Wakil Rakyat, nonton dulu baru nyontreng
Kamis, 19 Maret 2009
Kamis, Maret 19, 2009
,
2 Comments
Label: Drama , Etnik , Film 2009 , Indonesia , komedi , tora sudiro
Label: Drama , Etnik , Film 2009 , Indonesia , komedi , tora sudiro
09 April 2009 adalah tanggal yang penting bagi bangsa Indonesia. Pada tanggal tersebut seluruh rakyat Indonesia yang mempunyai hak pilih, memilih orang – orang yang pantas duduk di kursi yang terhormat yaitu kursi dewan. Fenomena yang terjadi pada Pemilihan Umum 2009 adalah banyaknya caleg dari golongan rakyat kecil,seperti pengamen, penjualan teh botol, dan lain – lain. Artis – artis pun banyak yang menjadi caleg. Tora Sudiro pun gak mau ketinggalan menjadi caleg. Lewat filmnya yang terbaru di tahun 2009, Tora Sudiro berperan sebagai caleg yang musti menarik simpati di sebuah desa terpencil. Mengapa Tora bisa menjadi seorang caleg ?
Kisah dimulai ketika Tora (berperan sebagai Bagyo dituduh mengacau diacara rakernas sebuah partai besar pimpinan Zainuddin (Joe Project P). Karena insiden itu Bagyo harus kehilangan pekerjaannya. Musibah itu membuat rencana pernikahannya dengan Ani (Revalina. S. Temat) terancam batal. Apa lagi Abdul (Jaja Mihardja), ayah Ani memang tidak menyukainya. Bagyo terpaksa harus mencari cara terbaik untuk mewujudkan impiannya bersanding dengan Ani VIEW GALLERY
Di tengah kesulitan itu musibah lain yang lebih besar datang menimpa Bagyo. Uang untuk ongkos orang tuanya datang melamar ke Jakarta dicuri oleh sekawanan penjahat. Karena tidak tahan tekanan yang bertubi-tubi Bagyo jadi gelap mata. Ia pergi mencari orang-orang yang membawa kabur uangnya untuk menuntut balas.
Kebetulan para penjahat itu sedang merampok seorang artis terkenal bernama Atika (Wiwid Gunawan). Aksi itu gagal karena Bagyo tiba-tiba muncul dan langsung menghajar mereka hingga babak belur (belajar dari mana yah si Tora ?). Tanpa disengaja tindakan Bagyo membuat Atika luput dari bahaya. Kejadian itu pun berbuntut panjang.
Bagyo disanjung sebagai pahlawan. Ia dipuja-puji karena dianggap rela berkorban untuk menyelamatkan Atika yang tak berdaya. Kisah keberanian Bagyo menjadi berita besar. Namanya langsung jadi buah bibir di berbagai media nasional maupun daerah (kaya Ponari aja).
Ketenaran Bagyo lalu dimanfaatkan oleh sebuah partai politik papan atas untuk menggaet dukungan massa dalam pemilihan legislatif. Bagyo dirayu oleh sang ketua partai, Wibowo (Tarzan) dan asistennya Dani (Dwi Sasono) untuk bergabung demi merebut suara rakyat di daerah pemilihan yang penting. Bagyo yang terlena dengan statusnya sebagai figur publik menyambut tawaran partai tersebut dengan penuh keyakinan. Ditemani bekas anak buahnya yang bernama Jereng (Vincent Rompies) Ia pun berangkat untuk berkampanye di Wadasrejo, sebuah daerah terpencil yang rakyatnya hidup serba kekurangan.
Di sana, Bagyo yang tidak punya pengalaman politik apapun mengalami kesulitan untuk menarik perhatian. Ternyata masyarakat Wadasrejo tidak mengenal sosoknya sama sekali. Bagyo harus mencari akal untuk memperkenalkan diri dan menarik simpati warga desa terbelakang itu.
Ternyata Bagyo menemukan kenyataan lain yang lebih penting daripada nama besar dan popularitas. Masyarakat desa lebih tahu apa yang paling mereka butuhkan. Bagyo pun terjepit antara kepentingan partai atau menolong seorang wanita desa yang mengalami kesulitan saat akan melahirkan (Francine Roosenda). Bagyo yang buta politik harus memilih antara merebut perhatian rakyat banyak atau menolong seorang wanita lemah di tempat yang jauh dari keramaian.
