Animasi Sepenuh Hati WALL E

Walaupun diputar agak terlambat di bioskop bioskop Indonesia karena sudah lewat masa-masa liburan panjang sekolah, namun animasi terbaru dan kesembilan Pixar untuk Disney ini sangat sangat layak untuk ditunggu dan ditonton. Kenapa? Karena lewat film terbarunya ini, kembali Pixar akan mempersembahkan keunggulannya yang masih belum tertandingi dalam mengemas sebuah film animasi 3D dengan visual yang sangat memukau dan juga cerita yang dikemas dengan sepenuh hati untuk menyampaikan kisah yang sarat pesan moral bukan hanya untuk anak anak tapi juga untuk para penonton dewasa terutama keluarga yang menemani anak anak mereka menyaksikan film ini.
Sejak animasi hits pertama mereka, “Toy Story”, setiap kartun keluaran Pixar ibarat petualangan visual yang penuh magic. Jadi tidak salah kalau setiap produk mereka hingga saat ini cukup layak untuk dilabeli “Satisfaction Guarantee” karena selalu menampilkan hiburan yang sangat menyenangkan lewat cerita-ceritanya yang menggemaskan dan animasi yang memanjakan mata, tapi juga kisah yang sarat pesan moral tadi. Belum lepas dari fikiran, cerita yang bikin lidah bergoyang di “Ratatouille” waktu lalu, sekarang Pixar mencoba berexperimen lewat cerita masa depan dalam tuturan sebuah robot kesepian dalam “WALL-E”.

Lewat cerita yang bersetting 700 tahun di masa depan nanti, bumi digambarkan sebagai tempat yang tidak layak lagi untuk ditempati oleh makhluk hidup terutama manusia karena telah dipenuhi oleh sampah-sampah non-organik hasil buangan manusia selama ini. Untuk mengantisipasi kelangsungan hidup mereka, manusia pun telah dievakuasi ke planet lain dan dikirimlah berjuta juta robot kecil yang dijuluki WALL-E (Waste Allocation Load Lifter Earth Class) untuk membersihkan bumi agar menjadi habitat yang kembali layak untuk dihuni oleh makhluk hidup. Malangnya, setelah menjalani tugas mereka, semua robot itu mengalami mal-fungsi sehingga tersisalah satu robot saja yang sendirian terus menjalani programnya. Dipaparkan dengan alur cerita yang sama sekali tanpa dialog, kita dihibur oleh beberapa tingkah pola lucu WALL-E yang kadang kagok dan salah tingkah ketika menemukan jenis-jenis sampah yang asing baginya. Akhirnya setelah begitu lama menjalani hari hari yang penuh kesunyian, beruntunglah WALL-E karena para manusia mengirim sebuah robot penyidik bernama EVE untuk memonitor keadaan bumi saat ini. Pertemuan kedua robot berbeda bentuk ini ternyata memunculkan benih benih cinta diantara keduanya yang juga kerap ditimpali oleh interaksi interaksi lucu yang kembali cuma diwarnai oleh bunyi bunyi khas robot. Setelah begitu lama menjalani kesendirian di bumi, ternyata WALL-E lambat laun telah membentuk kepribadian dan perasaan layaknya manusia, dan dia mencoba menularkan perasaan ini kepada hati robot EVE. Selesai menjalankan misinya di bumi, EVE pun harus kembali kepada habitat manusia sekarang untuk melaporkan hasil penyidikannya. Namun, WALL-E yang sudah kadung sayang tak mau ditinggal begitu saja dan dengan sembunyi sembunyi berhasil membawa dirinya ikut bersama kapal yang ditumpangi EVE. Ketika tiba di habitat baru manusia, WALL-E menyadari sebuah fakta bahwa manusia saat ini sama sekali berbeda dengan para manusia yang sampahnya dia bersihkan. Ironisnya, sebuah robot kecil seperti dia malah lebih punya perasaan humanis dibanding manusia itu sendiri. Mencoba menyelamatkan keadaan, tugas WALL-E sekarang bukan hanya menularkan perasaan itu kepada EVE tapi juga mengembalikan perasaan cinta, kasih sayang dan kejujuran di hati manusia kembali.

Seperti karya karya emas Pixar lainnya, film ini juga mempunyai makna yang sangat dalam. Walau dibungkus dalam sebuah layaknya cerita cinta, tapi film ini juga menggambarkan sebuah pesan tentang bagaimana untuk tetap jujur kepada hatimu sendiri di tengah tengah keadaan yang kadang tidak bersahabat dan memaksa kita untuk mengingkari diri. Film ini juga berisi pesan moral tentang bagaimana kita dapat melindungi tempat kita tinggal ini yaitu bumi mulai dari satu hal kecil yang kita jalani sehari hari, tak peduli betapa segannya kadang kita untuk melakukannya. “WALL-E” sebagai sebuah film yang sangat minim dialog dan hanya menyampaikan maknanya lewat ekspresi dan simbol-simbol, namun gaungnya tetap tersampaikan dengan sangat baik, menampilkan betapa solid dan profesionalnya tim dibelakang layar animasi ini yang telah mempersiapkan film dengan ide unik ini dengan sangat matang. Sebagai sebuah hiburan yang sarat pesan moral dan kehidupan, “WALL-E” jelas jelas adalah sebuah tontonan yang sangat layak untuk direkomendasikan bagi seluruh anggota keluarga. (JC)

Galery Photo:


0 Response to "Animasi Sepenuh Hati WALL E"

Posting Komentar

SILAHKAN BERIKAN KOMENTAR ANDA... JANGAN RAGU RAGU DAN MALU MALU, KAMI SIAP MENAMPUNG UNEG UNEG ANDA TENTANG POSTINGAN MAUPUN TAMPILAN BLOG KAMI... SEBELUM DAN SESUDAHNYA KAMI UCAPKAN THANK YOU SO MUCH..!

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme