Kembalinya Si Ahli Simbol Kontroversial Di "Angels & Demons"
Minggu, 03 Mei 2009
Minggu, Mei 03, 2009
,
1 Comment
Label: Action , Film 2009 , Hollywood , Misteri , Sequel , Thriller , Upcoming
Label: Action , Film 2009 , Hollywood , Misteri , Sequel , Thriller , Upcoming
Kamu penggemar novel2 Dan Brown, ataukah penggemar aktor Tom Hanks, atau barangkali penggemar film kontroversial "The DaVinci Code" mungkin? Kalau begitu, mungkin kamu sudah tau kalau film itu akan berlanjut lagi dengan sequel terbaru yang diangkat dari novel Dan Brown yang berjudul "Angels & Demons," dan masih tetap diperankan oleh bintang peraih Oscar Tom Hanks sebagai simbolog paling terkenal di layar lebar yaitu Profesor Robert Langdon.
"Angels and Demons" (Malaikat dan Iblis) sendiri adalah novel misteri best-seller karya Brown yang diterbitkan pada tahun 2000. Novel ini memperkenalkan tokoh Robert Langdon, yang juga kemudian menjadi tokoh utama pada novel Brown yang lebih dikenal, "The DaVinci Code." Jadi bisa dibilang film adaptasinya ini justru adalah prequel dari "The DaVinci" secara ceritanya mengambil waktu sebelum kejadian dalam film pertama tersebut. Versi novelnya juga menggunakan gaya penulisan dan cerita yang sangat mirip dengan "The DaVinci Code," misalnya adanya teori konspirasi organisasi rahasia, alur waktu satu hari, dan Gereja Katolik Roma. Novel ini bercerita tentang konflik antara organisasi kuno, Illuminati, dengan Gereja Katolik Roma. Novel ini juga membahas kontroversi "Antimateri", Yang disebut- sebut sebagai energi alternatif masa depan, tetapi dapat menimbulkan efek negatif, yaitu menjadi senjata pemusnah massal. Namun kontroversi yang menyinggung2 salah satu agama dalam cerita film terdahulu agaknya sedikit teredam disini, tapi tetap saja syuting film lanjutan ini mendatangkan kritikan dan tentangan dari umat Kristen dan Katholik karena pengaruh film pertamanya tadi. Buktinya adalah penolakan dari pihak Gereja di Roma untuk menjadikan tempat mereka sebagai lokasi syuting film ini. Pendeta Marco Fibbi, juru bicara keuskupan Roma, mengatakan bahwa telah membaca skenarionya namun “Nama Dan Brown sudah cukup bagi kami (untuk melarang).”
Meskipun begitu, tim dari film ini tidak kehabisan akal dengan menggunakan material yang disembunyikan untuk membangun kembali banyak tempat yang terkenal seperti gedung yang digunakan Paus, tiang-tiang Tuscan, air mancur dan monumen lengkap dengan lapangan St Peter. Supervisi spesial efek Ryan Cook mengatakan kepada majalah film Italia Ciak bahwa pelarangan ini benar-benar menyulitkan mereka. “Karena kami tidak dapat mengeluarkan kamera yang dibutuhkan untuk rekontruksi setingnya. Sehingga untuk beberapa pekan kami kirim tim dengan membaur bersama para wisatawan dan mengambil ribuan foto dan video.” Tapi ada lagi rencana pemboikotan yang dilancarkan oleh pihak Vatikan yang tak bisa menyetujui film ini dan akan melancarkan boikot sebelum jadwal peluncuran film tersebut. Tapi hal ini mungkin tidak terlalu mengejutkan untuk pihak studio karena Vatikan sebelumnya juga sudah pernah melalukan pelarangan syuting atau pengambilan gambar di kota suci Vatikan tersebut. Pihak studio sangat tanggap akan hal itu, oleh karena itu pihak studio melakukan proses syuting bukan di kota Vatikan melainkan di beberapa tempat seperti Italia, jadi seharusnya tidak ada alasan untuk memboikot film tersebut seperti kata mereka.
Disutradarai kembali oleh peraih piala Oscar, Ron Howard, film ini dimulai ketika seorang ahli fisika di Roma bernama Leonardo Vetra terbunuh, di dadanya terlihat sebuah tanda yang mengarah pada sebuah persaudaraan yang diduga telah musnah. Kematian yang tak wajar ini membuat para ilmuwan di CERN terpaksa harus menghubungi pakar simbol Robert Langdon (Tom Hanks).
Langdon yang semula tak percaya bahwa persaudaraan Illuminati ini masih ada mau tak mau harus menerima kenyataan karena tak ada orang yang sanggup membuat tanda ambigram sempurna yang menjadi simbol Illuminati kecuali dari persaudaraan rahasia ini sendiri.
Petualangan kemudian membawa Langdon dan Vittoria Vetra (Ayelet Zurer) yang ingin mengetahui pembunuh ayahnya ke Vatican di mana persaudaraan Illuminati mengancam akan meledakkan kota suci ini dan membunuh semua orang di dalamnya. Satu-satunya cara melacak si pembunuh adalah dengan mengikuti tanda-tanda yang ditinggalkan sang anggota Illuminati dengan harapan dapat mencegah pembunuhan massal ini.
Thriller yang menyajikan pertempuran tiada akhir antara ilmu pengetahuan dan agama ini menjanjikan sebuah tontonan yang bisa membuat jantung Anda berdetak dengan kencang selama awal film hingga klimaks. Semoga film yang akan ditayangkan serentak di seluruh dunia mulai tanggal 15 Mei 2009 ini bisa lebih baik dari "The DaVinci Code" yang kontroversial itu tapi ternyata filmnya lumayan membosankan. (JC)
Dari: Berbagai Sumber
"Angels and Demons" (Malaikat dan Iblis) sendiri adalah novel misteri best-seller karya Brown yang diterbitkan pada tahun 2000. Novel ini memperkenalkan tokoh Robert Langdon, yang juga kemudian menjadi tokoh utama pada novel Brown yang lebih dikenal, "The DaVinci Code." Jadi bisa dibilang film adaptasinya ini justru adalah prequel dari "The DaVinci" secara ceritanya mengambil waktu sebelum kejadian dalam film pertama tersebut. Versi novelnya juga menggunakan gaya penulisan dan cerita yang sangat mirip dengan "The DaVinci Code," misalnya adanya teori konspirasi organisasi rahasia, alur waktu satu hari, dan Gereja Katolik Roma. Novel ini bercerita tentang konflik antara organisasi kuno, Illuminati, dengan Gereja Katolik Roma. Novel ini juga membahas kontroversi "Antimateri", Yang disebut- sebut sebagai energi alternatif masa depan, tetapi dapat menimbulkan efek negatif, yaitu menjadi senjata pemusnah massal. Namun kontroversi yang menyinggung2 salah satu agama dalam cerita film terdahulu agaknya sedikit teredam disini, tapi tetap saja syuting film lanjutan ini mendatangkan kritikan dan tentangan dari umat Kristen dan Katholik karena pengaruh film pertamanya tadi. Buktinya adalah penolakan dari pihak Gereja di Roma untuk menjadikan tempat mereka sebagai lokasi syuting film ini. Pendeta Marco Fibbi, juru bicara keuskupan Roma, mengatakan bahwa telah membaca skenarionya namun “Nama Dan Brown sudah cukup bagi kami (untuk melarang).”
Meskipun begitu, tim dari film ini tidak kehabisan akal dengan menggunakan material yang disembunyikan untuk membangun kembali banyak tempat yang terkenal seperti gedung yang digunakan Paus, tiang-tiang Tuscan, air mancur dan monumen lengkap dengan lapangan St Peter. Supervisi spesial efek Ryan Cook mengatakan kepada majalah film Italia Ciak bahwa pelarangan ini benar-benar menyulitkan mereka. “Karena kami tidak dapat mengeluarkan kamera yang dibutuhkan untuk rekontruksi setingnya. Sehingga untuk beberapa pekan kami kirim tim dengan membaur bersama para wisatawan dan mengambil ribuan foto dan video.” Tapi ada lagi rencana pemboikotan yang dilancarkan oleh pihak Vatikan yang tak bisa menyetujui film ini dan akan melancarkan boikot sebelum jadwal peluncuran film tersebut. Tapi hal ini mungkin tidak terlalu mengejutkan untuk pihak studio karena Vatikan sebelumnya juga sudah pernah melalukan pelarangan syuting atau pengambilan gambar di kota suci Vatikan tersebut. Pihak studio sangat tanggap akan hal itu, oleh karena itu pihak studio melakukan proses syuting bukan di kota Vatikan melainkan di beberapa tempat seperti Italia, jadi seharusnya tidak ada alasan untuk memboikot film tersebut seperti kata mereka.
Disutradarai kembali oleh peraih piala Oscar, Ron Howard, film ini dimulai ketika seorang ahli fisika di Roma bernama Leonardo Vetra terbunuh, di dadanya terlihat sebuah tanda yang mengarah pada sebuah persaudaraan yang diduga telah musnah. Kematian yang tak wajar ini membuat para ilmuwan di CERN terpaksa harus menghubungi pakar simbol Robert Langdon (Tom Hanks).
Langdon yang semula tak percaya bahwa persaudaraan Illuminati ini masih ada mau tak mau harus menerima kenyataan karena tak ada orang yang sanggup membuat tanda ambigram sempurna yang menjadi simbol Illuminati kecuali dari persaudaraan rahasia ini sendiri.
Petualangan kemudian membawa Langdon dan Vittoria Vetra (Ayelet Zurer) yang ingin mengetahui pembunuh ayahnya ke Vatican di mana persaudaraan Illuminati mengancam akan meledakkan kota suci ini dan membunuh semua orang di dalamnya. Satu-satunya cara melacak si pembunuh adalah dengan mengikuti tanda-tanda yang ditinggalkan sang anggota Illuminati dengan harapan dapat mencegah pembunuhan massal ini.
Thriller yang menyajikan pertempuran tiada akhir antara ilmu pengetahuan dan agama ini menjanjikan sebuah tontonan yang bisa membuat jantung Anda berdetak dengan kencang selama awal film hingga klimaks. Semoga film yang akan ditayangkan serentak di seluruh dunia mulai tanggal 15 Mei 2009 ini bisa lebih baik dari "The DaVinci Code" yang kontroversial itu tapi ternyata filmnya lumayan membosankan. (JC)
Dari: Berbagai Sumber
lucu, itu posternya salah... ANGES & DEMONS