The Strangers: Scream versi Pasangan yang Mencekam

Kasus nyata kriminal yang diadaptasi ke dalam bentuk film layar lebar mudah untuk menarik perhatian calon penontonnya. Kenapa? karena mayoritas orang orang ingin mengetahui apa sih sebenarnya yang terjadi di balik sebuah kasus yang sebelumnya menjadi berita utama di koran2 dan jadi bahan pembicaraan orang banyak. Walaupun, belum tentu bila cerita yang telah menjadi konsumsi layar lebar itu adalah fakta yang benar2 terjadi, bahkan kadang2 sudah dimodif sedemikian rupa dan tidak lupa diberi bumbu penyedap khas film horror sehingga mampu tampil lebih mencekam bagi para penontonnya. Begitu juga dengan "The Strangers," sebuah film thriller yang katanya diangkat dari kisah nyata sepasang kekasih yang rumahnya disatroni penjahat bertopeng yang meneror mereka sepanjang malam.

Meskipun banyak yang berspekulasi kalau kisah dalam film "The Strangers" ini pernah menjadi headline di koran2, namun sang sutradara sendiri yaitu Bryan Bertino mengatakan kalau ide cerita yang dia dapatkan untuk membuat film ini adalah pengalaman masa kecilnya ketika seorang yang tidak dikenal datang ke rumahnya dan menanyakan tentang seseorang yang juga asing dan tidak pernah tinggal disitu.
Menggubahnya menjadi thriller berdarah dan penuh adegan menegangkan, film ini dibintangi oleh aktris cantik Liv Tyler yang ditemani oleh aktor Scott Speedman dari "Underworld."
Didalam film ini, Liv berperan sebagai Kristen yang hubungannya dengan sang kekasih James (Speedman) sedang berada diambang kehancuran ketika dalam sebuah resepsi pernikahan teman mereka, James mencoba melamar Kristen namun ternyata keinginannya ditolak oleh sang gadis. Dalam keremukan hati James dan kegundahan Kristen, pulanglah mereka menuju villa milik keluarga James yang terletak di sebuah daerah yang cukup terpencil. Sia2 sudah segala yang telah dipersiapkan James di villa itu untuk menyambut sang calon istri bila tadinya Kristen menyanggupi lamarannya. Dengan kelesuan dan segala hal yang berkecamuk di hati, dua anak manusia ini mencoba menghabiskan malam itu di villa, namun menjelang tengah malam, terdengar bunyi ketukan di pintu villa. Seorang wanita berdiri dalam kegelapan menanyakan apakah Tamara ada di rumah? Awalnya Kristen hanya mengira kalau wanita itu salah alamat, namun ketika dia datang untuk kedua kalinya dan menanyakan hal yang sama, Kristen mulai curiga akan adanya hal yang tidak beres. Ketika James beranjak keluar untuk pergi mencari udara segar di luar villa, Kristen yang ditinggal sendirian mulai merasakan adanya suatu ancaman di luar sana yang tanpa dia sadari beberapa manusia bertopeng menyeramkan telah berhasil menyusup ke dalam dan siap menghabisi nyawa mereka setiap saat, namun tidak semudah itu, tidak sebelum mereka meneror sepasang kekasih yang sedang dilanda permasalahan cinta ini sepanjang malam.
Siapakah sebenarnya penjahat bertopeng itu, dan mengapa mereka ingin membunuh pasangan ini? Saat kamu menonton "The Strangers," kamu akan menemukan kalau pertanyaan2 itu ternyata tidaklah begitu penting, karena bagaimanapun, toh kita juga tidak akan pernah mendapatkan jawabannya disini. Sedikit banyak terinspirasi oleh karya2 maestro film horror, Alfred Hitchcock, Bryan Bertino mendobrak tradisi film thriller dengan memberikan kita sosok antagonis yang sama sekali tidak memiliki motif. Dan ini bisa dibilang keputusan yang cukup masuk akal, karena pembunuh sakit jiwa dalam film sebenarnya tidak punya alasan yang kuat dan nyata untuk menghabisi nyawa seseorang. Tapi disini Bertino juga membuat kesalahan ketika ingin melanggar aturan lainnya yaitu menyajikan ending dari film itu sendiri pada awal film. Kita telah melihat metode seperti ini sebelumnya (yang paling terkenal dan paling baik yaitu dalam film "Memento"), namun itu sama sekali tidak berhasil disini. Ada sebuah kalimat pada pembukaan film yang menyatakan bila film ini terinspirasi dari sebuah kejadian nyata, dan agen FBI masih belum mengetahui apa yang terjadi pada pasangan ini. Ok, itu berarti mereka pasti akan meninggal kan?

Jadi sejak awal Bertino telah membuka kartu kalau dua tokoh utama disini akan tewas. Dimana lagi letak surprise-nya kalo begitu? Apa lagi yang tertinggal untuk bisa diharapkan dan dinantikan pada akhir cerita nanti? Yang bisa kita lakukan cuma menunggu Kristen dan James berteriak2 ketakutan. Dan itu adalah kesalahan yang cukup mengecewakan, karena dua bintang disini berhasil membawakan akting meyakinkan yang membuat kita menaruh simpati pada mereka, tapi karena mengetahui mereka akan tewas juga nantinya membuat kita jadi 'ill-feel' kembali.

Meskipun begitu, "The Strangers" masih tetap tontonan horror thriller yang mencekam. Liv Tyler memiliki teriakan yang cukup bisa membuat kamu ikutan bergidik ngeri. Para penjahat yang sebenarnya menggunakan topeng yang berkesan minimalis dan cara mereka mengendap2 dalam kegelapan sekaligus aksi teror mereka ternyata mampu memberikan nilai 10 pada skala kengerian film ini. Namun setelah 45 menitan menyaksikan aksi kejar dan teror di tempat yang sama, mulai juga muncul pikiran berapa lama lagi adegan2 ini akan bertahan seperti ini. Untungnya, film ini berakhir pada saat yang tepat disaat sebelum film ini menjadi bertele-tele, dengan durasi yang cukup singkat namun padat sepanjang kurang dari 90 menit.
Tetapi tunggu dulu, kalo kamu nonton sampe benar2 selesai, kamu bakal menemukan sebuah adegan yang membuka peluang untuk dibuatnya lanjutan film ini. Meskipun cukup susah emang ngebayangin gimana Bertino nantinya sanggup melanjutkan cerita ini di babak kedua kalo isinya juga hanya tentang aksi kejar dan bunuh2an yang sama. (JC)

Nilai: *** dari ***** (Mudah ditebak tapi syeereeem....!!)

3 Response to "The Strangers: Scream versi Pasangan yang Mencekam"

  1. Anonim says:

    gw dah nonton tapi gw bingung ini motifnya apaan.
    trus kisah nyatanya siapa sih .
    hehe .
    thanks.

    Mich says:

    Kalo anda membaca dengan seksama artikel diatas, pasti dah nemu deh jawabannya.

    Untuk motif: "Sang sutradara mendobrak tradisi film thriller dengan memberikan kita sosok antagonis yang sama sekali tidak memiliki motif. Dan ini bisa dibilang keputusan yang cukup masuk akal, karena pembunuh sakit jiwa dalam film sebenarnya tidak punya alasan yang kuat dan nyata untuk menghabisi nyawa seseorang."

    Untuk ide kisah nyatanya: "banyak yang berspekulasi kalau kisah dalam film adalah kisah nyata, namun sang sutradara sendiri yaitu Bryan Bertino mengatakan kalau ide cerita yang dia dapatkan untuk membuat film ini adalah pengalaman masa kecilnya ketika seorang yang tidak dikenal datang ke rumahnya."

    Boleh dijadikan masukan rekan anonim?

    Anonim says:

    jadi semua pembunuhnya gila?

Posting Komentar

SILAHKAN BERIKAN KOMENTAR ANDA... JANGAN RAGU RAGU DAN MALU MALU, KAMI SIAP MENAMPUNG UNEG UNEG ANDA TENTANG POSTINGAN MAUPUN TAMPILAN BLOG KAMI... SEBELUM DAN SESUDAHNYA KAMI UCAPKAN THANK YOU SO MUCH..!

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme