Romeo Juliet: Antara Shakespeare dan Sepakbola

Mahakarya seorang sastrawan unggul Shakespeare berjudul “Romeo and Juliet” yang merupakan kisah percintaan tragis paling terkenal dan legendaris itu, telah berulang kali diadaptasi lewat berbagai bentuk karya seni, mengilhami berbagai cerita dan drama panggung, juga bermacam judul film layar lebar dan televisi. Namun tetap saja cerita lawas satu ini tak pernah lekang dimakan zaman, masih tetap ada pekerja seni yang coba mengangkat kembali jalinan kisah cinta terlarang yang berakhir tragedi ini. Versi paling kontemporer yang tentunya masih kita ingat adalah sebuah film Hollywood karya Baz Luhrman yang dibintangi bintang muda pujaan Leonardo DiCaprio bertitel “Romeo+Juliet”. Dan sebentar lagi publik pencinta film tanah air akan disuguhkan sebuah film Indonesia yang juga diilhami percintaan klasik Romeo dan Juliet, pengadaptasian ini pun sudah terlihat jelas dari judul film yang bersangkutan yaitu “Romeo Juliet”. Film ini digarap oleh seorang sutradara yang sebelumnya lebih dikenal sebagai pembuat film dokumenter pendek bernama Andibachtiar Yusuf, yang adalah juga seorang penggemar setia sepakbola. Makanya jangan heran kalo versi terbaru percintaan ala Romeo Juliet ini dalam tangannya berubah menjadi sebuah kisah cinta yang dibalut oleh olahraga yang sangat digemarinya ini. Konflik dua keluarga yang melatarbelakangi tragedi cinta dua anak manusia itu dirubah menjadi konflik dan pertentangan antara dua suporter fanatik Sepakbola tanah air, yang dalam film ini diwakilkan oleh pendukung Persija yaitu Jakmania dan pendukung Persib, Viking.


Penceritaan dalam film ini dimulai dengan mengenalkan sosok Rangga, seorang Jakmania suporter fanatik klub sepakbola Persija Jakarta. Suatu hari, Rangga dan teman2nya terlibat dalam tawuran, dimana mereka menyerang bis yang berisi the Vikings, suporter setia Persib Bandung, musuh bebuyutan mereka. Pada saat itu pula, Rangga tiba2 terpana saat melihat salah satu gadis anggota Viking yang wajahnya terus mengganggu pikirannya mulai hari itu. Kejadian yang sama ternyata juga berlaku pada Desi, nama sang gadis yang juga sempat memperhatikan Rangga.
Tak kuat menahan gejolak hati, Rangga mengambil keputusan untuk bertemu dengan Desi di Bandung, tidak lagi memperdulikan keselamatan dirinya meskipun harus memasuki wilayah musuhnya. Dia mencari Desi dengan petunjuk yang sangat minim walaupun akhirnya takdir mempertemukan mereka kembali, dan benih2 cinta diantara keduanya pun tumbuh semakin subur. Mereka sadar bila cinta diantara mereka adalah sebuah cinta terlarang yang pastinya bakal ditentang oleh masing2 kubu dimana mereka berasal.
Kakak Desi sendiri yang bernama Parman adalah ketua tertinggi dalam klub the Viking. Mengetahui bahwa adiknya menjalin hubungan dengan salah satu anggota Jakmania, perasaannya langsung terbakar dan menugaskan seorang anak buahnya untuk menguntit Desi. Sementara itu Rangga juga harus menerima tudingan dari kubunya sendiri, para anggota Jakmania yang menganggapnya sebagai pengkhianat langsung mempengaruhi bisnis yang sedang dirintisnya yaitu menjual merchandise Jakmania. Namun kekuatan cinta memang lebih besar dari segalanya, meskipun rintangan dan problema datang silih berganti, Rangga dan Desi tetap berjuang untuk mempertahankan hubungan mereka ditengah kebencian, dendam dan ego masing2 grup suporter sepakbola itu.


Memerankan sosok Rangga alias Ranggamone Larico dalam film ini adalah Edo Borne, nama yang cukup asing di telinga penikmat film Indonesia, walaupun begitu Edo sudah disebut2 sebagai Mathias Muchus baru oleh beberapa bintang senior. Karakter Rangga yang diperankannya adalah seorang pendukung setia Persija yang rela mati demi mempertahankan kehormatan klubnya. Tapi cinta malah mempertemukannya dengan gadis dari tim lawan, namun hal itu tidak merubah cintanya pada timnya sendiri dimana hal ini kemudian malah membuat Rangga terperangkap antara gadis yang dikasihinya dan Tim yang dibelanya. Memerankan Desi sendiri yang nama panjangnya disini Desi Kasih Purnamasari adalah aktris yang relatif lebih dikenal oleh publik, dia adalah Sissy Prescilia yang sebelumnya diingat orang lewat film2 seperti “Ada Apa Dengan Cinta” dan “Cintapuccino.” Bintang senior Alex Komang kebagian peran sebagai kepala klub pendukung setia Persib alias Viking, dan juga saudara tertua Desi, Parman. Sejak ayah mereka meninggal, Parman otomatis menjadi kepala keluarga yang harus menghidupi ketiga adik dan ibunya. Sementara aktor yang sempat bermain dalam film kontroversial “Ekskul,” yang secara tidak terduga merebut piala Citra beberapa tahun lalu, Ramon Y Tungka, disini memerankan karakter bernama Agus Purnomo. Agus sendiri adalah sahabat setia Rangga, teman dari masa kecil ini merintis bersama usaha t’shirt dan merchandise Jakmania, dan percaya kalau sepakbola itu lebih dari sekedar sebuah permainan.
Mendukung keempat bintang ini adalah komedian Epi Kusnandar sebagai Soleh Solihun, teman dekat Parman, juga Norman Akyuwen sebagai Debul, salah satu anggota Jakmania dan teman Rangga.


Andibachtiar Yusuf mengepalai produksi film ini sekaligus juga merangkap sebagai penulis cerita dan produser. Karya2 Yusuf sebelumnya meliputi film dokumenter pendek bertajuk “Jakarta is Mine” (2003) yang berhasil memenangkan Viewer’s Choice di Regensburg Short Film Week tahun 2004. Karya dokumenter ketiganya “Hardline” (2004) berhasil pula terpilih sebagai World Cup 2006 Official element yang kemudian membawanya menuju Berlinale dan Talent Campus Week di Berlin. Beragam jenis penghargaan lainnya diraih Yusuf lewat film2 pendeknya yang juga termasuk “The Jak” (2007) yang juga mengangkat dokumentasi Jakmania dan “The Conductors” (2008). “Romeo Juliet” menjadi karya perdana film fiksi layar lebarnya yang sebelum ini pun telah mengikuti ajang Independent Film scheme di Indonesia dan The 33rd Hong Kong International Film Festival beberapa waktu lalu.
Film “Romeo Juliet” ini direncanakan beredar mulai tanggal 23 April nanti. (J-C)

Foto2: Bogalakon Pictures

3 Response to "Romeo Juliet: Antara Shakespeare dan Sepakbola"

  1. Anonim says:

    saya cuman mau komentari asal kata Ranggamone la rico ini di ambil dari mana yah...??
    karena nama ini agak sangat unik dibanding dengan yg lainya....??

    Anonim says:

    kapan tayang d jogja... ktnya di bdg di boikot? kontroversi kah...

    Mich says:

    Soal nama Ranggamone itu saya juga kurang jelas. Tapi kalo soal boikot, film ini memang mendapat penolakan dari suporter klub sepakbola the Jak dan Viking. Meskipun begitu, film itu tetap beredar di bioskop2 Jakarta pada 23 April. Pembatalan tayangan perdana dan serentak film Romeo-Juliet hanya terjadi di Kota Bandung saja. Kota lainnya yang memiliki perseteruan dengan salah satu kubu yang diangkat dalam film tersebut masih menayangkannya. Bioskop2 di Bandung tidak berani menayangkan dengan alasan keamanan karena suporter sepakbola Persib Viking menolak penayangan perdana film ini di Mal Parijs Van Java, Bandung dengan menyatroni bioskop Blitz Megaplex.

Posting Komentar

SILAHKAN BERIKAN KOMENTAR ANDA... JANGAN RAGU RAGU DAN MALU MALU, KAMI SIAP MENAMPUNG UNEG UNEG ANDA TENTANG POSTINGAN MAUPUN TAMPILAN BLOG KAMI... SEBELUM DAN SESUDAHNYA KAMI UCAPKAN THANK YOU SO MUCH..!

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme