Rumah Dara: Bunda Horor Akhirnya Turun Gunung

Setelah beberapa kali mengalami perubahan tanggal rilis di Indonesia, film thriller karya The Mo Brothers akhirnya beredar juga di bulan pertama tahun 2010 ini. Pergantian judul juga terjadi pada film yang sebelumnya diberi titel “Macabre” ini, mungkin karena dianggap kurang komersil dan susah dilafalkan. “Rumah Dara(h)” akhirnya jadi pilihan untuk memanggil film gory Indonesia paling ditunggu2 ini, bagi yang kurang familiar bisa saja saja menebak judul baru tersebut sebagai film lanjutan dari “Ruma(h) Maida”, mungkin.
Membawa atmosfir baru ditengah peta perfilman horor Indonesia yang selalu diisi oleh tipe n kondisi yang itu2 aja, film ini adalah slasher murni yang bener2 setia pada jalurnya, alias ga selingkuh dengan terlalu banyak wanita yang hobi menjual aurat (cth: Air Terjun Pengantin). Debut film panjang dua pembuat film bertalenta ajaib Kimo Stamboel dan Timo Tjahjanto ini udah dapet banyak backing-an atas kualitasnya, bahkan dari pengamat film internasional. Situs2 review film luar negeri seperti Variety, FilmSchoolRejects dll udah menunjukkan kesukaan mereka pada “Macabre” alias “Rumah Dara”. Makanya keterlaluan banget kalo kita ga bisa memberikan apreasiasi lebih, padahal film2 horor kelas kacangan aja masih bisa mendapat penonton dalam jumlah lumayan besar.
Sang aktris utama Shareefa Danish, yang berhasil menghadirkan sosok kejam Dara dengan begitu meyakinkan, juga berhasil membawa pulang penghargaan aktris terbaik dari Puchon Film Festival di Korea Selatan. Ternyata bukan hanya mampu tampil konyol di The Coffee Bean Show, Danish juga menunjukkan potensi dan bakat besar untuk menggantikan posisi ratu horor di tanah air lewat film ini. Buktikan aja, siapa yang ga merinding melihat sosok, mimik wajah dan mendengar suara berat yang disematkannya pada karakter ibu Dara.Cerita dimulai dengan memperkenalkan kita pada banyak tokoh, mulai dari Adjie dan istrinya Astrid yang sedang hamil tua, juga teman2 mereka yaitu Jimi, Alam dan Eko. Ada lagi adik Adjie, Ladya yang masih menyimpan rasa sakit hati pada sang kakak atas peristiwa di masa lalu. Saat menelusuri jalanan sepi ditengah hujan lebat, mobil yang ditumpangi para tokoh ini terhenti karena sosok wanita misterius yang mengaku habis dirampok tiba2 muncul. Rasa kasihan membuat mereka tidak tega untuk tidak mengantar sang wanita yang ternyata bernama Maya itu ke tempat kediamannya. Sesampainya mereka disana, sebuah rumah tua, besar dan cukup menyeramkan, segera kita dipertemukan dengan sang ibu Dara yang diakui Maya sebagai ibu kandungnya. Untuk mengungkapkan rasa terima kasih karena telah mengantar anaknya, Dara pun menjamu para tamu penolong itu. Tak kuasa menolak, tanpa sadar Adjie dkk telah masuk dalam perangkap laba2 beracun penghuni rumah tersebut. Ternyata selain Maya, ibu Dara masih punya anak2 yang lain yaitu Adam dan Armand. Dan ternyata mereka pun sama sakit jiwanya seperti ibu dan saudari mereka. Jadi siapakah yang bisa lepas dari perangkap maut sang pemilik rumah Dara yang haus dara dan daging manusia segar ini. Tonton sendiri untuk mengetahuinya, tapi dengan syarat harus kuat jantung dan perut, karena begitu banyak adegan berlumuran darah yang bakalan memperlihatkan betapa sadisnya kasus2 mutilasi yang sebelumnya hanya kita dengar lewat siaran berita di televisi.Cerita yang digulirkan disini sebenarnya cukup standar dan mungkin adalah plot ideal bagi film bertema sejenis, tapi akting total para pemain dan kemampuan para sineas mengatur intensitas setiap adegan yang benar2 membuat “Rumah Dara” begitu menghibur sekaligus layak untuk ditonton. Spesial efek terutama di segi make-up juga tampil total dan tidak berkesan murahan. Sama sekali ga kalah bila dibandingkan dengan yang ditampilkan dalam film slasher kelas Hollywood seperti “Saw”, “Friday the 13th” dll. Salut buat Mo Brothers yang berhasil menunjukkan profesionalisme mereka di film debut ini. Salut juga buat keberanian mereka untuk mendobrak keklisean dan mengambil resiko, dengan melepaskan sosok monster Dara yang tampaknya pantas jadi ikon horor baru di tanah air.

Legion : Malaikat Ala Terminator

legion



Bumi kembali mendapatkan ancaman kiamat. Kali ini berasal dari para malaikat yang diperintahkan Tuhan. Mengapa ini bisa terjadi ?

“Bagaimana jika Tuhan kehilangan kepercayaan pada umat manusia ? “

"Terakhir kali Tuhan kehilangan kepercayaan terhadap manusia, Dia mengirimkan banjir. Kali ini, Dia mengutus malaikat," kata malaikat Michael, yang dimainkan Paul Bettany ("The Da Vinci Code").

Ketika perkembangan peradaban di bumi semakin hari makin mengenaskan. Teknologi berkembang pesat sementara nilai-nilai luhur agama mulai terlupakan. Orang tak lagi melihat nilai agama itu sebagai sebuah nilai yang relevan. Teknologi modern telah menggantikannya. Tuhan kehilangan kepercayaan pada umat manusia. Kemudian Tuhan pun memutuskan sudah saatnya bumi dibersihkan seperti jaman Nabi Nuh. Dengan mengerahkan para malaikat sebagai penghakiman, Tuhan menumpahkan murkanya untuk memusnahkan populasi dunia.
legion
Tuhan lantas memerintahkan para malaikatnya untuk turun ke bumi dan memusnahkan seluruh umat manusia agar bumi bisa diselamatkan. Kehidupan baru akan menggantikan kehidupan lama yang sudah mengalami dekadensi dan tak lagi bisa diselamatkan.

Dipimpin Gabriel (Kevin Durand) para malaikat pun turun untuk melaksanakan tugasnya, kecuali satu malaikat yang tak sependapat dengan Tuhan yaitu Michael. Michael (Paul Bettany) menganggap umat manusia masih punya harapan.

Micheal, Mikhael atau Mikail , dibanyak kepercayaan dikenal sebagai malaikat pelindung manusia, penghulu malaikat, pemimpin bala tentara surga, penjaga gerbang surga, panglima bala tentara Tuhan, malaikat yang mengatur angin, menurunkan hujan/petir, membagikan rezeki pada manusia, tumbuh-tumbuhan juga hewan-hewan dan lain-lain di muka bumi ini. Ia tidak pernah tertawa semenjak neraka diciptakan

Michael pun turun ke bumi, bukan untuk mengemban tugas dari Tuhan namun untuk menyelamatkan umat manusia. . Dalam keputusasaannya, Michael memimpin sekumpulan orang menuju ke New Mexico, untuk melindungi seorang pramusaji muda Charlie. Satu-satunya harapan Michael adalah jika ia bisa menyelamatkan Charlie (Adrianne Palicki). Konon, Charlie sedang mengandung seorang bayi yang nantinya akan menjadi juru selamat bagi seluruh umat manusia.

Aksi seru dimulai ketika Jeep Hanson (Lucas Black) seorang pemuda yang bekerja untuk ayahnya di sebuah restauran di tengah gurun yang sepi kedatangan tamu misterius. Gurun yang biasanya sunyi, hari itu harus mencekam karena kedatangan mahluk yang telah dirasuki oleh para malaikat yang memiliki misi untuk membunuh Charlie (Adrianne Palicki), seorang wanita yang dalam kondisi hamil tua.
legion
legion
Disutradarai oleh guru efek visual Scott Stewart (Iron Man, Night at the Museum, Superman Returns), "Legion" meletakkan manusia melawan gerombolan hamba setan - malaikat yang jatuh, yang Tuhan biarkan untuk memilih cara mereka sendiri setelah Ia kehilangan iman pada manusia.

Difilm ini dicuatkan karakter Bettany, yang tampaknya memutuskan untuk memutus rantai yang mengikat dirinya kepada Tuhan dan memihak umat manusia sekaligus melindungi seorang anak yang belum lahir - "satu-satunya harapan umat manusia untuk bertahan hidup."

