Seluruh kadet kecuali lima sekawan itu dibunuh. Mereka yang berhasil lolos, bergabung dalam pasukan gerilya Soedirman di pedalaman Jawa.
Yang cukup mengagumkan, untuk menghasilkan film ambisius yang baik tadi, produksi juga melibatkan beberapa ahli dari mancanegara yang terdiri atas ahli efek khusus (special effects) dan veteran perfilman Hollywood yakni Koordinator efek khusus dari Inggris Adam Howarth (Saving Private Ryan, Blackhawk Down), Koordinator pemeran pengganti (stunt) Rocky McDonald (Mission Impossible II, The Quiet American). Make-up dan visual effects oleh Rob Trenton (The Dark Knight), Konsultan ahli persenjataan adalah John Bowring (Crocodile Dundee II, The Matrix, The Thin Red Line, Australia, X-Men Origins:Wolverine) dan Asisten Sutradara adalah Mark Knight (December Boys, Beautiful). Semoga kualitas spesial efek dan perangnya bisa benar2 jadi nomor wahid mengingat para spesialis yang telah berpengalaman di berbagai judul film2 besar internasional tersebut.
Demi kepentingan syuting film ini kabarnya objek bersejarah sekelas Lawangsewu pun kabarnya ikutan diledakkan, ahli efek khusus asal Inggris Adam Howarth ikut terlibat dalam insiden ini. Tapi yang jelas itu semua hanya demi kepentingan pembuatan film ini semata bukannya sungguh2an. Mengingat Lawangsewu bangunan bersejarah, Howarth harus bekerja ekstra-hati-hati. Bagaimana efek ledakan yang dahsyat itu tidak merusak secuil pun bagian bangunan itu. "Semuanya sudah dirancang sedemikian rupa sehingga aman terhadap bangunan. Material tiruan yang digunakan juga bersifat ringan," ujar Howarth.
Sepertinya memang sebuah film yang patut dinantikan, harapan kita bersama adalah “Merah Putih” ini akan menjadi sebuah film perang terbaik untuk Indonesia.
(By JC – Dari berbagai sumber)
Film “Merah Putih”, lanjut sang sutradara memiliki unsur drama, aksi, roman, komedi, dan tragedi, yang di atas segalanya film ini merupakan kisah tentang persatuan yang telah berhasil memenangkan kemerdekaan. Ceritanya sendiri mengambil seting temporal masa revolusi fisik pasca-1945. Walaupun bersetting masa revolusi fisik, film garapannya itu murni fiksi. Kehadiran tokoh-tokoh historis seperti Soedirman dan van Mook diakui sekadar perangkai cerita. Dengan klaim murni fiksi, Yadi jadi bebas berekspresi dan akan lepas dari tuduhan melakukan penyelewengan sejarah. Sekarang ini, film sedang dalam tahap shooting di Semarang dan Bandungan, Jawa Tengah. Pengambilan gambar juga dilakukan di Yogyakarta, Jakarta dan Bali, mulai Januari hingga akhir April 2009. Film pertama dari tiga ini disiapkan untuk rilis pas pada hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2009 nanti.
Melalui film "Merah Putih", sang sutradara ingin mengajak penonton untuk merenungkan kembali nilai-nilai luhur yang pernah diajarkan oleh para pejuang kemerdekan. "Film 'Merah Putih' adalah kisah tentang persatuan yang telah membuat kita berhasil memenangkan kemerdekaan, dam mencoba menelusuri kembali jejak tragedi, roman, humor, serta petualangan para gerilyawan yang berasal dari kelas, etnis, dan agama yang berbeda namun bersatu untuk kemerdekaan Indonesia," imbuhnya. Bintangnya sendiri terdiri dari sederet aktor dan aktris muda Indonesia seperti Darius Sinathrya, Teuku Rifnu Wikana, Lukman Sardi, Doni Alamsyah, Zumi Zola, Atiqah Hasiholan, dan Saraswati."Film ini luar biasa banget buat saya. Ada sebuah kebersamaan yang sangat kuat diantara para pemain, apalagi saya dengan Darius dan yang lainnya sempat mendapat pendidikan militer dulu selama 10 hari sebelum syuting. Di situ kami digembleng habis-habisan dan lambat laun kekompakan dan kebersamaan itu terjalin," kata Teuku Rifnu Wikana.
Dalam film ini, diceritakan tentang perjuangan lima kadet yang mengikuti latihan militer di sebuah kota di Jawa Tengah. Mereka, Amir (diperankan Lukman Sardi), Tomas (Dodi Alamsyah), Dayan (Teuku Rifnu), Senja (Rahayu Saraswati), dan Marius (Darius Sinathrya), masing-masing punya latar belakang, suku, dan agama yang berbeda. Suatu ketika, kamp tempat mereka berlatih diserang tentara Belanda. Seluruh kadet kecuali lima sekawan itu dibunuh. Mereka yang berhasil lolos, bergabung dalam pasukan gerilya Soedirman di pedalaman Jawa.
Yang cukup mengagumkan, untuk menghasilkan film ambisius yang baik tadi, produksi juga melibatkan beberapa ahli dari mancanegara yang terdiri atas ahli efek khusus (special effects) dan veteran perfilman Hollywood yakni Koordinator efek khusus dari Inggris Adam Howarth (Saving Private Ryan, Blackhawk Down), Koordinator pemeran pengganti (stunt) Rocky McDonald (Mission Impossible II, The Quiet American). Make-up dan visual effects oleh Rob Trenton (The Dark Knight), Konsultan ahli persenjataan adalah John Bowring (Crocodile Dundee II, The Matrix, The Thin Red Line, Australia, X-Men Origins:Wolverine) dan Asisten Sutradara adalah Mark Knight (December Boys, Beautiful). Semoga kualitas spesial efek dan perangnya bisa benar2 jadi nomor wahid mengingat para spesialis yang telah berpengalaman di berbagai judul film2 besar internasional tersebut.
Demi kepentingan syuting film ini kabarnya objek bersejarah sekelas Lawangsewu pun kabarnya ikutan diledakkan, ahli efek khusus asal Inggris Adam Howarth ikut terlibat dalam insiden ini. Tapi yang jelas itu semua hanya demi kepentingan pembuatan film ini semata bukannya sungguh2an. Mengingat Lawangsewu bangunan bersejarah, Howarth harus bekerja ekstra-hati-hati. Bagaimana efek ledakan yang dahsyat itu tidak merusak secuil pun bagian bangunan itu. "Semuanya sudah dirancang sedemikian rupa sehingga aman terhadap bangunan. Material tiruan yang digunakan juga bersifat ringan," ujar Howarth.
Sepertinya memang sebuah film yang patut dinantikan, harapan kita bersama adalah “Merah Putih” ini akan menjadi sebuah film perang terbaik untuk Indonesia.
(By JC – Dari berbagai sumber)
wah, gw seneng bgt nih.. bakalan ada film Indonesia yg kykny bagus bgt.. Tema yg diangkat keren , bisa numbuhin smgt bangsa Indonesia trutama generasi mudanya.Trus, dgn adany krja sama dgn sineas asing, pasti film Merah Putih bkal nampilin scene" yg 'Wow!!!'
terlebih lg.. gw tuh seneng bgt sm film yg settingny 'jadul',coz kesannya tuh,eksotis dan bercita rasa seni yg tinggi,,hehe..
jujur, gw adalah pecinta film Indonesia.. akhir" ini kan yg sering tayang d bioskop" Indonesia umumnya tntg komedi yg ga jelas.. Mudah"an film ini memang benar" film perang terbaik Indonesia :)
Setuju bangetz rekan Marsha...
sudah waktunya film macam ini diluncurkan untuk menjaga nasionalisme generasi muda.... semoga menyusul film2 bertema pertempuran 10 nopember, pertempuran 5 hari di semarang, medan area dsb....
teteap MERDEKA !!!!
jayalah INDONESIA ku !!
waduh.. keren2 ne film yang aku tunggu2,,
secara dari masa pembuatannya wa sudah mendengar,, malah beberapa pemainya kenal :D
semoga neh film membangkitkan gairah perfilman indonesia yang di kuasai beberapa film kurang bermutu.. :D