Angels & Demons: Misteri Di Balik Keindahan Kota Vatikan

Mungkin sudah agak kurang up-to-date bila menghadirkan review film lanjutan “DaVinci Code” yang kontroversial ini, tapi ga ada salahnya juga, toh filmnya baru mulai beredar dua bulan yang lalu. Oke, cerita “Angels & Demons” yang novelnya justru muncul lebih dulu dari “DaVinci Code” ini dimulai dari peristiwa meninggalnya Paus di Vatikan yang dibarengi oleh pencurian sebuah sumber energi antimateri berkekuatan ledak dahsyat dari sebuah badan riset di Genewa, CERN. Sementara itu, empat Kardinal yang tadinya dicalonkan untuk menjadi pengganti sang Paus pun malah diculik. Para penculik ini ini meninggalkan jejak2 yang berupa simbol2 kuno dan Profesor ahli simbologi Robert Langdon pun didatangkan oleh kepolisian Vatikan untuk menyelidikinya. Selidik punya selidik, akhirnya Langdon menemukan petunjuk bila ada sebuah organisasi tua yang sebelumnya diduga telah musnah yaitu Illuminati yang menjadi dalang dibalik semua peristiwa ini. Para pengikut Illuminati mengeluarkan ancaman untuk menghabisi keempat kardinal yang mereka culik dan juga menggunakan sumber energi antimateri untuk membumi hanguskan Vatikan. Dibantu oleh Vittoria Vetra, ilmuwan yang menjadi utusan CERN, juga kepolisian Vatikan, Langdon harus berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan para Kardinal dan menggagalkan misi bejat Illuminati.

Dalam film ini, aktor handal peraih Oscar Tom Hanks kembali melanjutkan duetnya dengan sutradara Ron Howard yang juga kelas Oscar itu dari film sebelumnya. Bila dibandingkan dengan “DaVinci Code”, nilai lebih film ini datang dari temponya yang lebih cepat dan makin banyaknya adegan aksi. Tapi dibalik semua itu pastinya juga ada konsekwensi yang harus dibayar oleh “Angels & Demons” yaitu kurangnya pengembangan karakter dan chemist yang dibangun antar para tokoh dalam film ini. Tom Hanks sebagai pemeran utama yang terlihat semakin lekat karakternya dengan Robert Langdon ini masih memberikan penampilan yang cukup maksimal meskipun bisa dibilang bukanlah permainan terbaiknya yang bisa menambah koleksi piala Oscar di lemari pajangnya. Sementara itu aktor asal Inggris Ewan McGregor memberikan performa yang lumayan memikat sebagai Patrick McKenna sang Camerlengo (Kepala Rumah Tangga Vatikan). Walau kemunculannya disini cukup terbatas, tapi aktor veteran Stelan Skarsgaard yang juga baru tampil lewat film musikal “Mamma Mia!” tahun lalu itu tetap tampil berkharisma sebagai pejabat Swiss Gaard, Komandan Richter. Dan sebagai pengganti Audrey Tatou juga untuk melanjutkan penampilan aktris internasional yang mengucapkan bahasa inggris dengan aksen unik mereka adalah Ayelet Zurer, bintang asal Israel yang menjadi pemanis film dengan perannya sebagai Vittoria Vetra.

Bagi para penonton yang mungkin belum pernah membaca versi novel “Angels & Demons” sepertinya bisa menikmati versi film ini tanpa gangguan berarti. Lain halnya bagi mereka yang justru adalah pendukung dan pemerhati setia novel karya Dan Brown ini, karena durasi film yang lumayan terbatas, sangat jelas bagi mereka bila banyak hal2 yang terlewatkan disini sehingga kurang bisa memaparkan detail yang muncul di versi tulis secara akurat dan sempurna. Layaknya “DaVinci Code”, Ron Howard kembali melakukan beberapa perubahan yang menyebabkan beberapa detail yang dituliskan Brown terpaksa tidak bisa dihadirkan dalam film ini.

Tetapi dibalik setiap kekurangan yang masih bermunculan di film kedua Langdon ini, “Angels & Demons” tetap menjadi film yang lumayan menghibur sebagai pengisi waktu tonton kita. Tensi ketegangan yang dihadirkan cukup bisa dijaga dengan baik sepanjang durasi film berlangsung. Misteri yang menjadi bumbu utama film ini berikut teknik Landon dalam menguraikannya dilatar belakangi oleh pemandangan kota Vatikan dan bangunan2 bersejarahnya yang bernilai seni tinggi itu dengan sangat indah. Mungkin lebih indah dari penggambaran kota Paris di film pertama dulu.




3 Response to "Angels & Demons: Misteri Di Balik Keindahan Kota Vatikan"

  1. Bang Mupi says:

    Salah satu film fav gua tahun ini. :D

    Menurutku "serba tahunya" Robert Langdon membuat film ini agak "mengganggu". Buat saya aja loh.

    Btw, template kita sama. Saya juga penggemar berat film.
    Salam kenal

    Mich says:

    salam kenal juga.

Posting Komentar

SILAHKAN BERIKAN KOMENTAR ANDA... JANGAN RAGU RAGU DAN MALU MALU, KAMI SIAP MENAMPUNG UNEG UNEG ANDA TENTANG POSTINGAN MAUPUN TAMPILAN BLOG KAMI... SEBELUM DAN SESUDAHNYA KAMI UCAPKAN THANK YOU SO MUCH..!

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme