Dragonball Evolution: Petualangan Goku Versi Hollywood Yang Nanggung

Siapa yang ngga kenal dengan “Dragonball,” anime yang sangat sukses dari Jepang ini telah bertahun2 menjadi salah satu program acara tetap di sebuah stasiun TV swasta lokal. Popularitas komik dan game-nya juga semakin memperkuat brand-nya di benak setiap generasi dari awal serial ini dikenalkan hingga sekarang. Nah, sekarang industri perfilman Hollywood coba kembali cari untung dengan mengadaptasi cerita “Dragonball” ini dalam bentuk film layar lebar. Bagaimana hasilnya? Sebenarnya filmnya baru beredar di Amerika pada bulan April depan, tapi di beberapa negara Asia termasuk negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, film ini sudah tayang dari tanggal 12 Maret kemarin. Mungkin dalam beberapa minggu ini juga akan segera menghiasi perbioskopan tanah air juga.
Dari tanggapan orang2 yang telah menonton film ini sendiri banyak yang mengatakan film ini tidak begitu bagus dan biasa saja. Benarkah seperti itu? Sebenarnya kalo dibilang jelek, “Dragonball Evolution” juga tidak jelek2 amat tapi tidak bisa dibilang bagus juga, jadi, yah film ini memang terkesan biasa aja dan ga terlalu istimewa. So, jangan menonton film ini dengan harapan yang terlalu besar atau menginginkan film ini bisa melebihi versi anime atau manga-nya. Walaupun katanya film ini dibuat berdasarkan versi manga-nya, namun ceritanya tidak begitu sama persis. Hanya beberapa bagian saja yang sama namun bagian lainnya sangat sangat berbeda dengan versi yang telah begitu familiar di ingatan kita itu.

Sepanjang durasi yang hanya 86 menit itu diceritakan Goku (diperankan aktor bule Justin Chatwin yang dulu pernah berperan jadi anaknya Tom Cruise di “War of the Worlds”) awalnya adalah seorang murid sekolahan biasa yang tinggal bersama kakeknya Gohan, tapi hubungan mereka dan perkembangan karakter Goku disini malah lebih mengingatkan kita pada film kartun “Kung Fu Panda” daripada “Dragonball” sendiri, kalo boleh jujur. Di sekolah Goku menyimpan perasaan khusus pada siswi tenar yang bernama Chi Chi (Jamie Chung). Kemudian diceritakanlah takdir Goku untuk menjadi penyelamat dunia dari sang penjahat besar bernama Lord Piccolo (diperankan James Marsters yang karakternya disini kalo gue bilang adalah salah satu tokoh penjahat terjelek dan ternorak dalam sejarah perfilman!) dibantu oleh Mai (Eriko Tamura) yang berusaha mengumpulkan tujuh buah Dragonball untuk membuktikan sebuah mitos legendaris. Tentunya dalam petualangannya ini Goku bakal juga dibantu oleh karakter2 terkenal lainnya dari anime ini seperti Bulma (Emmy Rossum), mersenaris Yum Cha (Joon Park) dan tentunya si master ganjen, Master Roshi (diperankan oleh salah satu aktor terkenal Asia Chow Yun-Fat). Ada beberapa hal yang sama sekali ga realistik kalo dipandang dari sudut dunia anime “Dragonball” dan terkesan dibuat2. Btw, Justin Chatwin mau ga mau bisa dibilang pilihan yang cukup cocok sebagai Goku-nya Hollywood meskipun kalo gue pikir peran Gokunya disini ga 100% Goku asli, tapi tampak ditambahkan dengan karakter2 lainnya biar lebih terkesan bule mungkin.

Visual efeknya tampil cukup lumayan terutama penggambaran gelombang energinya, tapi pada penampakan bentuk naganya sendiri, gue pikir seharusnya mereka bisa bikin yang lebih baik daripada ini. Penampilannya sama sekali ga bisa sekeren versi komiknya. Lalu, gimana dengan humor yang memang adalah salah satu unsur dari serial ini? Ada sih beberapa humor disini tapi juga ga terlalu penting dan lucu2 amat. Yang cukup menarik disini adalah motivasi yang dibagikan lewat beberapa adegan2 yang motivatif.
Kembali lagi pada ceritanya yang digarap dengan kurang begitu cermat tadi, jadi kesannya disini adalah plot yang standar2 aja (mungkin masih lebih baik plotnya “Kung Fu Panda”). Beberapa adegan juga tampil kurang original, mengingatkan kita pada beberapa film bertema sama lainnya. Adegan aksinya juga tidak begitu banyak bagi anda yang mengharapkan bakalan banyak adegan aksi luar biasa disini. Endingnya sendiri terkesan agak terburu2 dan sangat gampang tertebak.

Terdapat beberapa adegan yang memberikan clue kalo mungkin aja film ini akan dibuat lanjutan alias sequel-nya. Jamie Chung yang memerankan tokoh Chi Chi juga telah mengkonfirmasikan hal ini pada wawancaranya dengan MTV. Aktris keturunan Asia yang sebelumnya sering tampil dalam serial televisi ini sangat mengharapkan kalo sequel itu benar2 akan direalisasikan. Tapi tunggu dulu, bagaimana hasilnya dulu dengan film perdana ini? Apakah sudah pasti sukses besar pada saat diedarkan nanti di Amerika sana, kalo di Asia sendiri terutama di Jepang, film ini sedang menduduki peringkat tertinggi di Box Office sejak dirilis minggu kemarin, mungkin karena Jepang adalah negara asal serial ini yah. Bagaimana dengan Indonesia? Berapa banyak penggemar Goku, Master Roshi atau Lord Piccolo mungkin yang akan membayar tiket buat nonton aksi mereka di bioskop?

Nilai: 5/10 (Just an average manga adaptation like always!)


2 Response to "Dragonball Evolution: Petualangan Goku Versi Hollywood Yang Nanggung"

  1. Beritman says:

    kok bisa di negara amerika blom di rilis.. ??

    kalo mas sendiri dah nonton ya ?? dimana ?

    ix says:

    karena di Asia film ini punya komunitas penggemar yang lebih besar dan juga asal muasal cerita ini dari Asia. Makanya Asia mendapat prioritas khusus untuk tayang duluan. review ini dibuat oleh salah satu penulis blog ini yang bermukim di Singapura, disana film ini sudah edar di bioskop2 sejak minggu kemarin.

Posting Komentar

SILAHKAN BERIKAN KOMENTAR ANDA... JANGAN RAGU RAGU DAN MALU MALU, KAMI SIAP MENAMPUNG UNEG UNEG ANDA TENTANG POSTINGAN MAUPUN TAMPILAN BLOG KAMI... SEBELUM DAN SESUDAHNYA KAMI UCAPKAN THANK YOU SO MUCH..!

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme