Laskar Pelangi Diserbu Penonton
Minggu, 28 September 2008
Minggu, September 28, 2008
,
1 Comment
Label: Drama , Etnik , Film , Indonesia , Laskar Pelangi , remaja , tora sudiro
Label: Drama , Etnik , Film , Indonesia , Laskar Pelangi , remaja , tora sudiro
Postingan ini adalah terusan dari berita yang saya baca di Suara Pembaruan.com
Film Laskar Pelangi karya sutradara Riri Riza dan Mira Lesmana langsung menjadi fenomena saat pemutaran perdana di sejumlah kota pada Kamis (25/9). Sejumlah bioskop menambah studio dan jam tayang untuk menampung jumlah penonton yang membludak. Para guru dan pembaca novel menyambut film Laskar Pelangi dengan antusias.
"Dari dua minggu sebelum penayangan di bioskop, para pelanggan kami banyak yang telepon ke call center. Mereka umumnya menanyakan, kapan film Laskar Pelangi diputar dan apakah sudah bisa memesan tiket terlebih dahulu," kata Marketing Supervisor Blitzmegaplex Prima Haripurwanti di Jakarta, Kamis (25/9).
Blitzmegaplex menayangkan film itu di tiga ruang, yaitu auditorim 1 dengan kapasitas 535, auditorium 9 berkapasitas 283 dan Satin (IA/eksklusif) 52 tempat duduk.
"Kemungkinan, besok akan lebih ramai lagi, karena besok Jumat (26/9) akan ada meet and great dengan penulis novelnya langsung, Andrea Hirata. Termasuk juga saat weekeed," ujar Prima.
Pada tayangan perdana (25/9) yang dibuka untuk umum pada pukul 13.30 WIB, sangat penuh dan mengantri panjang. Bahkan, penonton rela menunggu lama dari pukul 10.00 WIB untuk mendapatkan tiket. Untuk auditorium 9 kapasitas penuh, sedangkan pada tayangan kedua di auditorium 1 pukul 14.45 WIB, merupakan rombongan dari Partai Amanat Nasional (PAN) yang memesan 150 tiket, termasuk para artis yang merupakan calon legislatif (caleg). Ditambah pula dengan penonton umum yang semuanya berjumlah total 237 orang.
Erna seorang guru dari Sekolah Dasar (SD) Diniyah Aisyiyah di Pasar Rumput, Jakarta, sangat mengagumi Laskar Pelangi yang memberikan inspirasi dan pencerahan, terutama untuk guru yang sangat peduli dengan pendidikan, meskipun masih kekurangan.
Sementara itu, Humas Jaringan Bioskop 21 Noorca Massardi mengatakan, kesuksesan film Laskar Pelangi masih belum bisa ditebak. Selama bulan puasa, penonton bioskop cenderung turun hingga 50 persen. Tetapi, satu minggu menjelang Lebaran, tren penonton meningkat.
"Kalau sampai setelah lebaran, Laskar Pelangi masih main, film itu bisa tembus satu juta penonton. Jika bertahan lebih lama, jumlahnya pasti lebih banyak," tutur Noorca.
Imam, mahasiswa Yarsi dan 10 temannya tidak mengantre, karena menonton pada sore hari. Mereka mengaku sangat penasaran dengan novel yang difilmkan, maka wajib nonton pada hari pertama diputar di bioskop. Imam melihat ada seorang nenek yang nonton dengan kursi roda. Kelihatannya, ungkap Imam, orang tua itu ingin sekali menonton film yang menjadi pembicaraan publik.
Sekitar seribu orang guru menonton pemutaran perdana film Laskar Pelangi di Blitz Megaplex, Bandung, Kamis (25/9). Para guru dari berbagai tingkatan ini diundang oleh PT Telkom, Flexi dan Blitzmegaplex.
Vice President Operation Mizan Publika Putut Widjanarko mengatakan, sengaja mengundang para guru untuk menonton karena film yang penuh dengan inspirasi ini. "Ini salah satu bentuk apresiasi kepada guru-guru yang ada di Kota Bandung atas segala jerih payahnya untuk mendidik," tuturnya sesaat sebelum pemutaran film tersebut.
Selain dipenuhi para guru, pemutaran perdana film yang diadaptasi dari buku karya Andrea Hirata ini juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.
Dari 14 jadwal penayangan di Blitz Megaplex, sudah ada 5 jadwal penayangan yang tiketnya habis dipesan calon penonton. Setiap auditorium itu bisa menampung sekitar 300 kursi."Terharu dengan perjuangan Lintang dan Ibu Muslimah. Juga kedekatan dia dengan siswanya, saat kembali setelah tidak masuk lima hari, murid-muridnya langsung memeluk dia," kata Linda (36), salah seorang guru SD.
Leri (20), petugas tiket BSM XXI mengatakan tiket pemutaran film Laskar Pelangi yang ditayangkan lima kali sudah habis dibeli. "Yang tersisa tinggal barisan depan untuk yang tayang jam sembilan malam," terangnya.
Menurut dia, tiket-tiket itu sudah dibeli sejak pukul dua siang selepas pemutaran yang pertama jam 12 siang. Setiap studionya, tambah Leri, memiliki kapasitas sekitar 250 kursi penonton.
Di Yogyakarta, pemutaran perdana film Laskar Pelangi juga mendapat sambutan meriah. Penonton dari berbagai kalangan termasuk para guru antri tiket bioskop 21 di Ambarukmo Plaza.
Menurut sang novelis Andrea Hirata, Sri Sultan Hamengku Buwono X Gubernur DIY sengaja mengundang mereka untuk bertemu di Kantor Gubernur DIY Kepatihan. Raja Yogya itu bahkan mengaku sudah menonton pada Rabu (24/9), dan mengulanginya pada Kamis (25/9).
"Saya sangat senang karena tokoh sekelas Sri Sultan ternyata menaruh minat besar terhadap film Indonesia termasuk film Laskar Pelangi yang diangkat dari novel saya dengan judul yang sama," kata Andrea Hirata di Ambarukmo Plaza.
Setelah pertemuan dengan Sultan HB X, ada rencana Mira Lesmana dan Riri Riza mengajak Sultan menonton kembali Laskar Pelangi.
"Kami juga mengajak puluhan guru-guru di Yogyakarta untuk menonton film ini. Saya tidak membual, tapi percayalah, film Laskar Pelangi adalah film terbaik di Indonesia," katanya.
Andrea mengatakan, anak kecil pun pasti suka karena pemandangan yang indah akan memanjakan siapa pun yang menontonnya. Andrea mengemukakan, awalnya ia pun tidak yakin film yang diangkat dari novelnya itu akan memperoleh sambutan positif dari penonton di Indonesia. Bahkan ia sempat tidak percaya diri untuk menonton film tersebut.
"Kalimantan, Sumatera, dan Lombok misalnya, sedang kita jelajahi. Interaksi dengan warga setempat diyakini memberi referensi dan wawasan yang luas. Ada konteks luar biasa di Laskar Pelangi, yakni melihat bagaimana pendidikan, arti pendidikan, persahabatan, dan pendidik. Pesan ini harus disampaikan," ujarnya.
Secara khusus Sultan HB X bahkan mengatakan bahwa film tersebut saat ini menjadi film terbaik di Indonesia. "Kemarin (Rabu 24/9) saya nonton dan hari ini (Kamis 25/9) nonton lagi," ujar Sultan bangga.
Menurut Sultan, film-film bermuatan pendidikan yang bagus dan mendidik seharusnya banyak diproduksi insan perfilman di Indonesia.
Di Kota Semarang, masyarakat juga sangat antusias melihat pemutaran perdana film Laskar Pelangi di Studio 21 Mall Ciputra dan E-Plaza Simpang Lima Semarang, Kamis.
"Animo masyarakat cukup tinggi, di mana sampai pemutaran ketiga dari empat kali pemutaran untuk hari ini selalu dipenuhi penonton," kata Joko S, Manajer Pemasaran Studio 21, Mall Ciputra Semarang di Semarang, Kamis.
(Foto: Laskar Pelangi official site & Kompas Images)
Film Laskar Pelangi karya sutradara Riri Riza dan Mira Lesmana langsung menjadi fenomena saat pemutaran perdana di sejumlah kota pada Kamis (25/9). Sejumlah bioskop menambah studio dan jam tayang untuk menampung jumlah penonton yang membludak. Para guru dan pembaca novel menyambut film Laskar Pelangi dengan antusias.
"Dari dua minggu sebelum penayangan di bioskop, para pelanggan kami banyak yang telepon ke call center. Mereka umumnya menanyakan, kapan film Laskar Pelangi diputar dan apakah sudah bisa memesan tiket terlebih dahulu," kata Marketing Supervisor Blitzmegaplex Prima Haripurwanti di Jakarta, Kamis (25/9).
Blitzmegaplex menayangkan film itu di tiga ruang, yaitu auditorim 1 dengan kapasitas 535, auditorium 9 berkapasitas 283 dan Satin (IA/eksklusif) 52 tempat duduk.
"Kemungkinan, besok akan lebih ramai lagi, karena besok Jumat (26/9) akan ada meet and great dengan penulis novelnya langsung, Andrea Hirata. Termasuk juga saat weekeed," ujar Prima.
Pada tayangan perdana (25/9) yang dibuka untuk umum pada pukul 13.30 WIB, sangat penuh dan mengantri panjang. Bahkan, penonton rela menunggu lama dari pukul 10.00 WIB untuk mendapatkan tiket. Untuk auditorium 9 kapasitas penuh, sedangkan pada tayangan kedua di auditorium 1 pukul 14.45 WIB, merupakan rombongan dari Partai Amanat Nasional (PAN) yang memesan 150 tiket, termasuk para artis yang merupakan calon legislatif (caleg). Ditambah pula dengan penonton umum yang semuanya berjumlah total 237 orang.
Erna seorang guru dari Sekolah Dasar (SD) Diniyah Aisyiyah di Pasar Rumput, Jakarta, sangat mengagumi Laskar Pelangi yang memberikan inspirasi dan pencerahan, terutama untuk guru yang sangat peduli dengan pendidikan, meskipun masih kekurangan.
Sementara itu, Humas Jaringan Bioskop 21 Noorca Massardi mengatakan, kesuksesan film Laskar Pelangi masih belum bisa ditebak. Selama bulan puasa, penonton bioskop cenderung turun hingga 50 persen. Tetapi, satu minggu menjelang Lebaran, tren penonton meningkat.
"Kalau sampai setelah lebaran, Laskar Pelangi masih main, film itu bisa tembus satu juta penonton. Jika bertahan lebih lama, jumlahnya pasti lebih banyak," tutur Noorca.
Imam, mahasiswa Yarsi dan 10 temannya tidak mengantre, karena menonton pada sore hari. Mereka mengaku sangat penasaran dengan novel yang difilmkan, maka wajib nonton pada hari pertama diputar di bioskop. Imam melihat ada seorang nenek yang nonton dengan kursi roda. Kelihatannya, ungkap Imam, orang tua itu ingin sekali menonton film yang menjadi pembicaraan publik.
Sekitar seribu orang guru menonton pemutaran perdana film Laskar Pelangi di Blitz Megaplex, Bandung, Kamis (25/9). Para guru dari berbagai tingkatan ini diundang oleh PT Telkom, Flexi dan Blitzmegaplex.
Vice President Operation Mizan Publika Putut Widjanarko mengatakan, sengaja mengundang para guru untuk menonton karena film yang penuh dengan inspirasi ini. "Ini salah satu bentuk apresiasi kepada guru-guru yang ada di Kota Bandung atas segala jerih payahnya untuk mendidik," tuturnya sesaat sebelum pemutaran film tersebut.
Selain dipenuhi para guru, pemutaran perdana film yang diadaptasi dari buku karya Andrea Hirata ini juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.
Dari 14 jadwal penayangan di Blitz Megaplex, sudah ada 5 jadwal penayangan yang tiketnya habis dipesan calon penonton. Setiap auditorium itu bisa menampung sekitar 300 kursi."Terharu dengan perjuangan Lintang dan Ibu Muslimah. Juga kedekatan dia dengan siswanya, saat kembali setelah tidak masuk lima hari, murid-muridnya langsung memeluk dia," kata Linda (36), salah seorang guru SD.
Leri (20), petugas tiket BSM XXI mengatakan tiket pemutaran film Laskar Pelangi yang ditayangkan lima kali sudah habis dibeli. "Yang tersisa tinggal barisan depan untuk yang tayang jam sembilan malam," terangnya.
Menurut dia, tiket-tiket itu sudah dibeli sejak pukul dua siang selepas pemutaran yang pertama jam 12 siang. Setiap studionya, tambah Leri, memiliki kapasitas sekitar 250 kursi penonton.
Di Yogyakarta, pemutaran perdana film Laskar Pelangi juga mendapat sambutan meriah. Penonton dari berbagai kalangan termasuk para guru antri tiket bioskop 21 di Ambarukmo Plaza.
Menurut sang novelis Andrea Hirata, Sri Sultan Hamengku Buwono X Gubernur DIY sengaja mengundang mereka untuk bertemu di Kantor Gubernur DIY Kepatihan. Raja Yogya itu bahkan mengaku sudah menonton pada Rabu (24/9), dan mengulanginya pada Kamis (25/9).
"Saya sangat senang karena tokoh sekelas Sri Sultan ternyata menaruh minat besar terhadap film Indonesia termasuk film Laskar Pelangi yang diangkat dari novel saya dengan judul yang sama," kata Andrea Hirata di Ambarukmo Plaza.
Setelah pertemuan dengan Sultan HB X, ada rencana Mira Lesmana dan Riri Riza mengajak Sultan menonton kembali Laskar Pelangi.
"Kami juga mengajak puluhan guru-guru di Yogyakarta untuk menonton film ini. Saya tidak membual, tapi percayalah, film Laskar Pelangi adalah film terbaik di Indonesia," katanya.
Andrea mengatakan, anak kecil pun pasti suka karena pemandangan yang indah akan memanjakan siapa pun yang menontonnya. Andrea mengemukakan, awalnya ia pun tidak yakin film yang diangkat dari novelnya itu akan memperoleh sambutan positif dari penonton di Indonesia. Bahkan ia sempat tidak percaya diri untuk menonton film tersebut.
"Kalimantan, Sumatera, dan Lombok misalnya, sedang kita jelajahi. Interaksi dengan warga setempat diyakini memberi referensi dan wawasan yang luas. Ada konteks luar biasa di Laskar Pelangi, yakni melihat bagaimana pendidikan, arti pendidikan, persahabatan, dan pendidik. Pesan ini harus disampaikan," ujarnya.
Secara khusus Sultan HB X bahkan mengatakan bahwa film tersebut saat ini menjadi film terbaik di Indonesia. "Kemarin (Rabu 24/9) saya nonton dan hari ini (Kamis 25/9) nonton lagi," ujar Sultan bangga.
Menurut Sultan, film-film bermuatan pendidikan yang bagus dan mendidik seharusnya banyak diproduksi insan perfilman di Indonesia.
Di Kota Semarang, masyarakat juga sangat antusias melihat pemutaran perdana film Laskar Pelangi di Studio 21 Mall Ciputra dan E-Plaza Simpang Lima Semarang, Kamis.
"Animo masyarakat cukup tinggi, di mana sampai pemutaran ketiga dari empat kali pemutaran untuk hari ini selalu dipenuhi penonton," kata Joko S, Manajer Pemasaran Studio 21, Mall Ciputra Semarang di Semarang, Kamis.
(Foto: Laskar Pelangi official site & Kompas Images)
sayang di bandar lampung udah ga ada bioskop yg mutarin laskar pelangi, 21nya udah ga ada gedungnya lagi renov........sedih padahal sejak baca buku laskar pelangi tahun lalu saya udah ngebayangin novel itu jadi film...........hiks....hiks........