Bersamaan dengan datangnnya Pemilu, rasanya film “Wakil Rakyat” yang mengusung tema perpolitikan tanah air relevan untuk mengutkan premis teme politik dalam balutan komedi yang diharapkan dapat mengurangi ketegangan, menghibur sekaligus memberikan pencerahan. Apalagi film Indonesia dengan tema politik masih sedikit. Padahal jokes politik sangat banyak dan selalu bisa menghibur diantara hangar binger panggung politik kita. Mungkin film ini adalah film bertemakan politik pertama di Indonesia sejak kebangkitan perfilman nasional.
Bisa dibilang Chand Parwez sebagai pencetus ide film Wakil Rakyat cukup peka dengan situasi realita sehari – hari bangsa ini. Naluri sutradara muda Monty Tiwa yang sering menangani film komedi mampu menghidupkan kisah Bagyo. Yang enaknya lagi film ini didukung oleh bintang – bintang papan atas seperti Tora Sudiro, Revalina.S. Temot, Wiwid Gunawan, Vincent Rompies, Dwi Sasono, Francine Roosends, Tarzan, Jaja Miharja, Debby Sahertian, Joe Project P, Tessy, Marwoto, Mat Solar, Yati Pesek, dan banyak lagi, membuat beban Monty Tiwa untuk menghidupkan unsur komedi dalam fim Wakil Rakyat seolah lenyap dengan kemampuan nama – nama diatas. “….. Wakil Rakyat akan mengajak pencinta film Indonesia untuk merenung sekaligus menertawakan realita kehidupan politik bangsa ini.” pesan Monty. Makanya jangan coblos dulu baru mikir tapi nonton film ini dulu baru coblos eh contreng.
Catatan buat Tora, sejak bermain di Naga Bonar jadi 2 sebagai BoNaga dan Ququickie Express, belum ada lagi peran yang bagus buat dia. Apakah akan terjadi difilm ini?
Casts
BAGYO/ TORA SUDIRO
ANI/ REVALINA S TEMAT
JERENG/ VINCENT ROMPIES
ATIKA/ WIWID GUNAWAN
DANI/ DWI SASONO
ABIMANYU/ GADING MARTEN
ABDUL /JAJA MIHARDJA
NANIK /FRANCINE ROOSENDA
PRODUCTION
PT KHARISMA STARVISION PLUS
DIRECTOR
MONTY TIWA
PRODUCER
CHAND PARWEZ SERVIA
Tambahan : Kebetulan Tora Sudiro berperan juga sebagai caleg di salah satu sketsa extravaganza tanggal 21 Maret 2009. Memang lagi suasana Pemilu
Kisah dimulai ketika Tora (berperan sebagai Bagyo dituduh mengacau diacara rakernas sebuah partai besar pimpinan Zainuddin (Joe Project P). Karena insiden itu Bagyo harus kehilangan pekerjaannya. Musibah itu membuat rencana pernikahannya dengan Ani (Revalina. S. Temat) terancam batal. Apa lagi Abdul (Jaja Mihardja), ayah Ani memang tidak menyukainya. Bagyo terpaksa harus mencari cara terbaik untuk mewujudkan impiannya bersanding dengan Ani
Di tengah kesulitan itu musibah lain yang lebih besar datang menimpa Bagyo. Uang untuk ongkos orang tuanya datang melamar ke Jakarta dicuri oleh sekawanan penjahat. Karena tidak tahan tekanan yang bertubi-tubi Bagyo jadi gelap mata. Ia pergi mencari orang-orang yang membawa kabur uangnya untuk menuntut balas.
Kebetulan para penjahat itu sedang merampok seorang artis terkenal bernama Atika (Wiwid Gunawan). Aksi itu gagal karena Bagyo tiba-tiba muncul dan langsung menghajar mereka hingga babak belur (belajar dari mana yah si Tora ?). Tanpa disengaja tindakan Bagyo membuat Atika luput dari bahaya. Kejadian itu pun berbuntut panjang.
Bagyo disanjung sebagai pahlawan. Ia dipuja-puji karena dianggap rela berkorban untuk menyelamatkan Atika yang tak berdaya. Kisah keberanian Bagyo menjadi berita besar. Namanya langsung jadi buah bibir di berbagai media nasional maupun daerah (kaya Ponari aja).
Ketenaran Bagyo lalu dimanfaatkan oleh sebuah partai politik papan atas untuk menggaet dukungan massa dalam pemilihan legislatif. Bagyo dirayu oleh sang ketua partai, Wibowo (Tarzan) dan asistennya Dani (Dwi Sasono) untuk bergabung demi merebut suara rakyat di daerah pemilihan yang penting. Bagyo yang terlena dengan statusnya sebagai figur publik menyambut tawaran partai tersebut dengan penuh keyakinan. Ditemani bekas anak buahnya yang bernama Jereng (Vincent Rompies) Ia pun berangkat untuk berkampanye di Wadasrejo, sebuah daerah terpencil yang rakyatnya hidup serba kekurangan.
Di sana, Bagyo yang tidak punya pengalaman politik apapun mengalami kesulitan untuk menarik perhatian. Ternyata masyarakat Wadasrejo tidak mengenal sosoknya sama sekali. Bagyo harus mencari akal untuk memperkenalkan diri dan menarik simpati warga desa terbelakang itu.
Ternyata Bagyo menemukan kenyataan lain yang lebih penting daripada nama besar dan popularitas. Masyarakat desa lebih tahu apa yang paling mereka butuhkan. Bagyo pun terjepit antara kepentingan partai atau menolong seorang wanita desa yang mengalami kesulitan saat akan melahirkan (Francine Roosenda). Bagyo yang buta politik harus memilih antara merebut perhatian rakyat banyak atau menolong seorang wanita lemah di tempat yang jauh dari keramaian.
Bersamaan dengan datangnnya Pemilu, rasanya film “Wakil Rakyat” yang mengusung tema perpolitikan tanah air relevan untuk mengutkan premis teme politik dalam balutan komedi yang diharapkan dapat mengurangi ketegangan, menghibur sekaligus memberikan pencerahan. Apalagi film Indonesia dengan tema politik masih sedikit. Padahal jokes politik sangat banyak dan selalu bisa menghibur diantara hangar binger panggung politik kita. Mungkin film ini adalah film bertemakan politik pertama di Indonesia sejak kebangkitan perfilman nasional.
Bisa dibilang Chand Parwez sebagai pencetus ide film Wakil Rakyat cukup peka dengan situasi realita sehari – hari bangsa ini. Naluri sutradara muda Monty Tiwa yang sering menangani film komedi mampu menghidupkan kisah Bagyo. Yang enaknya lagi film ini didukung oleh bintang – bintang papan atas seperti Tora Sudiro, Revalina.S. Temot, Wiwid Gunawan, Vincent Rompies, Dwi Sasono, Francine Roosends, Tarzan, Jaja Miharja, Debby Sahertian, Joe Project P, Tessy, Marwoto, Mat Solar, Yati Pesek, dan banyak lagi, membuat beban Monty Tiwa untuk menghidupkan unsur komedi dalam fim Wakil Rakyat seolah lenyap dengan kemampuan nama – nama diatas. “….. Wakil Rakyat akan mengajak pencinta film Indonesia untuk merenung sekaligus menertawakan realita kehidupan politik bangsa ini.” pesan Monty. Makanya jangan coblos dulu baru mikir tapi nonton film ini dulu baru coblos eh contreng.
Catatan buat Tora, sejak bermain di Naga Bonar jadi 2 sebagai BoNaga dan Ququickie Express, belum ada lagi peran yang bagus buat dia. Apakah akan terjadi difilm ini?
Casts
BAGYO/ TORA SUDIRO
ANI/ REVALINA S TEMAT
JERENG/ VINCENT ROMPIES
ATIKA/ WIWID GUNAWAN
DANI/ DWI SASONO
ABIMANYU/ GADING MARTEN
ABDUL /JAJA MIHARDJA
NANIK /FRANCINE ROOSENDA
PRODUCTION
PT KHARISMA STARVISION PLUS
DIRECTOR
MONTY TIWA
PRODUCER
CHAND PARWEZ SERVIA
Tambahan : Kebetulan Tora Sudiro berperan juga sebagai caleg di salah satu sketsa extravaganza tanggal 21 Maret 2009. Memang lagi suasana Pemilu
bagus gak yah....jd ragu neh mo nonton pa gak. jgn2 "garing"
nonton gak yach.... jd ragu. jgn2 "garing"