Siaga Film: Laskar Pelangi

Mimpi adalah kunci
Untuk kita menaklukan dunia
Berlarilah tanpa lelah
Sampai engkau meraihnya...
(Laskar Pelangi - Nidji )

Itulah beberapa bait lirik lagunya Nidji yang bakal menghiasi soundtrack film Indonesia yang bener bener patut diwaspadai alias disiagai jadwal edarnya yang kalo ga berubah tanggal 25 September nanti yaitu “Laskar Pelangi.” Satu calon film berkualitas yang akan mewarnai libur hari Lebaran tahun ini, diangkat dari karya tulis best seller dan fenomenal dari Andrea Hirata, penulis asal Belitung yang telah terjual lebih dari 500.000 kopi di Indonesia, sesuatu hasil yang cuma berada satu tinggkat dibawah penjualan satu novel lain yang juga telah diangkat ke layar lebar terlebih dahulu yaitu “Ayat Ayat Cinta”. Menurut pandangan gue saat pertama kali melihat preview film ini adalah, “Laskar Pelangi” adalah sebuah film tentang kaum minoritas yang bakal dibungkus dalam kemajoritasan ide cerita, akting dan tata sinematografi. Diproduksi oleh Miles Films milik Mira Lesmana yang kembali bekerja sama dengan sutradara Riri Riza yang juga sedang mengerjakan film terbarunya Dian Sastro dan Nicholas Saputra, “Drupadi”. Buku Laskar Pelangi sanggup membuat kita tiba-tiba merasa bangga jadi orang Indonesia dan memompa semangat serta optimisme kebangsaan, dengan hadirnya karakter anak-anak Laskar Pelangi, Ibu Muslimah dan Bapak Harfan," ucap Mira Lesmana selaku Produser film ini. Selaku sutradara film Laskar Pelangi, Riri Riza mengungkapkan: "Laskar Pelangi memiliki cerita yang unik dan penuh dinamika dengan hadirnya 10 siswa dengan kararkter yang sangat kuat dan seorang guru ambisius yang mempunyai cita-cita besar dan luhur. Dan Andrea Hirata adalah faktor yang sangat penting kenapa kami ingin memfilmkan buku Laskar Pelangi ini. Saat pertama kali ketemu dengan Andrea, ada antusiasme yang terlihat di dirinya. Bertemu Andrea Hirata seperti melihat matahari yang bersinar keras sekali dan sangat inspiring." Proses syuting yang dimulai sejak bulan Mei 2008 kemarin mengambil lokasi 100 % di pulau Belitung, yang terletak di propinsi kepulauan Bangka-Belitung. Maka jangan heran kalau kita bakalan disuguhin pemandangan pemandangan nan indah yang sangat memanjakan mata disini. Dari mulai pantai biru berpasir putih bak salju, bebatuan karang besar yang khas dan indah juga panorama matahari terbenam yang romantis, yang kesemuanya itu seakan mengembalikan memori masa masa kecil saya sendiri saat masih di Bangka yang mempunyai pemandangan pantai seindah Belitung.Andrea Hirata Seman Said Harun adalah nama lengkap penulis cerita yang sangat menginspirasi ini, sementara “Laskar Pelangi” sendiri adalah novel pertama yang dibuatnya dalam tetralogi novelnya yang juga termasuk 3 judul lainnya yaitu “Sang Pemimpi”, “Edensor” dan “Maryamah Karpov”.
Cerita terjadi di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur. Dimulai ketika sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jikalau tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.
Mulai dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah!
Mereka, Laskar Pelangi - nama yang diberikan Bu Muslimah akan kesenangan mereka terhadap pelangi - pun sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara. Misalnya pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan kawan-kawannya karena kesenangannya pada okultisme yang membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus, dan kejeniusan luar biasa Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah indah ini diringkas dengan kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata, kita bahkan bisa merasakan semangat masa kecil anggota sepuluh Laskar Pelangi ini!Untuk mencari pemeran tokoh-tokoh anggota Laskar Pelangi, Riri Riza melakukan casting di daerah Belitung dengan menggunakan pemeran-pemeran lokal dalam pembuatan film. "Dalam proses pembuatan film ini hampir 100% pengambilan gambar dan syuting dilakukan di Belitong. Dan satu hal yang cukup istimewa di film ini, 12 orang pemain, 10 Laskar Pelangi dengan dua karakter pelengkap yang memerankan Flo dan A Ling, semuanya asli dari Belitong," cerita Mira, antusias. Adapun keinginan Rira dan Mira untuk menampilkan anak-anak asli Belitong agar chemistry antara cerita dan para pemain muncul secara real dan natural. "Sejak awal kami memang tidak terpikirkan untuk menggunakan pemain di luar kota Belitong untuk tokoh-tokoh anak Laskar Pelangi. Jadi proses hunting dan casting pemain pun sudah kami lakukan sejak awal persiapan produksi," ujar Riri. "Meskipun anak-anak ini belum berpengalaman dan awam dengan dunia akting, tapi mereka ini adalah anak-anak yang sangat berbakat, punya keberanian, mau mencoba, dan yang terpenting, mereka bisa mempresentasikan tokoh-tokoh utama di film ini," lanjut Mira. Setelah menjalani proses hunting dan casting di Belitong, akhirnya terpilih juga 12 orang pelajar Belitong yang akan memerankan karakter Ikal, Lintang, Mahar, Syahdan, Borek, Kucai, A Kiong, Sahara, Trapani, Harun, Flo, dan A Ling.
Meski begitu, bukan berarti Mira luput menampilkan para pemain profesional. 12 nama aktor profesional pun turut tampil meramaikan film ini, seperti Cut Mini, Ikranegara, Lukman Sardi, Ario Bayu, Tora Sudiro, Slamet Raharjo, Alex Komang, Mathias Muchus, Rieke Diah Pitaloka, Robbie Tumewu, Jajang C. Noer, dan Teuku Rifnu Wikana .
Cut Mini yang memerankan Ibu Muslimah dalam film ini mengaku perannya di film kali ini memberikan kesan yang sangat mendalam. ” Saya sering merasa ingin kembali ke Belitong,” kata Cut Mini yang masih sering menitikan air mata, saat kembali melihat adegan-adegannya di film tersebut.
Bagi Andrea Hirata film ini merupakan satu kebanggaan dan cara untuk mewujudkan keinginannya mendekatkan Belitong pada kemajuan. ”Saya berharap anak-anak Belitong berani bermimpi. Lihat sekarang, siapa sangka Zulfany yang hanya anak tukang jam kaki lima, hari ini bisa menjadi aktor,” kata Andrea Hirata yang tampil menemani Zulfany, pemeran ikal alias Andrea di masa kecil dalam film Laskar pelangi.

Kekaguman pada novel Laskar Pelangi juga datang dari vokalis salah satu grup band terpopuler di Indonesia yaitu Nidji. Ia langsung bermimpi membuat soundtrack filmya dan untungnya Mira Lesmana menelpon dan menawarkannya. Wuih, tanpa pikir panjang, Giring langsung menerimanya. Giring pun menciptakan lagu yang berbeda. "Sebelum mbak Mira ngajak kerjasama nulis theme song Laskar Pelangi, Gue sudah lebih dulu membaca novelnya yang dikasih sama mama. Jujur, ceritanya dahsyat. Dalam perjalanan tour luar kota, masih pagi-pagi buta, gue bilang sama teman-teman Nidji. Mereka pun terkesima, "kata Giring. Giring langsung menegaskan kepada teman-teman Nidjinya. "Pokoknya, jika ada orang yang nawarin bikin theme song Laskar Pelangi,tawaran itu harus langsung kita ambil. Pasti hasilnya bakalan bagus dan keren." Maklum. Isi kepala Giring sudah dipenuhi bayangan seperti apa lirik dan melodi lagunya. Tetap ada warna urban music ala Nidji, tapi minimalis hanya dengan menggunakan banyak gitar akustik.
Musisi lain yang juga terlibat dalam album soundtrack film ini adalah Netral, Garasi, Gita Gutawa, Gugun & The Blues Bug, Sherina, Ipang, dan Meng Float.
Jadi, “Laskar Pelangi” memang punya potensi untuk jadi salah satu film bersejarah di Indonesia berikutnya dan moga moga film ini bakal mencapai hasil sebaik novelnya dan menjadi film Indonesia terlaris berikutnya setelah “Ayat Ayat Cinta”. (JC)

(Bahan2 dan Foto: Laskar Pelangi Official Site, Official Blog)

1 Response to "Siaga Film: Laskar Pelangi"

  1. Anonim says:

    Film yang sangat patut untuk ditonton..
    Bravo buat Miles film dan Riri Riza yang lagi lagi memberikan sesuatu yang sangat berharga bagi perfilman Indonesia.

Posting Komentar

SILAHKAN BERIKAN KOMENTAR ANDA... JANGAN RAGU RAGU DAN MALU MALU, KAMI SIAP MENAMPUNG UNEG UNEG ANDA TENTANG POSTINGAN MAUPUN TAMPILAN BLOG KAMI... SEBELUM DAN SESUDAHNYA KAMI UCAPKAN THANK YOU SO MUCH..!

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme