The Social Network :Sosok entepreneur yang “tega”

The-Social-Network-movie

Film The Social Network, mungkin lebih familiar dipanggil dengan film Facebook. Yah gak bisa dipungkirin kalau Facebook memang fenomenal. Kehadirannya menjadi buah bibir hingga tak kurang dari 500 juta orang di seluruh dunia menggunakannya. Mark Zuckerberg, si pendiri Facebook, kini tak lagi tampil sebagai sosok pria muda sederhana. Ia kini menjadi salah satu pria dengan kekayaan mencapai US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 13,5 triliun. Nama Facebook pastinya jadi magnet untuk penonton, dan Hollywood segera mengambil kesempatan membuat film tentang awal berdirinya jejaring sosial yang kini anggotanya sudah lebih dari 500 juta itu. Tak heran bila kemudian Facebook pun difilmkan oleh perusahaan raksasa Columbia Pictures yang dirilis Oktober 2010 di seluruh dunia.
Sebagian dari adegan film berjudul The Social Network ini diadaptasi dari buku Ben Mezrich “The Accidental Billionaires: The Founding of Facebook” yang diterbitkan 2009. Buku itu menceritakan hari-hari Mark mendirikan Facebook, pertumbuhan dan berjayanya situs jejaring sosial tersebut.

Skenario The Social Network ditulis oleh Aaron Sorkin dan disutradarai oleh David Fincher. Jesse Eisenberg berperan sebagai Mark Zuckerberg. Bintang lain adalah: Brenda Song, Justin Timberlake, Andrew Garfield, Rooney Mara dan Armie Hammer.
Film The Social Network bercerita tentang Mark Zuckerberg yang saat menciptakan Facebook hanya dari kamarnya di Asrama Universitas Harvard Amerika Serikat, tempat Zuckerberg belajar. Bercerita pula tentang kisah Mark Zuckerberg membesarkan Facebook termasuk konflik yang terjadi dengan rekan-rekannya.

the sosial network
Film ini dimulai dengan adegan pembukaan dengan kecepatan sangat tinggi (secara verbal), dan keseluruhan dari film adalah pertempuran untuk mengikuti apa Zuckerberg lakukan. Setelah diputus oleh kekasihnya, ia menghabiskan malam sambil mabuk memosting foto-foto teman kampusnya di Harvard, yang mencuri perhatian si kembar Winklevoss, Kyle dan Cameron, (Armie Hammer) dan teman mereka Divya Narendra (Max Minghella).

Winklevoss bersaudara dan Narendra mengira Zuckerberg memiliki keahlian untuk memrogram konsep mereka bagi proyek Facebook. Mereka memunculkan gagasan, ia setuju untuk bekerja dengan mereka, dan kurang dari dua bulan kemudian lahirlah Facebook. Namun yang terjadi adalah Zuckerberg mengeluarkan si kembar dan teman mereka dalam proyek besar ini.

Daftar selanjutnya dalam film adalah sahabat terbaik Zuckerberg, Eduardo Saverin (diperankan Andrew Garfield). Di tengah hujaman komentar pedas yang sinis dan samar-samar, Zuckerberg meyakinkan temannya untuk menanam investasi ribuan dollar sebagai uang muka dan menjadikannya CFO perusahaan.
Saverin sudah ditakdirkan sejak awal — kemungkinan karena Zuckerberg yang pencemburu berat dan pendendam — dan pada keseluruhan film ia berusaha mengejar ketinggalan. Keseluruhan cerita sebagian besar berputar di beberapa karakter ini, yang ditulis dengan sempurna dan didukung pemain berpengalaman.

Sean Parker (Justin Timberlake) menunjukkan bakat aktingnya yang luar biasa, dengan tingkah lakunya yang menyeramkan dan entah bagaimana sangat mencurigakan serta masa lalu yang mengikutinya ke mana-mana. Anda tidak pernah yakin apa yang disembunyikan di balik lengan bajunya, apa yang berusaha ia gunakan, atau siapa yang akan ditusuknya dari belakang.
the sosial network

Dalam skenario yang ditulis Aaron Sorkin, Zuckerberg dicitrakan sebagai sosok autis sosial yang brilian sekaligus angkuh, dua modal yang membuat dia menjadi miliuner termuda.
Zuckerberg, seperti digambarkan orang-orang di sekelilingnya dalam film itu, adalah sosok yang hanya berfokus melihat masa depannya. Saat orang di sekelilingnya tak bisa seiring dengan visinya, dia akan menggilas atau menghempaskan mereka.
CEO Facebook Mark Zuckerberg bukannya senang dibuatkan film tentang dirinya malah mengimbuhkan fitur "dislike" (tidak menyenangkan) dalam film The Social Network..

Dalam satu wawacancara dengan New Yorker bulan lalu, Zuckerberg mengatakan dia tidak berencana menonton film yang skenarionya ditulis oleh penulis skenario The West Wing Aaron Sorkin dan disutradarai oleh David Fincher.

Namun New York Times dan media lainnya melaporkan bahwa orang-orang Facebook, termasuk Zuckerberg, telah menghadiri film itu di sebuah teater dekat markas besar Facebook di Palo Alto, California, pada penayangan perdanan film itu Jumat lalu. "Kami pikir film sejenis ini akan menjadi bahan lawakan," juru bicara Facebook, Larry Yu, kepada the Times.

Pendiri Facebook dihormati karena berjuang sendiri membangun situs jejaring sosial itu. Namun dia juga disebut orang yang tidak dipercaya dan tidak setia kepada kawan sekampusnya di Harvard dan juga sesama pendiri Facebook, Eduardo Saverin.

Dalam wawancara dengan pengasuh acara bincang-bicang Oprah Winfrey menyusul rilis film itu, Zuckerberg yang berusia 26 tahun itu berkelit dengan mengatakan bahwa film itu karya khayalan dan menyebut kehidupannya tidak sedramatis itu. "Enam tahun terkakhir lebih banyak mengkoding, fokus dan bekerja keras, namun itu akan menyenangkan untuk diingat sebagaimana halnya berpesta dan semua drama gila itu," katanya.

Produser Film The Social Network ini sempat melakukan pendekatan kepada pihak Facebook terkait akan dibuat dan dirilisnya film ini, namun pihak Facebook meminta perombakan besar-besaran terhadap cerita di film ini, hingga akhirnya sang produser menolaknya.

“Sejujurnya, saya sangat berharap agar saat seseorang hendak mengerjakan karya jurnalistik, atau menulis sesuatu tentang Facebook, setidaknya mereka berusaha untuk menulis dengan benar,” kata Zuckerberg. “Film itu adalah karya fiksi.”
Facebook asli memang tidak “happy” dengan film itu, terlihat dari pernyataan-pernyataan mereka. Reaksi lainnya adalah Zuckerberg asli yang “tiada angin tiada hujan” menyumbang 100 juta dolar untuk sekolah-sekolah di Newark seiring beredarnya “The Social Network”.

Facebook maupun Zuckerberg menyebut penghianatan yang ada di film itu adalah fiksi. Lewat majalah New Yorker, Zuckerberg membantah jika karakternya seperti yang digambarkan di film tersebut. Tapi, dia juga mengakui dirinya sedikit tersanjung dengan citra mahasiswa tingkat 2 yang sombong.

Kemudian, dia melakukan siasat cerdas untuk memperbaiki citranya; Zuckerberg pada akhir pecan lalu nonton bareng “The Social Network” bersama para karyawan.
Seiring “The Social Network” meledak, para pendiri Facebook, yang kini sekedar punya saham dan tak terlibat dalam perusahaan, membuat berita.

Sean Parker (tokoh yang dalam film diperankan Justin Timberlake) menyumbang 100 ribu dolar AS untuk mendukung rencana legalisasi ganja di California. Pendiri lainnya, Dustin Moskovitz, sudah menyumbang 70 ribu dolar untuk kampanye serupa.
Parker (30) adalah presiden pertama Facebook dan dialah yang mengubah perusahaan itu dari skala usaha “kamar kos” menjadi bisnis besar. Saat usia 19, Parker membantu mengembangkan Napster, piranti lunak berbagi musik yang menjungkirbalikkan industri rekaman.

Facebook adalah salah satu fenomena terbesar dalam Internet. Cukup beberapa tahun sejak berdiri telah menjadikan para pembuatnya sebagai miliyuner terkaya. Meski demikian, Facebook di dunia nyata tak lepas dari kontroversi.

Tiga mahasiwa di Harvard menyatakan bahwa merekalah yang punya ide orisinil. Mereka menuduh Zuckerberg, yang disewa untuk menyusun “code” situs tersebut, mencuri ide itu lalu menciptakan Facebook. Gugatan yang sudah berjalan lama di pengadilan itu masih tertunda.

Sedikit tentang Facebook, jejaring sosial terbesar, didirikan tahun 2004 oleh mahasiswa Harvard, Zuckerberg. Awalnya Facebook melayani para mahasiswa perguruan tinggi terkemuka itu tapi selanjutnya berkembang ke semua SMA dan perguruan tinggi.
Tahun 2007, Facebook mengumumkan Facebook Platform sehingga orang bisa beriklan. prakarsa itu juga membuat para pembuat perangkat lunak menciptakan program untuk jejaring sosial tersebut. Sejak itu ratusan games, musik, hingga peralatan berbagi foto Facebook juga bisa untuk beriklan.

Kembali ke “The Social Network”. Sosok entepreneur yang “tega” sebenarnya sudah biasa di film Hollywood. Film yang juga sedang tayang, “Wall Street: Money Never Sleeps,” malah menampilkan dua sosok seperti itu, : Gordon Gekko, yang diperankan Michael Douglas, dan Bretton James, yang diperankan Josh Brolin. Bedanya, (selain mereka tak muda), dua sosok itu tak menciptakan apapun kecuali menimbun kekayaan.
Nick Denton, pendiri Gawker, perusahaan media digital, mengemukakan bahwa “The Social Network” menyajikan pertanyaan “bisakah sukses dicapai tanpa sedikitpun bersikap kejam”. Dia mengatakan film tersebut intinya tentang “sikap keras kepala, tak mau mendengar hal yang dikatakan orang pada kita.”

Kolumnis The New York Times, David Carr, melihat hal lain. Setelah menonton film tersebut, katanya, para penonton akan pulang dengan dua kesan; memuja atau kasihan pada Zuckerberg.

“Film itu bisa untuk membagi generasi tua ataupun muda berdasarkan anggapan mereka tentang ambisi dan caplok-mencaplok dalam bisnis.” kata Carr meski mengakui film itu banyak bumbu-bumbu fiksi.

Menurut Carr, orang yang lebih tua akan prihatin terhadap Mark Zuckerberg (diperankan Jesse Eisenberg), anak muda yang mengkhianati teman-temannya, para mitranya, bahkan prinsipnya sendiri demi harta dan ketenaran.

Sebaliknya, generasi muda yang dibesarkan pada era Facebook, akan melihat Zuckerberg (26) sebagai orang yang jeli mengambil kesempatan dan meraihnya dengan upaya keras, cukup lewat papan ketik dan meng-”coding” hal yang belum pernah dilakukan orang lain.

Kolumnis New York Times itu menulis bahwa kalangan muda segenerasi dengan Zuckerberg berpikiran bahwa, untuk menghasilkan karya besar, wajar jika ada yang dikorbankan. (Sesuai dengan tagline film tersebut “You don’t get to 500 million friends without making a few enemies along the way.”)

Soal dua persepsi dari film tersebut diakui oleh Scott Rudin, salah satu produser “The Social Network”. Menurut dia, penonton “tua” akan menilai Zuckerberg sebagai sosok tragis yang mengawali sesuatu dengan baik tapi selanjutnya menyedihkan.
“Kalangan muda akan melihat Zuckerberg sebagai sosok yang benar-benar maju, selebritis, dan bertekad bulat melindungi sesuatu yang telah dia buat.”
Sosok Zuckerberg tentunya tak baik secara sosial tapi dia mewujudkan optimisme dan kreativitas millennium. Dalam skenario yang ditulis Aaron Sorkin, Zuckerberg dicitrakan sebagai sosok autis sosial yang brilian sekaligus angkuh, dua modal yang membuat dia menjadi miliuner termuda.

Zuckerberg, seperti digambarkan orang-orang di sekelilingnya dalam film itu, adalah sosok yang hanya berfokus melihat masa depannya. Saat orang di sekelilingnya tak bisa seiring dengan visinya, dia akan menggilas atau menghempaskan mereka.
“Mereka itu korban atau hambatan, tergantung cara pandang anda, merenungi sesuatu yang sudah terjadi atau selalu menatap jalan di depan yang penuh peluang,” kata Carr.

Cara pandang yang berbeda itu dirasakan juga oleh Eisenberg yang memerankan tokoh utama film itu. “Orang tua akan bilang peranku sangatlah jahat tapi orang muda punya pandangan lain, mereka bilang, sosok ini genius, lihat hal yang dia ciptakan.”
Apapun sikap anda, media dan para bekas mitra Zuckerberg menobatkannya sebagai “Raja muda kapitalisme baru Amerika Serikat yang akan terus berkembang”. Jadi kita jangan berharap pergi menonton The Social Network dengan gagasan bahwa kita akan mendapatkan pandangan mengenai kisah sukses CEO Facebook Mark Zuckerberg. Namun kita mungkin akan meninggalkan rasa kasihan padanya setelah melihat kisah seorang anak muda yang brilian dan kaya, tetapi secara moral dan sosial bangkrut. Padahal slogan Facebook adalah "Facebook membantu Anda terhubung dan berbagi dengan orang-orang dalam kehidupan Anda".

sumber :http://blogmagis.com/blogmagis.com/wp/category_base/category_name/social-network,oase.kompas.com,http://www.republika.co.id/berita/senggang/film-musik/10/10/05/138384-mark-zuckerberg-sebut-film-the-social-network-lawakan-belaka,http://goyangkarawang.com/2010/09/film-facebook-the-social-network-bukan-kisah-si-pembuat-facebook/,Epochtimes.co.id,filmoo



0 Response to "The Social Network :Sosok entepreneur yang “tega”"

Posting Komentar

SILAHKAN BERIKAN KOMENTAR ANDA... JANGAN RAGU RAGU DAN MALU MALU, KAMI SIAP MENAMPUNG UNEG UNEG ANDA TENTANG POSTINGAN MAUPUN TAMPILAN BLOG KAMI... SEBELUM DAN SESUDAHNYA KAMI UCAPKAN THANK YOU SO MUCH..!

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme