GI Joe The Rise of Cobra: Film Ringan yang Menghibur
Selasa, 18 Agustus 2009
Selasa, Agustus 18, 2009
,
3 Comments
Label: Action , Fiksi Ilmiah , Film 2009 , Hollywood , Review
Label: Action , Fiksi Ilmiah , Film 2009 , Hollywood , Review
Gue harus mengakui kalau gue bukanlah salah satu penggemar berat G.I. Joe pada masa kanak2 dulu, karena mungkin adanya produk mainan keluaran Hasbro lainnya yang lebih menarik dibandingkan kumpulan boneka militer itu yakni para robot Transformers. Serial kartun dan komiknya juga kurang begitu melekat kuat di kenangan gue. Tetapi, meskipun gue ga terlalu memfavoritkan G.I Joe seperti layaknya Transformers, gue harus mengakui juga bila ternyata dari dua film adaptasi mainan Hasbro yang dirilis tahun ini itu, “G.I Joe: The Rise of Cobra” ternyata mampu tampil lebih baik dan menghibur dibandingkan “Transformers: Revenge of the Fallen” yang terlalu over dalam segala hal dan berujung menjadi membosankan dan bikin ‘cape.. deh…!’ itu.
Stephen Sommers, sutradara yang telah beberapa kali mengecap kesuksesan lewat genre aksi petualangan di dua film pertama “The Mummy” dan “Van Helsing”, tampaknya tau apa yang harus dia kerjakan buat menghidupkan kembali franchise satu ini dan itu terbukti disini. Lupakan aja cerita yang emang hanya digunakan sebagai jembatan untuk menghubungkan berbagai aksi mendebarkan di film ini, karena di adegan2 aksi itulah tepatnya letak kekuatan seorang Stephen Sommers. Ditambah sedikit bumbu humor, sudut pengambilan gambar yang ciamik dan wanita2 seksi dengan balutan kostum ketat, jadilah G.I Joe versi layar lebar sebagai santapan yang nikmat untuk menghilangkan rasa stress.
Sommers beserta tim perancang cerita dan kostum tampaknya juga cukup pintar dengan memodifikasi tampilan para Joe dan koleksi gadget mereka hingga sesuai dengan zaman millennium ini. Pameran peralatan, senjata dan transportasi canggih adalah hal lainnya yang sangat menghibur dari film ini. Sang sutradara juga cukup berhasil mengelola kehadiran banyaknya karakter yang sudah terkenal di versi mainan dan komiknya, hampir menyamai apa yang telah dikerjakan oleh Bryan singer pada film “X-Men”, hanya tentunya tidak disertai materi yang sama cerdasnya. Segala hal yang digambarkan pada penceritaan “The Rise of Cobra” ini benar2 simpel dan mendasar, dengan hitam adalah hitam dan putih adalah putih. Plotnya tidak memaksakan diri untuk mencoba menjelaskan sejarah setiap karakter disini, hanya di beberapa adegan flashback yang memang benar2 dibutuhkan saja. Gue yakin pastinya nanti bakalan ada beberapa film lanjutan yang akan membahas lebih lengkap lagi tentang para Joe dan musuh2 bebuyutannya.
Sementara itu khusus untuk film perdana ini, seperti apa yang disemat pada sub judulnya, memang para tokoh antagonis ‘Cobra’ yang lebih menjadi bintang. Para Joe keliatannya selalu ketinggalan satu langkah di belakang para Cobra dari sejak awal film bahkan hingga akhirnya. Pertunjukan laga disini juga mencakup wilayah darat, air, dan udara yang mewakili luasnya lingkup operasi militer dimana para Joe harus mengungkap dan menghabisi konspirasi kejahatan dibalik perdagangan senjata dan teknologi nano yang terkesan lumayan familiar. (pada kenyataannya memang sudah sempat dipergunakan pada satu film fiksi ilmiah lainnya.)
Intinya, film “G.I. Joe” ini memang ternyata lebih baik dari apa yang diharapkan sebelumnya, sebagai sebuah film murni hiburan yang mungkin tidak boleh dilewatkan begitu saja. Film ini mampu menghadirkan kembali sebuah sajian film aksi popcorn dengan adegan2 laga yang memikat, spesial efek yang canggih, penampilan yang cukup memikat dari para bintangnya, dan plot yang singkat padat jelas dan tidak bertele-tele. (By: Sob)
Stephen Sommers, sutradara yang telah beberapa kali mengecap kesuksesan lewat genre aksi petualangan di dua film pertama “The Mummy” dan “Van Helsing”, tampaknya tau apa yang harus dia kerjakan buat menghidupkan kembali franchise satu ini dan itu terbukti disini. Lupakan aja cerita yang emang hanya digunakan sebagai jembatan untuk menghubungkan berbagai aksi mendebarkan di film ini, karena di adegan2 aksi itulah tepatnya letak kekuatan seorang Stephen Sommers. Ditambah sedikit bumbu humor, sudut pengambilan gambar yang ciamik dan wanita2 seksi dengan balutan kostum ketat, jadilah G.I Joe versi layar lebar sebagai santapan yang nikmat untuk menghilangkan rasa stress.
Sommers beserta tim perancang cerita dan kostum tampaknya juga cukup pintar dengan memodifikasi tampilan para Joe dan koleksi gadget mereka hingga sesuai dengan zaman millennium ini. Pameran peralatan, senjata dan transportasi canggih adalah hal lainnya yang sangat menghibur dari film ini. Sang sutradara juga cukup berhasil mengelola kehadiran banyaknya karakter yang sudah terkenal di versi mainan dan komiknya, hampir menyamai apa yang telah dikerjakan oleh Bryan singer pada film “X-Men”, hanya tentunya tidak disertai materi yang sama cerdasnya. Segala hal yang digambarkan pada penceritaan “The Rise of Cobra” ini benar2 simpel dan mendasar, dengan hitam adalah hitam dan putih adalah putih. Plotnya tidak memaksakan diri untuk mencoba menjelaskan sejarah setiap karakter disini, hanya di beberapa adegan flashback yang memang benar2 dibutuhkan saja. Gue yakin pastinya nanti bakalan ada beberapa film lanjutan yang akan membahas lebih lengkap lagi tentang para Joe dan musuh2 bebuyutannya.
Sementara itu khusus untuk film perdana ini, seperti apa yang disemat pada sub judulnya, memang para tokoh antagonis ‘Cobra’ yang lebih menjadi bintang. Para Joe keliatannya selalu ketinggalan satu langkah di belakang para Cobra dari sejak awal film bahkan hingga akhirnya. Pertunjukan laga disini juga mencakup wilayah darat, air, dan udara yang mewakili luasnya lingkup operasi militer dimana para Joe harus mengungkap dan menghabisi konspirasi kejahatan dibalik perdagangan senjata dan teknologi nano yang terkesan lumayan familiar. (pada kenyataannya memang sudah sempat dipergunakan pada satu film fiksi ilmiah lainnya.)
Intinya, film “G.I. Joe” ini memang ternyata lebih baik dari apa yang diharapkan sebelumnya, sebagai sebuah film murni hiburan yang mungkin tidak boleh dilewatkan begitu saja. Film ini mampu menghadirkan kembali sebuah sajian film aksi popcorn dengan adegan2 laga yang memikat, spesial efek yang canggih, penampilan yang cukup memikat dari para bintangnya, dan plot yang singkat padat jelas dan tidak bertele-tele. (By: Sob)
fun movie if we watch it with with a little expectation :)
jangan lupa beli popcorn kalo nonton :)
akhirnya bisa komentar di blog ini. Gua uda add link blog ini ya bro. Thanks...
Soal G.I. JOe, yang bagus cuma di Paris doang, itu juga minus jatuhnya menara Eiffel (karena jatuhnya biasa aja) adegan kejar2an yang lumayan rame.
Thanks Bang Mupi, udah di balas link nya.