Queen Bee, Save the Queen

queen bee, buaya film

Usia ke-17 seringkali dianggap sebagai usia sakral buat kita. Tak heran jika perayaan ulang tahun ke-17 biasanya berlangsung istimewa. Kado yang diberikan juga pasti sudah beda, nggak bau anak-anak lagi. Diusia 17, kita bisa mendapat KTP, SIM, dianggap dewasa hingga boleh pacaran, boleh menentukan keputusan dan seabreg izin lain diberikan pada usia tersebut. Satu lagi alasan kenapa usia 17 sakral, karena kamu boleh ikut Pemilu!!

Itulah prolog film remaja QUEEN BEE garapan sutradara muda berbakat Fajar Nugros. Queen Bee adalah nama sandi untuk sistem pengawalan Quenyta Siregar sebagai keluarga calon Presiden.

Quenyta Siregar (Tika Putri) adalah gadis smart, stylish dan independent. Pada usia 5 tahun, ia ditinggal meninggal oleh ibunya. Saat kehilangan sosok ibu, ia juga merasa kehilangan sosok ayah,karena Rachmat Siregar (Mathias Muchus) sibuk dengan kegiatan politiknya. Tepat saat perayaan ulang tahun ke 17 putrinya, Rachmat Siregar dikisahkan lolos di pemilihan calon presiden putaran pertama dan harus berjuang untuk lolos di putaran kedua. Janji makan malam untuk merayakannya ultah putrinya pun buyar.

Belum hilang rasa sebal karena Quenyta pada ayahnya atas gagalnya perayaan ulang tahunnya, Quenyta mendapati kenyataan harus dikawal dengan ketat sebagai konsekuensi atas kemenangan kampanye ayahnya. Sebagai putri calon presiden, Quenyta masuk dalam operasi Queen Bee. Sandi untuk sistem pengawalan dirinya.
VIEW GALLERY

queen bee,buaya filmKeberadaan aparat pengamanan yang sesuai protokoler pengawalan keluarga calon Presiden semakin membuat hidup Queen yang tadinya bebas jadi terkekang. Ditambah lagi dengan ketidaksukaan Quenyta pada salah satu aparat baru yang memiliki kode A-14058 (Oka Antara) yang disuruh ayahnya untuk menjadi pengawal Quenyta. Ugh, malas banget kan, kemana-mana diikuti sama pengawal! Kejar – kejar dengan pegawal pun terjadi saat Quenyta yang berusaha kabur. Tetapi ternyata pengawalnya cukup lihai dan gak gampang terjebak oleh Quenyta.
queen bee, buaya film
Ketidakpercayaan ayahnya ini bikin Quenyta kesal dan bete banget sama sang ayah. Hubungan keduanya pun jadi sedikit merenggang. Ditambah lagi dengan kesibukan ayahnya sebagai Calon Presiden, makin jauhlah hubungan Quenyta dengan sang ayah. Tapi, masalah Quenyta nggak berhenti sampai di situ saja. pacar tercintanya, Braga (Reza Rahardian) pun mendadak berubah jadi menyebalkan. Duh! Kok berasa banyak masalah banget, ya? Nah, disaat sedang mengalami banyak masalah inilah, Quenyta jadi dekat dengan A-14058. Apalagi, dirinya sempat diselamatkan oleh A-14058. Perasaan sebal Quenyta sama A-14058 pun perlahan memudar.


Kehilangan waktu bercengkrama dengan ayahnya dan ketidakpahaman Quenyta akan tujuan ayahnya dalam berpolitik membuat komunikasi ayah dan anak semakin berjarak. Karena itu negosiasi pun dibuat. Rachmat Siregar bersedia melonggarkan pengawalan putrinya dengan satu syarat Quenyta bersedia mengikuti progam kampanye yang dijalani ayahnya.
Keterlibatannya dalam kampanye akhirnya menumbuhkan kepercayaan ayahnya kembali. Quenyta membantu mendesain ulang kaos dan poster kampenya ayahnya yang terkesan jadul.Selain itu Quenyta menyadari alasan mengapa ayahnya ingin menjadi Presiden.
"Sebagai ayah, aku ingin memberikan yang terbaik untukmu. Rumah yang nyaman untuk berteduh, hingga Negara yang membuatmu bangga kuperjuangkan untukmu." begitu alasan Ayah Quenyta.

Sayangnya, kesadaran Quenyta datang terlambat setelah dia melakukan kesalahan fatal yang merusak citra ayahnya sebagai Calon Presiden. Tentu ayahnya murka, pers menyorot habis-habisan. Padahal waktu kampanye tinggal beberapa hari.

Film ini merupakan adaptasi dari cerpen karya Fajar Nugraha yang disutradarai oleh Fajar Nugros (Fajar Nugraha dan Fajar Nugros adalah orang yang sama).Skenario film ini ditulis oleh Ginarti.S.Noer yang memulai karirnya menulisnya dimulai sejak SMA dan sudah berhasil menjuarai kompetisi berskala nasional lewat skenario buatannya. Setelah itu menghasilkan beberapa layar lebar dengan puncak Ayat-Ayat Cinta yang mengguncang industri perfilman. Karya berikutnya adalah sebuah adapatasi dari novel Perempuan Berkalung Sorban yang mengkritik perlakuan patriarki yang berkedok agama terhadap perempuan. Dibawah asuhan Hanung Bramantyo sebagai Production Supervisor, film ini mengambil dua tema besar yaitu sulitnya menjalin komunikasi ayah-anak dan remaja sebagai pemilih pemula dalam Pemilu yang cenderung apolitis alias tak mau tahu soal politik.

Pertama kali saya baca judul filmnya, saya pikir ini film luar negeri dan terbayang kalo yang main itu Hillary Duff. Tetapi ternyata salah ini adalah film nasional. Menurut saya, difilm ini Tika Putri kurang bisa mendalami karakter Quenyta, mungkin karena dia banyak bermain difilm komedi seperti "Jagad X Code", "Si Jago Merah", dan Oh,My God".
Prolog film ini mengambil waktu cukup banyak dari film berdurasi hampir 120 menit, sehingga hampir membosankan sebenarnya. Untunglah konflik Quenyta dengan teman sekolah, pengawal, ayah, dan lelaki pujaan hatinya datang berturut-turut sehingga penonton bisa merangkai cerita dengan cepat dan tidak larut dalam bosan. Apalagi tingkah Quenyta yang selalu berusaha melarikan diri dari pengawalnya, cukup lucu untuk menyegarkan penonton.

Tema besar film muncul dengan manis bersama kritikan-kritikan sang penulis skenario, Ginarti.S.Noer, tentang tidak tergarapnya pemuda sebagai pemilih pemula. Tema pengawalan seorang anak Capres sebanarnya sudah cukup sering dibuat filmnya diluar negeri, sebagai contoh "American Dreamz (2006) yang dibintangi Mandy Moore.Menurut Ginarti, setelah angkatan 98 habis, angkatan di bawahnya sudah malas demo. Anak muda tak mau tahu tentang politik, sedangkan politikus juga tidak menggarap kampanye untuk segmen anak muda.

Kritikan tentang banyaknya anak muda yang menganggur, industri kreatif yang kurang modal, hingga materi kampanye yang membosankan diwakilkan dalam protes Quenyta atas kaos dan poster kampanye ayahnya yang terkesan jadul. Quenyta akhirnya mendesain ulang kaos dan poster kampanye tersebut.

Film ini dijadikan arena promosi salah satu produk Unilever. Fajar Nugros memang dikenal punya sentuhan komersil yang kuat karena karyanya selalu berhasil mengumpulkan banyak penonton untuk ukuran film gerilya. Untuk mempromosikan film dan produk, diadakan berbagai event seperti Queen Bee Hunt. Disalah satu adegan adapula dimana Quenyta menjelaskan cara memiliki rambut yang bagus. Official web, blog,facebook, dan friendsternya cukup bagus dan kreatif untuk promosi dan anak muda banget. Agar film ini “Gue Banget”,film ini juga menampilkan band-band anak muda untuk mengisi soundtrack-nya. Ada RAN, Alexa dan Twenty First Night. “Ini adalah film remaja saat ini. Jadi apa yang ada di keseharian remaja adalah bagian dari kisah ini. RAN misalnya, punya lagu bagus untuk film ini, jadi kami bekerjasama dan mereka menjadi part of the story,” urai Fajar sang sutradara. Jadi gak mau kalah sama film “Bukan Cinta Biasa” nih ? Dari segi pendukungnya kreatif,tetapi bagaimana dengan cerita ?

Tetapi lumayan bagi yang sudah bosan dengan film – film yang bergenre horror, film ini bisa jadi alternatif tontonan di sela film-film bergenre horror yang banyak menyerbu bioskop kita akhir-akhir ini.


Kamu - kamu bisa dapetin wallpaper Queen Bee, klik ukuran yang kamu inginin
SMALL (kalo lambat klik disini aja)
MEDIUM (kalo lambat klik disini aja)
LARGE (kalo lambat klik disini aja)

Jenis Film :Drama - Remaja (teenage)

Website :http://www.queenbeethemovie.com
blog :http://queenbeediaries.blogspot.com/
facebook: Queen Bee Siregar

CAST

Tika Putri sebagai Quenyta Siregar









Oka Antara sebagai A-14058 (Secret Service)









Mathias Muchus sebagai Rachmat Siregar









Reza Rahardian sebagai Braga









Jajang.C.Noer sebagai Mak Cik









Sarah Sechan sebagai Silvi









Anizabella Lesmana sebagai Vla









Marsha Natika sebagai Okta













CREW
Producer
Bernhard Subiakto
Salman Aristo
Rendy Prasetio


Production Supervisor
Hanung Bramantyo

Director
Fajar Nugros

Scriptwriter
Ginatri S.Noer

Director of Photography
Faozan Rizal

Art Director
Eros Eflin

Editor
Wawan I. Wibowo

Music Scoring
Aksan Sjuman
Ricky Lionardi
Lie Indra Perkasa


2 Response to "Queen Bee, Save the Queen"

  1. Anonim says:

    wah..film queen bee ada tika putri dan anizabella putri ya..aku ngefans banget sama mereka.film nya pasti akan ku tonton segera..

    Iswahyudi says:

    ya..... Klu Bz DbwaT FilM Queen Bee 2..,

Posting Komentar

SILAHKAN BERIKAN KOMENTAR ANDA... JANGAN RAGU RAGU DAN MALU MALU, KAMI SIAP MENAMPUNG UNEG UNEG ANDA TENTANG POSTINGAN MAUPUN TAMPILAN BLOG KAMI... SEBELUM DAN SESUDAHNYA KAMI UCAPKAN THANK YOU SO MUCH..!

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme