Merah Putih II : Darah Garuda, Darah Pemuda Indonesia
Kamis, 09 September 2010
Kamis, September 09, 2010
,
0 Comments
Label: Action , Film , Film 2010 , Historikal , Indonesia
Label: Action , Film , Film 2010 , Historikal , Indonesia
Akhirnya setelah sekian lama, tidak post artikel, akhirnya sekarang bisa juga post artikel. Film yang yang saya pilih kali adalah Darah Garuda. Darah Garuda adalah film kedua dari Trilogi Merah Putih. Cerita film ini melanjutkan cerita dari film pertamanya yaitu Merah Putih.
Berceritakan keempat lelaki muda bersatu untuk melancarkan sebuah serangan nekat terhadap kamp tawanan milik Belanda demi menyelamatkan para perempan yang mereka cintai. Para kadet ini terhubung dengan kantor pusat Jendral Sudirman dimana mereka diberi sebuah tugas sangat rahasia di belakang garis musuh di Jawa Barat: sebuah serangan gaya komando pada lapangan udara vital yang dapat membalikkan perlawanan para pemberontak melawan kezaliman yang telah dilakukan Jendral Van Mook pada Agustus 1947.
Kelompok gerilya ini menembus dalam ke Jawa Barat, dimana mereka bertemu dengan kelompok lain dari separatis Islam, juga sekutu baru maupun yang potensial berkhianat: mata-mata kolonial dengan pangkatnya sendiri dan sekutu orang-orang sipil dari jalanan; dan musuh lama yang bertanggung jawab atas intelejen Belanda. Dikepung oleh musuh yang mengelilingi, baik musuh dari luar maupun dari dalam, para pahlawan ini harus bersatu dan saling percaya karena mereka berjuang melawan intrik, perkelahian jarak dekat, pengkhianatan dan kekuasaan luar biasa sebuah maha kekaisaran Eropa, demi mengejar satu tujuan: Kemerdekaan.
Disutradarai oleh Yadi Sugandi dan Conor Allyn, Darah Garuda memasangkan keahlian sinematik dari Penata Sinematografi terhandal di Indonesia, Yadi Sugandi (Lasakar Pelangi, Under The Tree, The Photograph) dengan kekuatan penyutradaraan dinamis dari bintang baru Conor Allyn, yang keahlian berceritanya sebagi penulis dan produser trilogi Merah Putih memadukan drama dan laga dalam cara bertutur gaya gerak memancang. Bersama, Yadi Sugandi dan Conor Allyn berhasil menyutradarai sebuah saga peperangan yang hidup dengan alur cepat di darat, laut, dan udara, yang merupakan film epik terbesar dan paling profesional dalam sejarah bangsa, penuh dengan laga, ketegangan, kejutan dan kelokan, intrik, romansa, humor dan penampilan dramatis oleh para pemain yang mempesona dari bakat terbaik perfilman Asia Tenggara.
Dibesut dalam format 35-milimeter berdurasi 100 menit, Darah Garuda melibatkan ahli perfilman internasional terbaik dalam bidang efek khusus dan tata teknis lain yang berpengalaman di perfilman Hollywood. Sebagian, seperti Koordinator Efek Khusus Adam Howarth (Sving Prite Ryan, Blackhawk Down) dan Ahli Persenjataan John Bowring (The Matrix, The Thin Red Line, Australia, Wolverine), adalah para veteran di film Merah Putih. Dengan tim penyutradaraan baru Yadi Sugandi dan Conor Allyn, Darah Garuda dan film ketiga yang nanti akan muncul dari trilogi ini, Hati Merdeka, membawa ahli-ahli lain seperti Nominator Piala Oscar untuk Tata Rias dan Prostetik Conor O’Sullivan (The Dark Knight, Saving Private Ryan, Braveheart), Koordinator Laga Scott McLean (The Matrix, The Pacific-sekuel terbaru dari Steven Spielberg/Tom Hanks Band Of Brothers), Asisten Sutradara Andy Howard (From Hell, Wanted, Hellboy) dan Teknisi Ahli Efek Khusus Graham Riddell (Robin Hood, Batman Begins, Star Wars I, Band Of Brothers, Kingdom Of Heaven).
Disunting oleh penyunting gambar terbaik Indonesia Sastha Sunu dengan musik oleh komposer peraih penghargaan Thoersi Argeswara yang musiknya dimainkan oleh Beijing Philharmonic Orchestra, Darah Garuda menampilkan sebuah ensemble cast jajaran para bintang: Donny Alamsyah (Fiksi, 9 Naga, Gie), Rahayu Saraswati (Red and White), T. Rifnu Wikana (Kado Hari Jadi, Laskar Pelangi), Lukman Sardi (Quickie Express, Gie), Astri Nurdin (Red and White), Darius Sinathrya (Ungu Violet, D’Bijis, Naga Bonar Jadi 2), Atiqah Hasiholan (Jamila dan Sang Presuden, Ruma Maida), Ario Bayu (Laskar Pelangi, Pintu Terlarang), Rudy Wowor (Red and White, Quickie Express), Alex Komang (Lasakar Pelangi, Pacar Ketinggalan Kereta) dan memperkenalkan aktor cilik Aldy Zulfikar.
Pemenang Film Terbaik, Sutradara Terbaik dan Pilihan Penonton pada Bali International Film Festival 2009 dan pilihan resmi (official selection) pada berbagai festival film di Los Angeles, Amsterdam and Bangkok, Merah Putih disambut oleh VARIETY sebagai “penggambaran yang dibuat dengan baik tentang kelahiran Indonesia sebagai sebuah bangsa dimana penampilan pemain dan visualnya yang kuat mengesankan”. “Epik perang yang menghadirkan ketegangan yang belum pernah terjadi sebelumnya... mendebarkan hati... mencengangkan,” kata koran Jakarta Globe, “Donny Alamsyah konsisten dan brilian.” Kompas memberikan “Dua jempol... film yang sempurna untuk hari kemerdekaan... dengan begitu hidup disutradarai Yadi Sugandi, ditulis oleh Conor Allyn dan Rob Allyn, skenarionya terjalin dengan anggun dan dengan gamblang menampilkan drama dan intrik... elean”.
Koran Jakarta Post menyebutkan bahwa gambar-gambarnya “otentik secara sejarah dengan laga, drama, humor, romansa, tragedi manusia dan cerita personal yang kuat... menginspirasi generasi muda”. SCREEN DAILY menyebutnya sebagai “epic... film terbesar dalam sejarah Indonesia”. Di Cannes, The Hollywood Reporter menyatakan “Merah Putih mengharu biru dalam memotret pemberontak Indonesia yang berjuang melawan penindasan Belanda... film ini telah memenangkan perhatian masyarakat di Indonesia dan Pasifik... Tipe film saga yang membangkitkan semangat raga yang membara, Merah Putih mengalir seperti halnya film-film lama peperangan Amerika... Merah Putih dengan bangga membentangkan scoring musik yang membangkitkan dan menginspirasi, garapan komposer Thoersi Argeswara”. Jawa Pos menyebut Merah Putih sebagai “Drama perang gaya Hollywood yang mengingatkan Indonesia tentang persatuan, pengorbanan dan nasionalisme para Bapak Bangsa”. Sementara Seputar Indonesia dengan sederhana mengatakan, “Perasaan kebanggaan dan cinta terhadap bangsa dibangunkan kembali setelah menonton film ini.”
Film ini menurut produsernya, Hashim Djojohadikusumo, memang ditujukan untuk membangkitkan semangat nasionalisme Indonesia yang dirasa mulai merosot. Hashim berharap film Darah Garuda (Merah Putih II) ini bisa membangkitkan nasionalisme bangsa. Hal tersebut diungkapkannya seusai menampilkan trailer (cuplikan) film tersebut.
“Melalui film ini saya ingin membangkitkan nasionalisme bangsa,” demikian ujar Hashim kepada matanews.com.
Meskipun berasal dari keluarga yang terjun di bidang politik, Hashim membantah adanya tujuan politis dalam pembuatan film trilogi yang keseluruhan ongkos produksinya mencapai angka 60 miliar itu. Ia menilai bahwa film patriotisme semacam ini memiliki makna penting baik dalam dunia perfilman Indonesia maupun dalam menumbuhkan semangat Pancasila.
Meskipun film ini kental dengan nilai-nilai patriotisme bangsa Indonesia, Hashim justru menggandeng sejumlah film maker luar negeri yang telah lama berkecimpung di industri perfilman Hollywood, diantaranya Conor Allyn yang berdampingan dengan Yadi Sugandi sebagai sutradara, Ahli Tata Rias Nominator Piala Oscar Conor O’ Sullivan, Koordinator Laga Scott McLean, Asisten Sutradara Andy Howard, dan Teknisi Ahli Efek Khusus Graham Ridell.
“Harus diakui bahwa dari segi teknis perfilman, orang Indonesia belum memiliki skills seperti mereka (kru film asing di Darah Garuda). Namun ini bisa jadi kesempatan bagi para kru dan pemain untuk belajar dari orang-orang terbaik,” terang Hashim.
Satu hal yang menarik dalam film ini adalah kemunculan Rahayu Saraswati yang juga putri Hashim. Dalam film ini Rahayu berperan sebagai gadis sebatang kara bernama Senja. Meskipun Hashim mengaku ‘ada unsur KKN’ dalam pemilihan karakter Senja yang diperankan oleh putrinya itu, Rahayu berhasil menyabet penghargaan Best Actress dalam ajang bergengsi Bali International Film Festival (BIFF) 2009.
Sebenarnya masih banyak sejarah perang di Indonesia, seperti Serangan Agresi Militer Belanda, Perang Diponegoro, Perang 10 November dan masih banyak lagi. Semoga para sineas mau ngangkatnya kelayar lebar.
Pemain :
Donny Alamsyah
Rahayu Saraswati
Lukman Sardi
T. Rifnu Wikana
Atiqah Hasiholan
Darius Sinathrya
Aryo Bayu
Rudy Wowor
Sutradara :
Yadi Sugandi
Conor Alyyn
Penulis :
Conor Allyn
Rob Allyn
Produser :Conor Allyn, Jeremy Steward
Produksi :Margate House Film
Homepage :http://www.merahputihthefilm.com/darahgaruda.com/index.html
Berceritakan keempat lelaki muda bersatu untuk melancarkan sebuah serangan nekat terhadap kamp tawanan milik Belanda demi menyelamatkan para perempan yang mereka cintai. Para kadet ini terhubung dengan kantor pusat Jendral Sudirman dimana mereka diberi sebuah tugas sangat rahasia di belakang garis musuh di Jawa Barat: sebuah serangan gaya komando pada lapangan udara vital yang dapat membalikkan perlawanan para pemberontak melawan kezaliman yang telah dilakukan Jendral Van Mook pada Agustus 1947.
Kelompok gerilya ini menembus dalam ke Jawa Barat, dimana mereka bertemu dengan kelompok lain dari separatis Islam, juga sekutu baru maupun yang potensial berkhianat: mata-mata kolonial dengan pangkatnya sendiri dan sekutu orang-orang sipil dari jalanan; dan musuh lama yang bertanggung jawab atas intelejen Belanda. Dikepung oleh musuh yang mengelilingi, baik musuh dari luar maupun dari dalam, para pahlawan ini harus bersatu dan saling percaya karena mereka berjuang melawan intrik, perkelahian jarak dekat, pengkhianatan dan kekuasaan luar biasa sebuah maha kekaisaran Eropa, demi mengejar satu tujuan: Kemerdekaan.
Disutradarai oleh Yadi Sugandi dan Conor Allyn, Darah Garuda memasangkan keahlian sinematik dari Penata Sinematografi terhandal di Indonesia, Yadi Sugandi (Lasakar Pelangi, Under The Tree, The Photograph) dengan kekuatan penyutradaraan dinamis dari bintang baru Conor Allyn, yang keahlian berceritanya sebagi penulis dan produser trilogi Merah Putih memadukan drama dan laga dalam cara bertutur gaya gerak memancang. Bersama, Yadi Sugandi dan Conor Allyn berhasil menyutradarai sebuah saga peperangan yang hidup dengan alur cepat di darat, laut, dan udara, yang merupakan film epik terbesar dan paling profesional dalam sejarah bangsa, penuh dengan laga, ketegangan, kejutan dan kelokan, intrik, romansa, humor dan penampilan dramatis oleh para pemain yang mempesona dari bakat terbaik perfilman Asia Tenggara.
Dibesut dalam format 35-milimeter berdurasi 100 menit, Darah Garuda melibatkan ahli perfilman internasional terbaik dalam bidang efek khusus dan tata teknis lain yang berpengalaman di perfilman Hollywood. Sebagian, seperti Koordinator Efek Khusus Adam Howarth (Sving Prite Ryan, Blackhawk Down) dan Ahli Persenjataan John Bowring (The Matrix, The Thin Red Line, Australia, Wolverine), adalah para veteran di film Merah Putih. Dengan tim penyutradaraan baru Yadi Sugandi dan Conor Allyn, Darah Garuda dan film ketiga yang nanti akan muncul dari trilogi ini, Hati Merdeka, membawa ahli-ahli lain seperti Nominator Piala Oscar untuk Tata Rias dan Prostetik Conor O’Sullivan (The Dark Knight, Saving Private Ryan, Braveheart), Koordinator Laga Scott McLean (The Matrix, The Pacific-sekuel terbaru dari Steven Spielberg/Tom Hanks Band Of Brothers), Asisten Sutradara Andy Howard (From Hell, Wanted, Hellboy) dan Teknisi Ahli Efek Khusus Graham Riddell (Robin Hood, Batman Begins, Star Wars I, Band Of Brothers, Kingdom Of Heaven).
Disunting oleh penyunting gambar terbaik Indonesia Sastha Sunu dengan musik oleh komposer peraih penghargaan Thoersi Argeswara yang musiknya dimainkan oleh Beijing Philharmonic Orchestra, Darah Garuda menampilkan sebuah ensemble cast jajaran para bintang: Donny Alamsyah (Fiksi, 9 Naga, Gie), Rahayu Saraswati (Red and White), T. Rifnu Wikana (Kado Hari Jadi, Laskar Pelangi), Lukman Sardi (Quickie Express, Gie), Astri Nurdin (Red and White), Darius Sinathrya (Ungu Violet, D’Bijis, Naga Bonar Jadi 2), Atiqah Hasiholan (Jamila dan Sang Presuden, Ruma Maida), Ario Bayu (Laskar Pelangi, Pintu Terlarang), Rudy Wowor (Red and White, Quickie Express), Alex Komang (Lasakar Pelangi, Pacar Ketinggalan Kereta) dan memperkenalkan aktor cilik Aldy Zulfikar.
Pemenang Film Terbaik, Sutradara Terbaik dan Pilihan Penonton pada Bali International Film Festival 2009 dan pilihan resmi (official selection) pada berbagai festival film di Los Angeles, Amsterdam and Bangkok, Merah Putih disambut oleh VARIETY sebagai “penggambaran yang dibuat dengan baik tentang kelahiran Indonesia sebagai sebuah bangsa dimana penampilan pemain dan visualnya yang kuat mengesankan”. “Epik perang yang menghadirkan ketegangan yang belum pernah terjadi sebelumnya... mendebarkan hati... mencengangkan,” kata koran Jakarta Globe, “Donny Alamsyah konsisten dan brilian.” Kompas memberikan “Dua jempol... film yang sempurna untuk hari kemerdekaan... dengan begitu hidup disutradarai Yadi Sugandi, ditulis oleh Conor Allyn dan Rob Allyn, skenarionya terjalin dengan anggun dan dengan gamblang menampilkan drama dan intrik... elean”.
Koran Jakarta Post menyebutkan bahwa gambar-gambarnya “otentik secara sejarah dengan laga, drama, humor, romansa, tragedi manusia dan cerita personal yang kuat... menginspirasi generasi muda”. SCREEN DAILY menyebutnya sebagai “epic... film terbesar dalam sejarah Indonesia”. Di Cannes, The Hollywood Reporter menyatakan “Merah Putih mengharu biru dalam memotret pemberontak Indonesia yang berjuang melawan penindasan Belanda... film ini telah memenangkan perhatian masyarakat di Indonesia dan Pasifik... Tipe film saga yang membangkitkan semangat raga yang membara, Merah Putih mengalir seperti halnya film-film lama peperangan Amerika... Merah Putih dengan bangga membentangkan scoring musik yang membangkitkan dan menginspirasi, garapan komposer Thoersi Argeswara”. Jawa Pos menyebut Merah Putih sebagai “Drama perang gaya Hollywood yang mengingatkan Indonesia tentang persatuan, pengorbanan dan nasionalisme para Bapak Bangsa”. Sementara Seputar Indonesia dengan sederhana mengatakan, “Perasaan kebanggaan dan cinta terhadap bangsa dibangunkan kembali setelah menonton film ini.”
Film ini menurut produsernya, Hashim Djojohadikusumo, memang ditujukan untuk membangkitkan semangat nasionalisme Indonesia yang dirasa mulai merosot. Hashim berharap film Darah Garuda (Merah Putih II) ini bisa membangkitkan nasionalisme bangsa. Hal tersebut diungkapkannya seusai menampilkan trailer (cuplikan) film tersebut.
“Melalui film ini saya ingin membangkitkan nasionalisme bangsa,” demikian ujar Hashim kepada matanews.com.
Meskipun berasal dari keluarga yang terjun di bidang politik, Hashim membantah adanya tujuan politis dalam pembuatan film trilogi yang keseluruhan ongkos produksinya mencapai angka 60 miliar itu. Ia menilai bahwa film patriotisme semacam ini memiliki makna penting baik dalam dunia perfilman Indonesia maupun dalam menumbuhkan semangat Pancasila.
Meskipun film ini kental dengan nilai-nilai patriotisme bangsa Indonesia, Hashim justru menggandeng sejumlah film maker luar negeri yang telah lama berkecimpung di industri perfilman Hollywood, diantaranya Conor Allyn yang berdampingan dengan Yadi Sugandi sebagai sutradara, Ahli Tata Rias Nominator Piala Oscar Conor O’ Sullivan, Koordinator Laga Scott McLean, Asisten Sutradara Andy Howard, dan Teknisi Ahli Efek Khusus Graham Ridell.
“Harus diakui bahwa dari segi teknis perfilman, orang Indonesia belum memiliki skills seperti mereka (kru film asing di Darah Garuda). Namun ini bisa jadi kesempatan bagi para kru dan pemain untuk belajar dari orang-orang terbaik,” terang Hashim.
Satu hal yang menarik dalam film ini adalah kemunculan Rahayu Saraswati yang juga putri Hashim. Dalam film ini Rahayu berperan sebagai gadis sebatang kara bernama Senja. Meskipun Hashim mengaku ‘ada unsur KKN’ dalam pemilihan karakter Senja yang diperankan oleh putrinya itu, Rahayu berhasil menyabet penghargaan Best Actress dalam ajang bergengsi Bali International Film Festival (BIFF) 2009.
Sebenarnya masih banyak sejarah perang di Indonesia, seperti Serangan Agresi Militer Belanda, Perang Diponegoro, Perang 10 November dan masih banyak lagi. Semoga para sineas mau ngangkatnya kelayar lebar.
Pemain :
Donny Alamsyah
Rahayu Saraswati
Lukman Sardi
T. Rifnu Wikana
Atiqah Hasiholan
Darius Sinathrya
Aryo Bayu
Rudy Wowor
Sutradara :
Yadi Sugandi
Conor Alyyn
Penulis :
Conor Allyn
Rob Allyn
Produser :Conor Allyn, Jeremy Steward
Produksi :Margate House Film
Homepage :http://www.merahputihthefilm.com/darahgaruda.com/index.html
0 Response to "Merah Putih II : Darah Garuda, Darah Pemuda Indonesia"
Posting Komentar
SILAHKAN BERIKAN KOMENTAR ANDA... JANGAN RAGU RAGU DAN MALU MALU, KAMI SIAP MENAMPUNG UNEG UNEG ANDA TENTANG POSTINGAN MAUPUN TAMPILAN BLOG KAMI... SEBELUM DAN SESUDAHNYA KAMI UCAPKAN THANK YOU SO MUCH..!