Coming Soon: Film Horor Yang Nyindir Pembajak

Udah nonton horor Thailand bertajuk “Coming Soon”? Filmnya sekarang sedang beredar di Blitz Megaplex, tapi mungkin kebanyakan orang menyaksikan film ini lewat layar televisi mereka dirumah karena kecanggihan para pembajak mengedar luaskan sebuah karya film saat ini. Kasus terbaru yang cukup merugikan dari para pembajak hak cipta ini bisa terlihat dari film “X-Men Origins: Wolverine” yang telah tersedia di gerai2 dvd bajakan jauh hari sebelum film aslinya beredar secara resmi di bioskop2. Kalo nonton “Coming Soon,” ini jelas tersirat sebuah makna yang menyindir para pelaku bajakan, dimana makna yang dimaksud dan akhirnya terungkap secara gamblang disini adalah pembajak pantas mendapakatkan ajal yang sangat mengenaskan. Bermuatkan dengan gemerlap pesimisme, “Coming Soon” mengantarkan kritik tajam pada sosialitas, bersama dengan beberapa adegan penghantar mimpi buruk dan kadang2 pula visualisasi sadisme lumayan frontal.

“Coming Soon” adalah sebuah film didalam film. Mengambil set di kota Bangkok sebelum keramaian demonstran anti pemerintah menggempur kota ini, di sebuah gedung bioskop multiplex, yang menggambarkan betapa rawannya lokasi itu ketika bertemu dengan larutnya malam, apalagi jika kamu adalah salah satu pekerja di gedung itu yang kadang harus tertinggal bersendirian. Ketika gue mencerna film ini, terbayangkan juga bagaimana isi fikiran para karyawan multiplex itu ketika harus bertugas memasang poster dan reklame2 besar film “Coming Soon” itu yang pada kenyataannya sangat menyeramkan. Sosok seorang wanita bertampang luar biasa horor dalam posisi mati tergantung tampak begitu realistik, dan itu yang harus mereka hadapi di tengah malam ketika ruangan telah sepi dari para manusia lainnya.

Film didalam film ini berjudul “Vengeful Spirit” alias Roh Penasaran lah dalam arti harfiahnya, melalui film itu digambarkan seorang wanita tua gila yang menculik anak2 kecil di desanya. Mencegah para bocah itu untuk kabur dari rumahnya, si wanita gila secara sadis mencongkel mata mereka hingga tentunya tidak mampu melihat lagi. Seorang ayah dari salah satu gadis cilik yang diculik memimpin para warga dalam misi penyelamatan, tapi dia sudah terlalu terlambat saat tiba di TKP. Mendapatkan keaadan anak2 mereka dalam kondisi menyedihkan tersebut, para orang tua dengan penuh amarah menggantung sang wanita gila hingga dijemput ajalnya bersama kutuk keluar dari mulutnya.
Di luar layar, pada sebuah multiplex, kita diberikan pengertian bila cerita pada film tersebut didasarkan dari kejadian nyata. Saat test screening berlangsung, sang sutradara terlihat duduk di koridor, termenung di balik asap rokoknya yang mengepul, memikirkan apakah dia harus mengedit ulang adegan digantungnya sang wanita gila.

Sementara itu, sang proyektor yang bernama Shane, mendapat perintah dari bossnya untuk menukar salah satu roll film dan mengamankannya untuk digunakan sebagai bahan pembuatan duplikasi bajakan yang dijual sebelum filmnya sempat dirilis. Shane, keliatannya sedang ditekan masalah hutang piutang dari kekalahan hobi judinya, dan ia amat sangat memerlukan uang pada waktu itu. Meskipun dia adalah tokoh utama film ini, Shane lumayan jauh dari tipikal seorang ‘hero’, selain masalah judi tadi, dia juga terlibat dalam narkoba, dan melakukan kekerasan pada mantan pacarnya Som yang juga bekerja pada multiplex yang sama. Meskipun begitu, pada dasarnya Shane adalah karakter yang simpatetik.
Ketika sedang merekam gambar film tadi dengan kameranya, Yod menghilang. Shane yang menemukan kamera itu hanya menyaksikan hasil rekaman yang terputus dan disusul sosok Yod terekam dalam kondisi shock dan ketakutan sebelum semuanya menjadi gelap. Yang terjadi kemudian adalah rangkaian mimpi buruk nan nyata yang juga menggangu hidupnya, Shane memberitahukan Som mengenai kemungkinan bila wanita gila dalam film itu adalah roh penasaran yang telah menghantuinya. Melihat kondisi Shane yang cukup mengkhawatirkan, Som mulai melupakan perilaku buruknya dan berusaha membantu mantan kekasihnya dengan mencari tahu fakta dibalik kejadian penggantungan si wanita gila.

Sebenarnya tidak begitu banyak pula adegan yang membangunkan bulu kuduk di film ini, tapi kebanyakan adegan2 itu mampu ditampilkan secara efektif, ditambah tata rias sang tokoh menyeramkan yang sangat mungkin menemani mimpi2 anda setelah selesai menonton film ini. Twist dalam ceritanya juga hadir dengan cukup baik, meskipun akhirnya dibuat dengan anti klimaks namun masih cukup bisa diterima dan tidak terlalu berlebihan dan membingungkan seperti akhir dan twist dalam film “Mati Suri” yang kebanyakan maunya.
Tata musik dalam film ini yang mengandalkan banyak instrument tinggi melengking layaknya film horor justru yang kadang terdengar agak over dan lumayan menyakitkan telinga.

Tapi yang gue suka dari “Coming Soon” ini adalah bagaimana ia mengemukakan dunia sinema dan perbioskopan, berikut kritik pada keadaan di sekitarnya. Namun gue tidak begitu yakin hal itu bisa tampil sebaik saat di layar bioskop ketika telah ditransfer ke format DVD. Ada hal yang begitu spesial dan unik ketika kita duduk didepan layar lebar multiplex, menyaksikan film yang sedang diputar sambil mengunyah popcorn, sementara didalam layar, orang2 juga melakukan kegiatan yang sama. “Coming Soon” juga merambah hingga ke belakang layar dari film dalam film yang kita saksikan tadi, digambarkan dengan sedikit merefleksikan kinerja sutradara debutan Sophon Sakdaphisit, yang sebelum dipercaya menggarap film ini dikenal sebagai salah satu penulis film horor sukses seperti “Shutter” dan “Alone”.

Nilai: 3 bintang dari 5

1 Response to "Coming Soon: Film Horor Yang Nyindir Pembajak"

  1. gw udah onton filmnya..buat gw yang termasuk kategori "anti film horor", film ini nyeremin bgt..pas bgt klo nonton di bioskop atau mini theater..berasa kaya di film itu (norak bgt gw)

Posting Komentar

SILAHKAN BERIKAN KOMENTAR ANDA... JANGAN RAGU RAGU DAN MALU MALU, KAMI SIAP MENAMPUNG UNEG UNEG ANDA TENTANG POSTINGAN MAUPUN TAMPILAN BLOG KAMI... SEBELUM DAN SESUDAHNYA KAMI UCAPKAN THANK YOU SO MUCH..!

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme