Janda Kembang: Suara, Dengarkan Aku
Kamis, 14 Mei 2009
Kamis, Mei 14, 2009
,
1 Comment
Label: Drama , Etnik , Film 2009 , Indonesia , komedi , luna maya , Review , Ringgo
Label: Drama , Etnik , Film 2009 , Indonesia , komedi , luna maya , Review , Ringgo
Film ini berkisah tentang Selasih atau Asih (Luna Maya) seorang wanita yang sangat seksi, cantik, dan terawat yang datang ke pinggiran Jakarta tepatnya di Pulo Bantal untuk menemui temannya. Ketika itu dalam acara hajatan, group musik local “Dodirama Band” pimpinan Pak Dodi (Ringgo Agus Rahman) kebinggungan karena vokalis utama mereka, Yuli Nada (Sarah Sechan) yang kebanyakan makan kecekukan diatas panggung sehingga gak bisa nyanyi. Dengan tidak sengaja Selasih tampil dipanggung membawakan sebuah lagu dengan iringi grup "Dodirama Band" . Ternyata suara Selasih merdu dan membuat penonton terlena dan lupa daratan.
Karena tanggapan penonton yang luar biasa, Pak Dodi selaku pimpinan “Dodirama Band” ingin Selasih menjadi vokalisnya. Selasih memang bagaikan “bidadari” yang baru saja turun dari khayangan. Asih yang hanya dengan menyuarakan sebuah lagu membuat para lelaki di daerah Pulo Bantal terpesona dan menjadi bertekuk lutut di hadapannya. Bukan hanya laki – laki dewasa yang bertekung lutut, dua remaja bersahabat Radja (Rifat Sungkar) & Fadli (Esa Sigit), jiwa kelaki-lakian mereka yang mulai tumbuh, tiba-tiba lebih terkuak ke permukaan.
Semenjak kehadiran Asih menjadi penyanyi di grup musik Dodirama, job grup musik tersebut padat dan laku keras. Malah pada waktu musim Pilkades (pemilihan kepala desa), Asih yang memiliki paras yang cantik dan suara yang merdu digunakan untuk menarik massa oleh calon Kades, Pak Dewa (Joe ‘P-Project) sekaligus usaha Pak Dewa untuk PDKT dengan Asih. Namanya juga ada gula ada semut ada wanita manis langsung deh dikerubutin laki - laki. Asih pun menjadi penyanyi langganan untuk tampil di kampanye Pak Dewa. Hal itu bukan membuat Yuli sang istri Pak Dodi bukannya senang malah membuat Yuli geram melihat Asih yang mengambil alih posisinya sebagai penyanyi dan merasa menjadi barang bekas. Apalagi Asih datang ke pulo Bantal sendirian tanpa suami dan Ada hal-hal pribadi yang membuat Asih sering menutup diri dan pendiam, akibatnya orang mereka-reka jati diri Asih, apalagi karena Ia seorang diri, tanpa pasangan. Hingga tersiar kabar bahwa Asih adalah Janda Kembang.
Penampilan Asih di panggung maupun di luar panggung, kerap membuat kesal para istri-istri, karena suami-suaminya jadi amnesia, lupa sudah punya istri. Hal ini sangat dirasakan oleh Yuli (Sarah Sechan), Istri Pak Dodi, yang juga adalah Penyanyi Dodirama Band. Kini Yuli merasa posisinya terancam baik di Band maupun rumah tangga.Yuli mulai memprovokasi ibu-ibu kampung Pulo Bantal untuk membenci Asih. Yuli pun memfitnah Asih sebagai pengambil hati suami orang.
Kecemburuan masyarakat (terutama ibu-ibu) Pulo Bantal kepada Selasih dirasakan oleh Radja dan Fadli. Mereka lantas melindungi Selasih dengan caranya masing-masing, oleh sebab itu mereka sering mengikuti kemana pun Asih pergi.
Sementara itu keadaan Asih semakin tersudut, masyarakat mulai mencap Asih sebagai pelacur, wanita simpanan dan sebagainya. Keadaan menjadi panas, mereka yang cemburu ingin mengusir Asih dari Pulo Bantal.
Namun siapakah Asih sebenarnya? Bagimana nasib Asih selanjutnya? Sanggupkah Asih menghadapi perlakuan-perlakuan anarkis ini?
Setelah film “Wakil Rakyat”, Kharisma Starvision kembali mengusung film yang diberi judul “Janda Kembang”. Pertumbuhan perfilman nasional akan stagnan apabila tidak muncul film-film baru berthema unik, tetapi menyentuh persoalan yang sedang hangat di masyarakat. Meminjam istilah Chand Parwez dari Starvision, ‘sebuah film harus mengusung thema besar, sesuatu yang menjadi buah bibir masyarakat’, dan tentunya sebuah film dianggap berhasil apabila masyarakat menemukan jawaban fenomena yang ada melalui film tersebut.
Film Janda Kembang dikembangkan dari ide seputar Undang Undang Pornografi dan Pornoaksi yang selalu menjadi perdebatan, dan salah persepsi yang membingungkan. Kemudian ide ini dipadukan dengan isu korupsi dan aksi Komisi Pemberantasan Komisi, jadilah skenario film ini setelah 6 bulan hingga draft ke 10, dengan pendekatan komedi , sehingga diharapkan JANDA KEMBANG akan menjadi tontonan hiburan sehat dan tidak merusak moral, apalagi melanggar UU No 44 tahun 2008 tentang Pornografi. Tidak hanya itu aja,film ini banyak mengambil fenomena yang terjadi di Indonesia. Seperti pengambilan nama untuk grup musik Pak Dodi “Dodirama”, mungkin karena fenomena Ridho Rhoma dengan Sonet 2. Maraknya kampanye yang menggunakan penyanyi dangdut untuk menarik massa. Fitnah yang kemudian yang menjurus kearah provokasi tanpa penyelidakan terlebih dahulu sering kita temui . Banyaknya kasus KDRT yang sering tersiar di media juga hampir terjadi di film ini. Kemunafikan yang terjadi dalam masyarakat terpotret dalam film ini.
Karena menjadikan film yang baik tentunya bisa melalui koridor aman, kreatif, dan dengan keterlibatan Hanung Bramantyo sebagai Co Produser beserta timnya, cukup menjamin ini.
Sebelumnya kerjasama Starvision dengan Hanung Bramantyo, melahirkan Get Married, The Tarix Jabrix dan Si Jago Merah. Kali ini Hanung Bramantyo sebagai supervisi penyutradaraan memilih Lakonde untuk menyutradarai film ini, menghidupkan skenario ringan yang ‘berat eksekusi produksi’-nya menjadi sebuah komedi sosial yang komplit. Lakonde, muridnya Hanung memang memberikan nafas yang berbeda di tengah berjamurnya film horror dan komedi esek – esek. Sayangnya, Lakonde masih menyisipkan sedikit unsur seks di film Janda Kembang. Kalo baca judulnya orang pasti berpikir ini film horror seperti film Kembalinya Janda Kembang (1992) atau film komedi yang esek – esek.
Film ini dibintangi artis terkenal Luna Maya yang memerankan si janda kembang bernama Selasih yang mendapatkan fitnah karena diam. Pemilihan Luna Maya untuk memerankan karakter Asih memang sangat pas. Terlebih saat ini Luna salah satu perempuan yang digilain pria. Di film ini Luna Maya mendapat tantangan akting dengan diam, dimana disepanjang film, ia hanya diam. Kalo pun ngomong hanya untuk bernyanyi. Walaupun dia udah main dibeberapa film komedi seperti “Cinlok” dan “Asmara Dua Diana”, dia belum bisa disebut sebagai komedian. Difilm – film komedi dia hanya digunakan sebagai pemanis. Yah emang kenyataannya dia manis.
Kalau mau lihat akting lucu serahkan ke aktor gokil Jim Caries – nya Indonesia Rinngo Agus Rahman yang gak mau ketinggal, diikuti Sarah Sechan yang berperan sebagai istri Pak Dodi dan vokalisnya “Dodirama” yang hampir difilm ini gak pernah nyanyi walaupun berperan sebagai penyanyi. Dan tambahan untuk kegokilan ada dua sahabat Fahdli dan Radja yang diperankan Esa Sigit dan Rifat Sungkar yang siap membela Asih (Luna Maya) dan persahabatan mereka diuki karena sama – sama suka Asih. Ada juga Calon Kades Pak Dewa yang diperankan oleh Joe P-Project yang difilm “Wakil Rakyat” jadi Ketua Partai yang menambah suasana.
Kalo Titi Kamal bisa “Mendadak Dangdut”, difilm ini para pemerannya “dipaksa nyanyi”. Kita lihat ternyata Luna Maya memiliki talenta yang lain, bayangkan, Luna Maya untuk mendalami peran Asih yang bisa nyanyi, ia harus menyanyi 4 lagu ‘Lebih Baik dicintai Daripada Mencintai’, ‘Suara (Kuberharap)‘, Pengalaman Pertama’, dan ‘Wulan Merindu’, sedangkan Ringgo Agus Rahman yang gokil sebagai pimpinan DODIRAMA Band menyanyikan lagu ‘Gokil’ yang diciptakan khusus oleh Candil yang gokil juga, kemudian Sita ‘RSD’ menyanyikan lagu ‘Goyang Dombret’, juga Esa Sigit dan Rifat Sungkar berduet menyanyikan lagu ‘Kepompong’. Ilustrasi musik dan OST film ini dikerjakan oleh DJ kondang Edward Andez. Dengan kemampuan pembetot bas yang punya latar belang jazz, DJ Edward memasukan aroma latin dan bossanova didalam musik dangdut yang menghias film ini. Yang jadinya bukan musik dangdut, tapi kaya lebih cocok musik melayu.
Skenario film ini dibuat sangat menarik oleh Hilman Mutasi dan Away Martianto, dengan dukungan tim produksi solid yang kental dalam menghadirkan komedi sosial, maka pornografi, korupsi, juga pornoaksi yang ‘serem-serem’ akan jadi tontonan apik yang asik berkat guntingan gambar dari Wawan Idati Wibowo.
Kalo didalam film Asih mendapat tudingan negatif. Diluar film, film Janda Kembang mendapat tudingan miring ,kalo film ini menjiplak film asal Itali yang berjudul Malena.
Tokoh Selasih mirip dengan Malena (diperankan oleh Monica Belucci). Malena dengan Selasih sama memiliki paras yang molek, tampil tanpa sepatah kata pun, dan dikejar – kejar lelaki.Kalau Malena dikejar-kejar menggunakan sepeda ontel, Asih dikejar-kejar para lelaki di kampung Pulo Bantal. Termasuk dua ABG, yaitu Fadli dan Radja menggunakan skuter. Bedanya Selasih pintar bernyanyi sedang Malena tidak.
Co Produser Janda Kembang, Hanung Bramantio saat dikonfirmasi wartawan saat preskon membantah keras bahwa Janda Kembang Hasil plagiat. "Kalau terinspirasi, iya. Tapi kalau plagiat, menjiplak banget gak. Beda sekali," kata Hanung.
Hanung juga menambahkan bahwa seting Janda Kembang berformat Indonesia kekinian dengan beragam pandangan faktual di masyarakat terhadap janda. "Sebelum membuat film ini, kami juga sempat diskusi dengan teman-teman, kesimpulannya kami ingin memberi hiburan segar dengan situasi keindonesiaan. Sekali lagi, tegasnya bukan plagiat," tegas Hanung.
Yang sudahlah. Kita lihat saja bagaimana nasih Selasih.
Cast
LUNA MAYA as SELASIH
RINGGO AGUS RAHMAN as PAK DODI
SARAH SECHAN as YULI NADA
ESA SIGIT as FADLI
RIFAT SUNGKAR as RADJA
JOE P PROJECT as PAK DEWA
JOSHUA PANDELAKY as BENNY TAMPUBOLON
EDRICK as IWET
EPY KUSNANDAR as PAK RT
RAMZI as BAPAK FADLI
VJ MARISA as IBU FADLI
Crews
DIRECTOR: LAKONDE
PRODUCER: CHAND PARWEZ SERVIA
CO PRODUCERS :HANUNG BRAMANTYO
EXECUTIVE PRODUCER :FIAZ SERVIA & BUSTAL NAWAWI
SCREENPLAY :HILMAN MUTASI & AWAY MARTIANTO
DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY :HALLASTRON
MUSIC DIRECTOR :EDWARD ANDEZZ
PRODUCTION
PT KHARISMA STARVISION PLUS
Karena tanggapan penonton yang luar biasa, Pak Dodi selaku pimpinan “Dodirama Band” ingin Selasih menjadi vokalisnya. Selasih memang bagaikan “bidadari” yang baru saja turun dari khayangan. Asih yang hanya dengan menyuarakan sebuah lagu membuat para lelaki di daerah Pulo Bantal terpesona dan menjadi bertekuk lutut di hadapannya. Bukan hanya laki – laki dewasa yang bertekung lutut, dua remaja bersahabat Radja (Rifat Sungkar) & Fadli (Esa Sigit), jiwa kelaki-lakian mereka yang mulai tumbuh, tiba-tiba lebih terkuak ke permukaan.
Semenjak kehadiran Asih menjadi penyanyi di grup musik Dodirama, job grup musik tersebut padat dan laku keras. Malah pada waktu musim Pilkades (pemilihan kepala desa), Asih yang memiliki paras yang cantik dan suara yang merdu digunakan untuk menarik massa oleh calon Kades, Pak Dewa (Joe ‘P-Project) sekaligus usaha Pak Dewa untuk PDKT dengan Asih. Namanya juga ada gula ada semut ada wanita manis langsung deh dikerubutin laki - laki. Asih pun menjadi penyanyi langganan untuk tampil di kampanye Pak Dewa. Hal itu bukan membuat Yuli sang istri Pak Dodi bukannya senang malah membuat Yuli geram melihat Asih yang mengambil alih posisinya sebagai penyanyi dan merasa menjadi barang bekas. Apalagi Asih datang ke pulo Bantal sendirian tanpa suami dan Ada hal-hal pribadi yang membuat Asih sering menutup diri dan pendiam, akibatnya orang mereka-reka jati diri Asih, apalagi karena Ia seorang diri, tanpa pasangan. Hingga tersiar kabar bahwa Asih adalah Janda Kembang.
Penampilan Asih di panggung maupun di luar panggung, kerap membuat kesal para istri-istri, karena suami-suaminya jadi amnesia, lupa sudah punya istri. Hal ini sangat dirasakan oleh Yuli (Sarah Sechan), Istri Pak Dodi, yang juga adalah Penyanyi Dodirama Band. Kini Yuli merasa posisinya terancam baik di Band maupun rumah tangga.Yuli mulai memprovokasi ibu-ibu kampung Pulo Bantal untuk membenci Asih. Yuli pun memfitnah Asih sebagai pengambil hati suami orang.
Kecemburuan masyarakat (terutama ibu-ibu) Pulo Bantal kepada Selasih dirasakan oleh Radja dan Fadli. Mereka lantas melindungi Selasih dengan caranya masing-masing, oleh sebab itu mereka sering mengikuti kemana pun Asih pergi.
Sementara itu keadaan Asih semakin tersudut, masyarakat mulai mencap Asih sebagai pelacur, wanita simpanan dan sebagainya. Keadaan menjadi panas, mereka yang cemburu ingin mengusir Asih dari Pulo Bantal.
Namun siapakah Asih sebenarnya? Bagimana nasib Asih selanjutnya? Sanggupkah Asih menghadapi perlakuan-perlakuan anarkis ini?
Setelah film “Wakil Rakyat”, Kharisma Starvision kembali mengusung film yang diberi judul “Janda Kembang”. Pertumbuhan perfilman nasional akan stagnan apabila tidak muncul film-film baru berthema unik, tetapi menyentuh persoalan yang sedang hangat di masyarakat. Meminjam istilah Chand Parwez dari Starvision, ‘sebuah film harus mengusung thema besar, sesuatu yang menjadi buah bibir masyarakat’, dan tentunya sebuah film dianggap berhasil apabila masyarakat menemukan jawaban fenomena yang ada melalui film tersebut.
Film Janda Kembang dikembangkan dari ide seputar Undang Undang Pornografi dan Pornoaksi yang selalu menjadi perdebatan, dan salah persepsi yang membingungkan. Kemudian ide ini dipadukan dengan isu korupsi dan aksi Komisi Pemberantasan Komisi, jadilah skenario film ini setelah 6 bulan hingga draft ke 10, dengan pendekatan komedi , sehingga diharapkan JANDA KEMBANG akan menjadi tontonan hiburan sehat dan tidak merusak moral, apalagi melanggar UU No 44 tahun 2008 tentang Pornografi. Tidak hanya itu aja,film ini banyak mengambil fenomena yang terjadi di Indonesia. Seperti pengambilan nama untuk grup musik Pak Dodi “Dodirama”, mungkin karena fenomena Ridho Rhoma dengan Sonet 2. Maraknya kampanye yang menggunakan penyanyi dangdut untuk menarik massa. Fitnah yang kemudian yang menjurus kearah provokasi tanpa penyelidakan terlebih dahulu sering kita temui . Banyaknya kasus KDRT yang sering tersiar di media juga hampir terjadi di film ini. Kemunafikan yang terjadi dalam masyarakat terpotret dalam film ini.
Karena menjadikan film yang baik tentunya bisa melalui koridor aman, kreatif, dan dengan keterlibatan Hanung Bramantyo sebagai Co Produser beserta timnya, cukup menjamin ini.
Sebelumnya kerjasama Starvision dengan Hanung Bramantyo, melahirkan Get Married, The Tarix Jabrix dan Si Jago Merah. Kali ini Hanung Bramantyo sebagai supervisi penyutradaraan memilih Lakonde untuk menyutradarai film ini, menghidupkan skenario ringan yang ‘berat eksekusi produksi’-nya menjadi sebuah komedi sosial yang komplit. Lakonde, muridnya Hanung memang memberikan nafas yang berbeda di tengah berjamurnya film horror dan komedi esek – esek. Sayangnya, Lakonde masih menyisipkan sedikit unsur seks di film Janda Kembang. Kalo baca judulnya orang pasti berpikir ini film horror seperti film Kembalinya Janda Kembang (1992) atau film komedi yang esek – esek.
Film ini dibintangi artis terkenal Luna Maya yang memerankan si janda kembang bernama Selasih yang mendapatkan fitnah karena diam. Pemilihan Luna Maya untuk memerankan karakter Asih memang sangat pas. Terlebih saat ini Luna salah satu perempuan yang digilain pria. Di film ini Luna Maya mendapat tantangan akting dengan diam, dimana disepanjang film, ia hanya diam. Kalo pun ngomong hanya untuk bernyanyi. Walaupun dia udah main dibeberapa film komedi seperti “Cinlok” dan “Asmara Dua Diana”, dia belum bisa disebut sebagai komedian. Difilm – film komedi dia hanya digunakan sebagai pemanis. Yah emang kenyataannya dia manis.
Kalau mau lihat akting lucu serahkan ke aktor gokil Jim Caries – nya Indonesia Rinngo Agus Rahman yang gak mau ketinggal, diikuti Sarah Sechan yang berperan sebagai istri Pak Dodi dan vokalisnya “Dodirama” yang hampir difilm ini gak pernah nyanyi walaupun berperan sebagai penyanyi. Dan tambahan untuk kegokilan ada dua sahabat Fahdli dan Radja yang diperankan Esa Sigit dan Rifat Sungkar yang siap membela Asih (Luna Maya) dan persahabatan mereka diuki karena sama – sama suka Asih. Ada juga Calon Kades Pak Dewa yang diperankan oleh Joe P-Project yang difilm “Wakil Rakyat” jadi Ketua Partai yang menambah suasana.
Kalo Titi Kamal bisa “Mendadak Dangdut”, difilm ini para pemerannya “dipaksa nyanyi”. Kita lihat ternyata Luna Maya memiliki talenta yang lain, bayangkan, Luna Maya untuk mendalami peran Asih yang bisa nyanyi, ia harus menyanyi 4 lagu ‘Lebih Baik dicintai Daripada Mencintai’, ‘Suara (Kuberharap)‘, Pengalaman Pertama’, dan ‘Wulan Merindu’, sedangkan Ringgo Agus Rahman yang gokil sebagai pimpinan DODIRAMA Band menyanyikan lagu ‘Gokil’ yang diciptakan khusus oleh Candil yang gokil juga, kemudian Sita ‘RSD’ menyanyikan lagu ‘Goyang Dombret’, juga Esa Sigit dan Rifat Sungkar berduet menyanyikan lagu ‘Kepompong’. Ilustrasi musik dan OST film ini dikerjakan oleh DJ kondang Edward Andez. Dengan kemampuan pembetot bas yang punya latar belang jazz, DJ Edward memasukan aroma latin dan bossanova didalam musik dangdut yang menghias film ini. Yang jadinya bukan musik dangdut, tapi kaya lebih cocok musik melayu.
Skenario film ini dibuat sangat menarik oleh Hilman Mutasi dan Away Martianto, dengan dukungan tim produksi solid yang kental dalam menghadirkan komedi sosial, maka pornografi, korupsi, juga pornoaksi yang ‘serem-serem’ akan jadi tontonan apik yang asik berkat guntingan gambar dari Wawan Idati Wibowo.
Kalo didalam film Asih mendapat tudingan negatif. Diluar film, film Janda Kembang mendapat tudingan miring ,kalo film ini menjiplak film asal Itali yang berjudul Malena.
Tokoh Selasih mirip dengan Malena (diperankan oleh Monica Belucci). Malena dengan Selasih sama memiliki paras yang molek, tampil tanpa sepatah kata pun, dan dikejar – kejar lelaki.Kalau Malena dikejar-kejar menggunakan sepeda ontel, Asih dikejar-kejar para lelaki di kampung Pulo Bantal. Termasuk dua ABG, yaitu Fadli dan Radja menggunakan skuter. Bedanya Selasih pintar bernyanyi sedang Malena tidak.
Co Produser Janda Kembang, Hanung Bramantio saat dikonfirmasi wartawan saat preskon membantah keras bahwa Janda Kembang Hasil plagiat. "Kalau terinspirasi, iya. Tapi kalau plagiat, menjiplak banget gak. Beda sekali," kata Hanung.
Hanung juga menambahkan bahwa seting Janda Kembang berformat Indonesia kekinian dengan beragam pandangan faktual di masyarakat terhadap janda. "Sebelum membuat film ini, kami juga sempat diskusi dengan teman-teman, kesimpulannya kami ingin memberi hiburan segar dengan situasi keindonesiaan. Sekali lagi, tegasnya bukan plagiat," tegas Hanung.
Yang sudahlah. Kita lihat saja bagaimana nasih Selasih.
Cast
LUNA MAYA as SELASIH
RINGGO AGUS RAHMAN as PAK DODI
SARAH SECHAN as YULI NADA
ESA SIGIT as FADLI
RIFAT SUNGKAR as RADJA
JOE P PROJECT as PAK DEWA
JOSHUA PANDELAKY as BENNY TAMPUBOLON
EDRICK as IWET
EPY KUSNANDAR as PAK RT
RAMZI as BAPAK FADLI
VJ MARISA as IBU FADLI
Crews
DIRECTOR: LAKONDE
PRODUCER: CHAND PARWEZ SERVIA
CO PRODUCERS :HANUNG BRAMANTYO
EXECUTIVE PRODUCER :FIAZ SERVIA & BUSTAL NAWAWI
SCREENPLAY :HILMAN MUTASI & AWAY MARTIANTO
DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY :HALLASTRON
MUSIC DIRECTOR :EDWARD ANDEZZ
PRODUCTION
PT KHARISMA STARVISION PLUS
seharus nya luna maya tidak berpenampilan sexi seperti itu.
seharus nya esa sigit jangan terlalu culan