Masih Ada Stock Buat Film Tulalit
Minggu, 31 Agustus 2008
Minggu, Agustus 31, 2008
,
0 Comments
Label: Film , Indonesia , komedi , Review
Label: Film , Indonesia , komedi , Review
Wabah film komedi tampaknya sekarang sedang melanda Indonesia, wabah yang sedikit demi sedikit mulai menggeser tema horror yang selama ini menguasai pasar. Belum lepas dari ingatan film film sejenis seperti “Anda Puas Saya Loyo” atau “Asoy Geboy” kemarin. Sekarang giliran Maxima Pictures yang selama ini sering menghadirkan tema romantis atau horror untuk ambil bagian dalam melanjutkan wabah ini. Tetap menggunakan formula serupa, film berjudul “Tulalit” yang digadang2 sebagai komedi salah sambung ini menghadirkan barisan nama nama pelawak generasi baru yang diharapkan mampu mengocok perut penonton, ditambah juga pameran cewek seksi dan adegan adegan rada nyerempet yang seakan sudah jadi bumbu yang tidak boleh terlewatkan dalam kemasan komedi Indonesia masa kini. Ditugaskan membawa peranan utama adalah dua nama yang cukup fresh dalam dunia komedi dan sama sama angkat nama dari program televisi komedi di Trans TV, Edric Chandra, salah satu anggota baru di “Extravaganza” yang coba mengadu nasib dilayar lebar lewat film ini dan juga mantan model Shareefa Danish, yang sebenarnya sudah beberapa kali juga tampil di layar lebar, namun akhir akhir ini namanya lebih populer di dunia komedi sejak tampil dalam komedi situasi “Coffe Bean Show”. Di barisan para pemeran pendukung juga tampil nama nama yang sudah cukup familiar bagi penonton Indonesia, seperti Arie Untung, Daus “OB”, Yadi Sembako, Kiwil, Budi Anduk, Pretty Asmara, Robby Tumewu hingga mantan ratu perfilman Indonesia yang tampaknya sekarang cukup puas untuk mendukung film film dengan tema seperti ini yaitu Meriam Bellina.
Film ini mengisahkan tentang Edric (Edric Chandra), cowok ganteng yang belum memiliki pacar. Ibunya, Mer (Meriam Bellina), sangat berharap anaknya segera menikah. Tapi bagaimana menikah, kekasih saja ia belum punya. Mer curiga dengan kelakuan Edric yang dianggap menyimpang. Edric dekat dengan teman-temannya yang "aneh". Mer pernah menjumpai Edric sedang "ditunggangi" Arie (Arie Untung), salah satu sahabat anaknya. Kejadian itu membuat Mer gusar. Ia tak ingin anaknya jadi gay. Namun ketika didesak ibunya, Edric menyatakan telah memiliki kekasih. Pernyataan ini sebenarnya hanya sekadar menyenangkan hati ibundanya, tapi malah jadi masalah lanjutan. Hal itu terbukti ketika Mer menagih Edric memperlihatkan foto kekasihnya. Tanpa pertimbangan yang matang Edric menyodorkan foto seorang wanita yang ia ambil dari majalah. Wanita itu adalah Sharifa, seorang model cantik. Masalah Edric tidak serta- merta selesai dengan menunjukkan foto. Mer mendesak Edric mendatangkan kekasihnya bertemu dengan sang ibu. Inilah yang membuat Edric gusar, pasalnya ia tidak tahu menahu tentang Sharifa. Di sisi lain, Sharifa, model kenamaan itu, telah dijodohkan ayahnya (Robby Tumewu) dengan Dauz Costner (Dauz Sparo). Sharifa menolak perjodohan itu karena ia melihat ayahnya hanya ingin mengincar harta Dauz. Sementara itu, Mer berhasil mengetahui identitas calon menantunya yang jadi model terkenal. Yang tidak ia ketahui adalah, Edric tidak pernah jadi pacar Sharifa. Terlebih lagi, Sharifa adalah anak Robby, musuh bebuyutannya sejak SMA.
Ga usah mengerutkan kening dan garuk garuk kepala jika selama menonton film ini anda banyak menemukan kisah yang banyak ga nyambungnya, karena ini memang disengaja sesuai dengan judul filmnya itu sendiri yang sedikit banyak sudah memberikan anda peringatan sebelum menonton filmnya. Alur cerita yang ada pun hanya sekedar menjadi sarana pendukung bagi sajian humor yang dihadirkan para pemainnya. Sang sutradara Saptadjie memang menyerahkan kepada setiap pemain untuk mengembangkan sendiri humor seperti apa yang ingin disajikan. Pada satu sisi hal ini memang memberikan kebebasan pada pemain untuk mengeksplorasi kemampuannya seperti yang dilakukan oleh Kiwil dan teman-teman yang memang ambil bagian untuk mencandai penonton dengan dialog ataupun adegan slapstick, walaupun seringkali pancingan2 itu juga ga begitu berhasil karena sudah begitu sering dipake dalam berbagai kesempatan film ataupun acara komedi lainnya, jadi bukannya lucu dan bikin tertawa malah bisa bikin kita berucap kata kata klise “Cape Deh……!!”
Lokasi pengambilan gambarnya pun terasa cukup klise karena dalam beberapa bagian tampak sangat mirip dengan lokasi film komedi lainnya yaitu “Asoy Geboy”. Ditambah penampilan sejumlah artis yang sengaja ditampilkan untuk menambah bumbu sensualitas, yang kadang tidak segan segan juga dengan ditampilkan dalam sajian close up.
Edrick Chandra yang diserahkan posisi peran utama juga tampaknya masih kurang mampu mengimbangi akting para komedian senior yang notabene cuma sebagai pemeran pendukung. Karakternya kurang begitu mampu sebagai sentral cerita yang menjadi sosok terlucu, malah ketiban oleh kelucuan kelucuan bintang lainnya. Sementara Shariffa Danish lumayan punya poin lebih karena mampu memunculkan karakter Dewi yang rada katro dengan cukup baik.
So, bagi yang masih sanggup untuk menonton film komedi dengan tema serupa tapi tak sama seperti ini, “Tulalit” masih bisa menjadi stock yang bisa anda tonton sekarang, sebelum stock stock lainnya juga bakalan digelar lagi. (JC)Pemain : Sharrefa Danish, Arie Untung, Meriam Bellina, Robby Tumewu, Edric Chan, Kiwil, Budi Anduk, Yadi Sembako
Sutradara : Saptadji
Penulis : Nestor Katanya
Produksi : Maxima Pictures
Film ini mengisahkan tentang Edric (Edric Chandra), cowok ganteng yang belum memiliki pacar. Ibunya, Mer (Meriam Bellina), sangat berharap anaknya segera menikah. Tapi bagaimana menikah, kekasih saja ia belum punya. Mer curiga dengan kelakuan Edric yang dianggap menyimpang. Edric dekat dengan teman-temannya yang "aneh". Mer pernah menjumpai Edric sedang "ditunggangi" Arie (Arie Untung), salah satu sahabat anaknya. Kejadian itu membuat Mer gusar. Ia tak ingin anaknya jadi gay. Namun ketika didesak ibunya, Edric menyatakan telah memiliki kekasih. Pernyataan ini sebenarnya hanya sekadar menyenangkan hati ibundanya, tapi malah jadi masalah lanjutan. Hal itu terbukti ketika Mer menagih Edric memperlihatkan foto kekasihnya. Tanpa pertimbangan yang matang Edric menyodorkan foto seorang wanita yang ia ambil dari majalah. Wanita itu adalah Sharifa, seorang model cantik. Masalah Edric tidak serta- merta selesai dengan menunjukkan foto. Mer mendesak Edric mendatangkan kekasihnya bertemu dengan sang ibu. Inilah yang membuat Edric gusar, pasalnya ia tidak tahu menahu tentang Sharifa. Di sisi lain, Sharifa, model kenamaan itu, telah dijodohkan ayahnya (Robby Tumewu) dengan Dauz Costner (Dauz Sparo). Sharifa menolak perjodohan itu karena ia melihat ayahnya hanya ingin mengincar harta Dauz. Sementara itu, Mer berhasil mengetahui identitas calon menantunya yang jadi model terkenal. Yang tidak ia ketahui adalah, Edric tidak pernah jadi pacar Sharifa. Terlebih lagi, Sharifa adalah anak Robby, musuh bebuyutannya sejak SMA.
Ga usah mengerutkan kening dan garuk garuk kepala jika selama menonton film ini anda banyak menemukan kisah yang banyak ga nyambungnya, karena ini memang disengaja sesuai dengan judul filmnya itu sendiri yang sedikit banyak sudah memberikan anda peringatan sebelum menonton filmnya. Alur cerita yang ada pun hanya sekedar menjadi sarana pendukung bagi sajian humor yang dihadirkan para pemainnya. Sang sutradara Saptadjie memang menyerahkan kepada setiap pemain untuk mengembangkan sendiri humor seperti apa yang ingin disajikan. Pada satu sisi hal ini memang memberikan kebebasan pada pemain untuk mengeksplorasi kemampuannya seperti yang dilakukan oleh Kiwil dan teman-teman yang memang ambil bagian untuk mencandai penonton dengan dialog ataupun adegan slapstick, walaupun seringkali pancingan2 itu juga ga begitu berhasil karena sudah begitu sering dipake dalam berbagai kesempatan film ataupun acara komedi lainnya, jadi bukannya lucu dan bikin tertawa malah bisa bikin kita berucap kata kata klise “Cape Deh……!!”
Lokasi pengambilan gambarnya pun terasa cukup klise karena dalam beberapa bagian tampak sangat mirip dengan lokasi film komedi lainnya yaitu “Asoy Geboy”. Ditambah penampilan sejumlah artis yang sengaja ditampilkan untuk menambah bumbu sensualitas, yang kadang tidak segan segan juga dengan ditampilkan dalam sajian close up.
Edrick Chandra yang diserahkan posisi peran utama juga tampaknya masih kurang mampu mengimbangi akting para komedian senior yang notabene cuma sebagai pemeran pendukung. Karakternya kurang begitu mampu sebagai sentral cerita yang menjadi sosok terlucu, malah ketiban oleh kelucuan kelucuan bintang lainnya. Sementara Shariffa Danish lumayan punya poin lebih karena mampu memunculkan karakter Dewi yang rada katro dengan cukup baik.
So, bagi yang masih sanggup untuk menonton film komedi dengan tema serupa tapi tak sama seperti ini, “Tulalit” masih bisa menjadi stock yang bisa anda tonton sekarang, sebelum stock stock lainnya juga bakalan digelar lagi. (JC)Pemain : Sharrefa Danish, Arie Untung, Meriam Bellina, Robby Tumewu, Edric Chan, Kiwil, Budi Anduk, Yadi Sembako
Sutradara : Saptadji
Penulis : Nestor Katanya
Produksi : Maxima Pictures