Paul Bettany mengaku punya kepribadian ganda. Untungnya ini bukan dalam arti harfiah namun lebih pada kemampuannya berperan dalam dua jenis film yang saling bertolak belakang. Sebelumnya, Paul lebih banyak bermain dalam film serius namun Legion adalah film laga yang identik dengan aktor dengan kemampuan pas-pasan."Soal akting, saya sepertinya punya dua kehidupan. Saya senang bermain dalam film CREATION di mana saya berperan sebagai Charles Darwin tapi jujur saja saya juga menikmati film-film laga seperti PRIEST dan LEGION," ujar Paul Bettany seperti dikutip dari FemaleFirst.Tapi tentu saja ada harga yang harus dibayar Paul saat membintangi film laga seperti Legion. Film ini lebih mengandalkan kegiatan fisik ini benar-benar menguras tenaga Paul. Terlepas dari rasa lelah saat produksi film ini, Paul tetap menikmati masa-masa syuting dan bahkan memaksa untuk melakukan sendiri adegan-adegan berbahaya dalam film itu meski sutradara sudah menawarkan aktor pengganti.
Paul Bettany keberatan menggunakan peran pengganti dalam film ini. Masalahnya film ini adalah film laga pertama Paul dan ia menganggap tak ada gunanya ia bermain dalam film laga jika ia tidak melakukan sendiri adegan-adegan berbahaya yang akan ditampilkan dalam film ini.
legion
"Sebenarnya tak ada yang perlu dibesar-besarkan. Hanya saja menurut saya ini adalah film laga pertama saya jadi kalau saya tidak ikut melakukan adegan berbahaya itu lantas apa yang akan saya lakukan?" ujar Paul saat ditanya mengenai perannya dalam film yang disutradarai oleh Scott Stewart ini.

Paul Bettany melakukan hampir semua adegan berbahaya kecuali dua adegan yang terlalu berbahaya hingga pihak studio benar-benar tak mengijinkan Paul melakukannya. "Saya sendiri yang melakukan adegan-adegan berbahaya itu. Hampir semuanya saya lakukan sendiri kecuali dua adegan yang benar-benar berbahaya dan saya dilarang melakukannya," lanjut Paul kemudian.

Legion juga dibintangi oleh Dennis Quaid (G.I. Joe: Rise of the Cobra) dan Tyrese Gibson (Transformers: Revenge of the Fallen)

"Film ini sebagian adalah film laga, thriller supernatural, sebagian horor. Ada beberapa karakter drama yang baik di dalamnya. Ini tentang beberapa ide besar, agak menakutkan, tapi saya harap bahwa itu hanya yang menyenangkan roller coaster yang mengasyikkan," kata Stewart.


Meskipun menurut Stewart film itu "bukan film religius," namun beberapa kritik telah melabelnya sebagai film bertema Kristen, terutama karena referensi alkitabiah - meskipun kacau.

Namun, seperti dikatakan Stewart, film ini - yang disebut campuran "Terminator dan Exorcist" -- "benar-benar tentang malaikat dengan senapan." Menarik untuk diikuti akhir kisahnya.

Legion merupakan sebuah film thriller fantasi mengenai Apokalipse yang menjadi lonceng pengingat kita. Kadang kala dengan teknologi dan zaman yang berkembang pesat kita lupa dengan moral - moral dan nilai-nilai luhur agama yang dapat membuat dunia jadi damai.

Pemain :
Paul Betthany
Lucas Balck
Dennis Quaid
Tyrese Gibson
Adrianne Palicki
Kate Walsh

Sutradara : Scott Steward

Penulis :
Scott Steward
Peter Schink

Produser :
David Lancester
Michel Litvak

Produksi :Screem Gems

Homepage :http://www.legionmovie.com/

Raging Phoenix: Laga Memukau Sang Putri Film Aksi Asia

Penggemar film2 aksi seni bela diri di Indonesia pasti akan menemukan alasan untuk merayakan bangkitnya kembali tema ini di kancah perfilman tanah air. Hal itu disebabkan oleh hadirnya aktor muda Iko Uwais yang berhasil menampilkan aksi2 beladiri Pencak Silat yang memukau dalam “Merantau”. Bahkan di peta internasional, Iko udah dibanding2kan dengan bintang beladiri Thailand yang lebih senior dan ngetop seperti Tony Jaa. Sekarang, tinggal cari bintang cewek aja yang mampu mengimbangi Jija Yanin yang masih menonjol sebagai satu-satunya aktris muda dengan stunt dan talenta beladiri diatas standar. Setelah tampil dalam debut yang cukup membanggakan dalam “Chocolate”, sebuah film yang bahkan sanggup memikat sutradara sekaliber Quentin Tarantino, Jija hadir lagi dalam film keduanya yang berjudul “Raging Phoenix”.

Dan ternyata gue lebih menikmati “Raging Phoenix” dibandingkan “Chocolate”, yang gue rasa masih punya banyak ruang untuk bisa dimaksimalkan, terutama di departemen penyuntingan yang tidak cukup memberikan keadilan bagi perkembangan karakter Jija. Namun, film itu memungkinkannya untuk menampilkan seluruh rangkaian aksi dan stunt dengan baik. Dalam film yang satu ini, karakter dan aksi berjalan cukup seimbang. Seni bela diri yang disajikan di Phoenix jelas masih berpegang pada Muay Thai di dalamnya, dengan eksploitasi pada serangan siku dan lutut untuk melumpuhkan lawan2nya. Meskipun begitu kali ini koreografer cukup cerdas dengan menggabungkan beberapa gerakan hip-hop dan break dance ke dalam seni Muay Thai tadi. Mungkin kamu2 udah pernah nonton film bertema dance, dan udah pastinya familiar dengan beberapa gerakan yang sering ditampilkan disana, hebatnya hal2 itu difilm ini benar2 bisa diterjemahkan menjadi aksi2 mematikan untuk melumpuhkan serangan musuh. Bahkan saking piawainya Jija dan teman2 menerjemahkan keinginan koreografer dan sutradara, kita kadang tidak akan merasa bahwa beladiri yang dipertunjukkan adalah adalah penggabungan dua bentuk seni yang berbeda tadi, paling tidak sampai saat lagu hip hop Thailand Yong-Wai berhenti bermain.

Dari segi penceritaannya sendiri, agak sedikit berbeda dari kebanyakan, meskipun masih ada beberapa adegan2 melodramatis yang hanya berguna untuk memanjang2kan durasi saja. Narasi dalam “Raging Phoenix” berjalan seperti judulnya, di mana dimulai sangat lambat dan dalam beberapa hal cukup terasa membosankan, sebelum akhirnya bertransformasi menjadi bentuk yang lebih indah dan memukau, tepat setelah cerita mendapat Deu, karakter yang diperankan Jija, diselamatkan dari cengkeraman kejahatan Jaguar Gang, seseorang yang misinya adalah untuk menculik gadis-gadis dengan feromon yang unik. Diangkat menjadi anak didik Sanim (Kazu Patrick Tang), Dog, Pig dan Bull, dan agak terbelit dengan masalah ritual inisiasi kemudian, Deu akan diterima di sebuah kelompok yang anggotanya juga mencari Jaguar untuk menuntaskan dendam mereka masing-masing.

Pada kelanjutannya, “Raging Phoenix” tak berubah menjadi pertunjukan bagi Jija seorang, yang berarti Jija juga menyediakan ruang untuk rekan2nya dalam film ini bersinar, apalagi karakter yang diperankannya adalah pemula dalam bidang bela diri, dan harus bergantung pada tokoh2 lain untuk menyelamatkan dirinya pada awal cerita. Dilain sisi, agak sedikit mengecewakan bagi para penggemarnya karena kita semua tahu bahwa gadis ini benar-benar memiliki keahlian yang sudah tidak diragukan. Meskipun begitu, semuanya terasa impas saat dia akhirnya muncul dengan aksi2 yang mengundang decak kagum itu. Dengan tatanan rambut baru dan figurnya yang cute, Jija kali ini juga harus memainkan peran romantis ketika subplot yang melibatkan cinta tak terbalas kepada pelatihnya Sanim digelar.

Sekuen2 pertarungan disini tampaknya juga telah dipengaruhi oleh editing cepat ala MTV yang saat ini sedang jadi trend sendiri. Meskipun begitu beberapa gerak lambat juga tetap diselipkan ketika diperlukan untuk memungkinkan para penonton dalam mencerna setiap adegan stunt dengan baik. Setiap adegan perkelahian dibungkus dengan cukup baik, terutama ketika sutradara Rashane Limtrakul memutuskan untuk menunjukkan betapa dekat dan realistisnya aksi para aktor dan kru stuntmen dalam mewujudkan setiap pukulan, tonjokan, dan tendangan. Saya berpikir tadinya film akan banyak disensor mengingat bagaimana sang pembuat film benar2 berusaha mewujudkan slogan film ini yaitu "perkelahian nyata dan cedera nyata". Tapi surprisenya ternyata sama sekali tidak ada.

Akhirnya, “Raging Phoenix” bukanlah sebuah film yang sempurna, tetapi ini adalah sebuah tonggak sejarah lainnya bagi Jija Yanin untuk membuktikan apa yang dia bisa lakukan. Panggil gue seorang penggemar karena gue sangat menyukai film-nya dan tidak bisa menunggu untuk melihat Jija di lebih banyak film action!

The Most Anticipated Movies of 2010

2009 sudah berakhir dengan tontonan2nya yang telah menghibur banyak penggemar film, saatnya sekarang kita menyambut tahun 2010 dengan film2 yang tetap menjajikan pengalaman yang tidak kalah seru. Dengan teknologi yang semakin canggih, tentunya akan juga menciptakan penampilan film yang lebih memukau lagi. Tapi apakah ada film yang sanggup mengguncang dan menciptakan rekor baru di dunia hiburan layar lebar ini? Karena daftar dibawah ini berkiblat pada perfilman internasional, apakah ada yang bisa mencapai prestasi teratas yang masih dipegang oleh “Titanic” dan “The Dark Knight”? Atau adakah yang bisa mengekor pencapaian sinematik yang telah dipatok oleh “Avatar” dipenghujung tahun kemarin? Tentunya masih butuh pembuktian seiring perjalanan kita nanti mengarungi tahun 2010 yang penuh harapan ini. Ok, berikut adalah cuplikan dari beberapa film2 pilihan paling ditunggu2 tahun ini.

“The Wolfman”
Rilis: Februari 2010
Kembali di tahun 1941, sebuah film telah membuat penonton terpesona dengan gambarannya akan legenda manusia serigala. Dan di tahun 2010 ini, sebuah remake dari film yang sangat berpengaruh tersebut akan melahirkan sebuah pengalaman sinematik penuh teror dalam efek make up canggih "The Wolfman". Sementara masih berpegang setia pada alur cerita asli, versi yang baru tentunya akan didukung dengan efek khusus yang lebih memukau, terutama bagi transformasi sang tokoh utama Lawrence Talbot. Begitu juga dengan bakat besar para bintangnya, seperti Benicio del Toro, Anthony Hopkins dan Emily Blunt. Dan film ini juga memiliki satu hal yang berbeda dari versi aslinya yaitu rating dewasa yang berarti akan ada banyak darah dan adegan sadis, meskipun mungkin versi yang ditayangkan di bioskop Indonesia telah tercederai oleh gunting sensor.

“Alice in Wonderland”
Rilis: Maret 2010
Bersiaplah kembali untuk menikmati pengalaman visual yang penuh daya magis dalam penggambaran dunia khayal yang begitu indah dalam "Alice in Wonderland". Apakah film 3D sutradara Tim Burton ini akan mampu menyaingi popularitas “Avatar” nya James Cameron? Mencoba mengangkat kembali dongeng anak2 yang begitu populer itu, film ini adalah kreasi unik yang merupakan penggabungkan antara live-action dan animasi CGI canggih. Walaupun premisnya menjanjikan kesegaran namun masih tetap mempertahankan ciri khas klasik cerita karangan Lewis Caroll. Juga akan ada kejutan yang menarik mengingat bahwa versi ini mengambil masa sepuluh tahun setelah Alice mengunjungi dunia ajaib itu. Belum lagi barisan nama besar yang mendukung film ini seperti Johnny Depp, Helena Bonham Carter, Michael Sheen, Allan Rickman dan Anne Hathaway.

“Clash of the Titans”
Rilis: Maret 2010
Apabila anda mencari sebuah film tentang mitologi Yunani yang sempat populer di era 80-an itu, "Clash of the Titans" pasti akan menjadi satu tontonan yang patut ditunggu. Sebuah remake dari karya besar tahun 1981, petualangan fantasi yang berasal dari kreasi sutradara "The Incredible Hulk" Louis Letterier ini akan mengangkat kembali mitos kepahlawanan pejuang yunani bernama Perseus. Bintang utama "Avatar", aktor asal Australia yang sedang naik daun Sam Worthington kembali akan menunjukkan kemampuan aktingnya yang tentunya kali ini akan bertumpu sepenuhnya pada penampilan fisik aslinya. Tim efek khusus juga telah mempersiapkan CG-berlimpah yang akan lebih menghidupkan penampilan para monster legendaris yang diantaranya adalah Medusa dan Kraken.

“Kick-Ass”
Rilis: April 2010
Orisinalitas adalah salah satu faktor kunci yang akan memikat orang ke dalam apa yang akan ditawarkan film bertajuk "Kick-Ass" ini. Berdasarkan pada terobosan buku komik karya Mark Millar dan John Romita, Jr, film ini akan menampilkan sosok2 superhero yang unik dan lain dari yang lain. Walaupun, sudah ada beberapa film yang berusaha mewujudkan hal serupa seperti “Hancock”, “Watchmen” atau “Mystery Men”, kita lihat saja sebagaimana unik dan beda film satu ini nantinya. Alih-alih memiliki pahlawan dengan kekuatan super, cerita akan menawarkan realitas konyol para pahlawan berkostum atau superhero wannabe. Sama seperti komik aslinya, film yang telah dianugerahi rating dewasa ini akan menghidangkan gambar2 penuh darah dan kekerasan khas Miller, tetapi juga tidak ketinggalan humor2 yang siap mengocok perut anda. Apabila Superman punya kekuatan luar biasa, Spider-Man memiliki jaring supernya, dan Batman punya senjata2 canggih, tentunya bakalan menarik banget melihat bagaimana kehidupan nyata dan pertempuran para pahlawan super melawan penjahat tanpa kekuatan adidaya sama sekali.


“A Nightmare on Elm Street”
Rilis: April 2010
Sedang mood untuk menonton teror horor sosok hantu legendaris? Freddy Krueger, salah satu karakter paling menakutkan Hollywood, akan kembali menghantui layar lebar dalam versi terbaru "A Nightmare on Elm Street". Kali ini, si iblis cacat pengacau mimpi itu tidak akan main2 lagi dalam menyebarkan terornya bahkan produser Brad Fuller telah memperingatkan penonton bioskop untuk "tidak jatuh tertidur atau Anda akan mati." Akan menarik untuk melihat bagaimana CGI dan teknologi baru lainnya akan digunakan untuk menjelajahi kemungkinan2 baru dalam versi reka ulang cerita klasik ini. Dan, jika Jackie Earle Haley masih belum berhasil membuat bulu kuduk anda merinding lewat penggambarannya pada sosok bertopeng Rorschach dalam “Watchmen” ataupun pedofilia Ronnie McGorvey di "Little Children", maka bersiaplah untuk merinding disko di tepi tempat duduk anda dengan penampilannya disini.

“Iron Man 2”
Rilis: Mei 2010
Ketika "Iron Man" keluar pada tahun 2008, tidak banyak yang berani untuk membayangkan bahwa film adaptasi komik Marvel itu akan menjadi sebesar seperti sekarang ini. Tidak hanya mendapat review yang sangat positif dari kritikus film, si superhero berkostum baja itu malah menjadi film dengan pembukaan terbesar ketiga di belakang dua sekuel yang sangat dinantikan "Indiana Jones and The Kingdom of the Crystal Skull" dan "The Dark Knight". Dengan sukses besar itu, tidak heran Marvel kemudian langsung semangat merancang sekuelnya ini. Bertujuan untuk mendapat respon serupa, mereka akan menghadirkan "Iron Man 2" dengan lebih banyak daya tarik yang lebih menggiurkan. Selain para bintang tetap, film ini akan menampilkan banyak pendukung baru yang tidak kalah keren, seperti Mickey Rourke, Scarlett Johansson, Sam Rockwell, Samuel L. Jackson, dan Don Cheadle. Penampilan pertama War Machine yang banyak ditunggu fans komiknya juga menjadi hal berharga lain yang ditawarkan film ini.

“Robin Hood”
Rilis: Mei 2010
Bersama dengan semakin majunya teknologi perfilman, tapi tampaknya justru ide cerita yang semakin mengalami kemunduran. Dari sekian film yang telah gue hadirkan diatas, sebagian besar adalah karya remake, begitu juga dengan yang berikut ini. Meskipun begitu "Robin Hood" ini awalnya direncanakan untuk menyajikan sang pangeran pencuri sebagai baddie dan Sheriff Nottingham sebagai sang tokoh baik. Tapi, film yang merupakan ajang reuni sutradara Ridley Scott dan sang aktor terbaik Oscar Russell Crowe dari "Gladiator" itu akan menjanjikan petualangan baru penuh aksi gila2an dan epik, yang mencampur sang sosok legendaris dengan figur Maximus Crowe. Bagi mereka yang meragukan film ini, Crowe telah mengatakan kalau, "Dunia tidak membutuhkan versi biasa Robin Hood. Jika kita harus menyajikan lagi ceritanya, kita harus menjadikannya lebih sangar dan gila. Jadi, ini haruslah jadi versi cerita terbaik yang pernah dibuat, kalau tidak saya harusnya melakukan sesuatu yang lain. "

“Prince of Persia: Sands of Time”
Rilis: Mei 2010
Berikut ini tentunya adalah salah satu film yang paling dinanti2 penggemar permainan video game, "Prince of Persia: Sands of Time". Datang dari tangan dingin produser Jerry Bruckheimer, aksi fantasi ini akan membawa kita kepada kehidupan dan petualangan penuh fantasi si anak jalanan yang berubah menjadi pangeran, Dastan. Rencananya versi layar lebar ini tidak lantas total menjadi hasil adaptasi penuh dari versi gamenya. Sebaliknya, film akan mengambil unsur2 kerennya permainan Prince of Persia dan kemudian menghasilkan jalan cerita yang benar2 baru. Jake Gyllenhaal dan Gemma Arterton berada di belakang sosok Dastan dan Tamina, sementara Ben Kingsley akan menghidupkan sosok bangsawan jahat Nizam. Dari apa yang telah dijanjikan oleh trailernya, akan ada banyak adegan menarik antara dua karakter utamanya tanpa meninggalkan aksi2 seru dan memikat dari versi aslinya.

“The A-Team”
Rilis: Juni 2010
Again a remake! Adaptasi serial televisi tepatnya, siapa yang bisa melupakan Hannibal dan tim sampah masyarakat Faceman, Murdock dan BA dengan aksi gila2an mereka? Bersama-sama mereka telah membuat banyak mata terpaku pada layar kaca selama bertahun-tahun. Pada tahun 2010, keempat prajurit penuh keberuntungan tersebut akan melenggang menuju ke layar lebar dalam versi modern "The A-Team". Tapi jangan mengharapkan mereka sebagai veteran perang Vietnam seperti versi lawasnya, tapi yang namanya modernisasi telah merubah mereka menjadi sekelompok veteran Perang Irak. Aktor yang sedang naik daun seperti Liam Neeson (Taken), Bradley Cooper (The Hangover), serta pendatang baru, Sharlto Copley (District 9) dan Quinton Jackson, yang masing2 memiliki kisah sukses lewat film mereka di tahun 2009, akan berada di belakang karakter akrab tadi. Beberapa wajah para senior juga diharapkan untuk muncul sebagai cameo disini. Untuk menambah kesegaran dari karya sutradara "Smoking Aces", Joe Carnahan, ini adalah aktris super seksi Jessica Biel.

“Jonah Hex”
Rilis: Juni 2010
Menggabungkan aksi western dengan penjahat2 dari dunia supranatural, maka anda akan mendapatkan judul "Jonah Hex" disana. Berdasarkan satu komik sukses milik DC Comics, film ini akan menyajikan petualangan sang karakter antihero, koboi dengan sikap seperti Clint Eastwood dan muka menyerupai wajah musuh Batman Two-Face. Tidak banyak yang bisa dibagikan tentang cerita apa yang akan disajikan “Jonah Hex” untuk saat ini. Tapi fakta bahwa aktor film terbaik Oscar "No Country for Old Men" Josh Brolin yang akan menghidupkan sosok karakter utama dengan aksi2 brutalnya, adalah umpan yang cukup besar. Jika masih ada yang berkata kurang cukup, tenang aja karena bakal ada yang akan lebih memuaskan para cowok yaitu bintang super hot dari "Transformers: Revenge of the Fallen" yaitu siapa lagi kalo bukan Megan Fox, yang akan memegang peranan sebagai pelacur bersenjata api.

“The Last Airbender”
Rilis: Juli 2010
Ditahun 2010, tampaknya para penggemar serial Nickelodeon yang telah memenangkan beberapa penghargaan serial TV yaitu "Avatar: The Last Airbender" juga akan terpuaskan. "The Last Airbender" tanpa Avatar agar menghindari kesaruan dengan film tahun 2009 kemarin, akan menghidupkan para karakter kartun populernya dari tokoh heroik Aang hingga si menyebalkan Pangeran Zuko dengan bantuan beberapa wajah-wajah segar di Hollywood. Bintang muda asal India yang angkat nama sejak "Slumdog Millionaire" menjadi begitu populer, Dev Patel, akan menjadi si wajah dingin Zuko. Yang lebih menarik disini adalah keterlibatan sutradara M. Night Shyamalan karena dia telah melanggar zona nyamannya di genre supranatural dan mengomandani film penuh aksi kungfu ini. Apakah ia akhirnya akan menjadikan serial ini makin dicintai atau malah dibenci oleh para penggemarnya di seluruh dunia?

“Inception”
Rilis: Juli 2010
Sedikit yang telah dibongkar tentang "Inception", kecuali bahwa film ini akan menggambarkan sebuah ide unik tentang "Aksi fiksi ilmiah kontemporer yang mengambil setting arsitektur dalam pikiran". Satu ide paling fresh dan orisinal satu2nya dalam daftar ini. Trailer yang telah dirilis juga tidak banyak membantu untuk memastikan cerita seperti apa yang akan disajikan film ini, tapi visualnya yang keren telah menjadi nilai jual yang cukup baik, belum lagi dari sisi pemeran dan sutradaranya. Misteri yang telah dihidupkan film ini telah benar-benar meningkatkan harapan penonton, kurang lebih sama dengan film terlaris kedua sepanjang masa “The Dark Knight” hasil karya sang sutradara Christopher Nolan, dalang di balik "The Inception" ini juga. Terlebih lagi Nolan telah berhasil mengumpulkan barisan bintang yang mengesankan, yang terdiri dari Leonardo DiCaprio, Marion Cottilard, Ken Watanabe dan Ellen Page di antara banyak lainnya.


“The Expendables”
Rilis: Agustus 2010
Pecinta film aksi pasti akan menunggu2 waktu rilis karya terbaru Sylvester Stallone ini. "The Expendables" telah mendapat formula kemenangannya hanya dari daftar impresif para bintang pendukungnya saja. Pantas disebut salah satu karya ambisius, film ini bakal menghadirkan aksi2 seru dari para bintang laga kelas atas seperti Jet Li, Jason Statham, Mickey Rourke, Dolph Lundgren, Steve Austin dan Randy Couture. Belum lagi cameo menjanjikan yang akan diwarnai oleh Bruce Willis, Danny Trejo, hingga Arnold Schwarzenegger. Ceritanya mengenai sebuah tim tentara bayaran yang dikirim ke Amerika Selatan dalam sebuah misi untuk menggulingkan seorang diktator. Dipastikan adegan2 tinju berkelahi, tembak menembak dan ledakan akan berlimpah ruah disini. So, it’s the hugest action film ever made that we’ve been waiting for?

“Harry Potter and the Deathly Hallows: Part I"
Rilis: November 2010
Penyihir muda Harry Potter dan teman-teman setia akhirnya memasuki tahap akhir pertempuran antara kebaikan dan kejahatan dalam bagian pertama episode ketujuh serial laris ini. Tapi tanpa sang kepala sekolah Hogwarts tercinta berada di sekitar untuk melindungi mereka lagi, apakah mereka mampu menyusun puzzle petunjuk kepada kehancuran Lord Voldemort? Harry baru akan beraksi kembali tepatnya satu tahun lebih setelah "Harry Potter and the Half-Blood Prince" menjadi salah satu film terlaris tahun 2009 kemarin. Akan sangat menarik untuk melihat bagaimana sutradara David Yates menerjemahkan petualangan final untuk menemukan semua Horcruxes yang tersisa ini di layar lebar, terlebih lagi dimanakah dia akan memenggal ceritanya nanti.

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme